Sabtu, 27 Juli 2013

Bella Saphira, Mualaf menjadi istri jendral

Ini Dia Calon Suami Bella Saphira  
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Teka-teki siapa calon suami aktris Bella Saphira (40) terkuak. Perempuan bernama panjang Bella Saphira Veronica Simanjuntak ini kabarnya akan dinikahi oleh Mayor Jenderal Agus Surya Bakti (52) yang kini menjabat sebagai Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi, BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme).
Ini Dia Calon Suami Bella SaphiraBella dan Agus akan melangsungkan pernikahan yang rencananya digelar di Binjai, Sumatera Utara, tepat pada hari perayaan kemerdekaan 17 Agustus.
Kota Binjai adalah kampung halaman jenderal bintang dua tersebut. Mereka akan menikah di rumah orang tua Agus. Menurut sebuah sumber yang dikutip Tribunnews.com dari Harian Warta Kota, resepsi akan digelar akhir Agustus 2013.
Sebenarnya, ketika Bella menyatakan sebagai muslimah di Masjid Istiqlal pada 26 Juli 2013, Agus yang bertubuh tegap, berpeci, dan mengenakan baju koko warna putih mendampingi Bella.
Pria lulusan Akademi Militer (Akmil) Magelang pada 1984 itu berada di seberang Bella, ketika calon istrinya itu mengucapkan dua kalimat syahadat. Hal ini luput dari perhatian media.
Prof Dr KH Ali Musthafa Yakub waktu itu mengatakan, ada seorang yang menghubungi dirinya. "Kebetulan saya kan bergabung di BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Teroris) dan ada pihak dari sana yang meminta saya. Permintaan itu dilakukan di sini pada hari Jumat, sejak Senin pada 22 Juli lalu," kata Ali seperti dikutip Tempo.co, Selasa (30/7).
Ali saat itu mengelak Bella didampingi calon suaminya, yang diketahui belakangan bernama Agus Surya Bakti. "Yang jelas, perempuan tadi didampingi oleh beberapa keluarganya yang muslimah. Tapi saya tidak tahu persis," kata Ali.

Bella Saphira Ucapkan Dua Kalimat Syahadat Tanpa Paksaan

Bella Saphira (Foto: Agus Apriyanto/Kapanlagi)TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bella Saphira hadir di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (26/7/2013) pagi. Artis 39 tahun itu meminta untuk diIslamkan alias menjadi muallaf.
Tepat pukul 10.00 wib, Bella masuk ke ruang utama masjid termegah di Asia Tenggara itu. Bella mengenakan pakaian muslim berwarna hijau muda lengkap dengan kerudung yang menutupi kepalanya.
Dengan lantang,Bella mengucap dua kalimat syahadat menirukan ucapan sang ustaz. Dengan tegas pula, Bella membacakan artinya.
 "Insya Allah saya siap. Bukan karena paksaan," tandas Bella. (Okki/Tabloidnova.com)

Bella Saphira

 Bella Saphira (© TribunNews, Tempo)Bella Saphira (© TribunNews, Tempo)

Dian Sastro

Bella Saphira (© TribunNews, Tempo)
Bella Saphira (© TribunNews, Tempo)

Dian Sastrowardoyo
CITA-CITA JADI IBU RUMAH TANGGA

Karier artis cantik ini langsung melesat usai membintangi Ada Apa Dengan Cinta? (AADC?). Kali ini, Dian ngobrol tentang suka dukanya menjalani puasa, rasa kehilangannya pada sang nenek, dan rencana Lebaran.

KLIK - Detail Ramadhan tahun ini merupakan Ramadhan kedua bagi Diandra Paramitha Sastrowardoyo. Sebagai mualaf, Dian telah menjalankan ibadah puasa untuk yang kedua kalinya. Apa arti puasa buat Dian? "Aku masih belajar tapi yang aku tahu puasa itu untuk instrospeksi dan belajar rendah hati dengan menahan lapar dan haus. Sekaligus agar kita bisa lebih menahan diri dan menghindar dari kesalahan karena manusia, kan, enggak sempurna dan sering berbuat salah," ujarnya serius.

Putri semata wayang pasangan Iwan Sastrowardoyo (almarhum) dan Dewi Parwati Setyorini ini merasakan banyak suka duka pada Ramadhan ini. "Sukanya, bisa gabung sama keluarga muslim lainnya. Terutama sahur dan tarawih bareng. Selama ini memang sering ikutan sahur dan buka karena kebetulan delapan tahun terakhir ini aku tinggal di rumah tante yang juga muslim. Cuma, rasanya beda kalau udah jadi muslim karena tanggung jawabnya benar-benar ke Allah. Sebelumnya, kan, seru-seruan aja."

Dian sendiri mengaku punya banyak kejadian unik saat menjalankan puasa tahun ini. Apalagi, saat ini Juara I Gadis Sampul 96 ini sedang sibuk-sibuknya menjalani mid test dan final test. "Di Fakultas Filsafat, bentuk tesnya presentasi dan paper, jadi kadang sampai begadang. Nah, suatu ketika aku pernah begadang ngerjain paper sambil sahur. Tahu-tahu udah imsak, padahal belum minum dan makannya baru dapat tiga sendok. Rasanya mau mati! Tapi Alhamdulillah bisa melewati hari itu," katanya kocak.

Gadis kelahiran 16 Maret 1982 ini juga merasa memperoleh mujizat lewat air wudu. "Saat sedang nyetir dari Depok ke rumah, aku terjebak macet. Saking macetnya, aku sampai kesal, gondok dan mau nangis. Air mata udah menggenang. Ingin curhat sama teman tapi semua pada enggak ada. Akhirnya aku wudu dan salat Lohor. Rasanya segar dan akhirnya enggak jadi nangis dan kuat puasa sampai buka." Dian menambahkan, "Aku baru ngerasain, ternyata cobaan puasa lebih pada menahan diri dan tabah. Aku makin percaya pada kekuatan doa dan bahwa Allah itu ada."

KLIK - DetailHADIAH DARI EYANG
Bintang keberuntungan mahasiswi Fakultas Filsafat Universitas Indonesia 2001 ini makin terang saja. Baru-baru ini ia dinobatkan sebagai duta dan spoke person produk elektronik dan jam tangan impor. "Ini berkah buatku. Aku enggak nyangka rezekinya segede gini. Walau kerjaannya pasti lebih berat dan tugasnya banyak, tapi harus diambil tanggung jawabnya," ujarnya.

Saat ditanya tentang angka kontrak yang diperolehnya sebagai duta produk elektronik tersebut, Dian tak bersedia menyebutkan. "Kontrak dari hasil iklan dan jadi duta berbagai
produk, sih, enggak sedikit. Aku juga belum ada rencana untuk beli sesuatu karena biasanya Mama yang ngatur. Maklum, kami hanya tinggal berdua dan semuanya benar-benar untuk investasi kami berdua. Lagipula, uangnya juga bukan untuk aku sendiri. Buat seluruh keluarga. Aku juga pengen banget Umrah dan naik Haji sama keluarga," tuturnya.

Sedangkan untuk mengurus masalah kontrak, Dian mempercayakan kepada ibundanya. "Mama yang ngurusin kontrak dan aku ngikutin dia saja. Kebetulan aku punya tante yang berprofesi pengacara, jadi bisa diajak diskusi."

Meski mendapat berkah, namun manusia tak luput dari cobaan. Termasuk Dian yang harus kehilangan nenek tercinta, Ina Sastrowardoyo, yang meninggal akhir Oktober lalu karena penyakit lever. "Dia eyang yang paling dekat sama aku dan anggota keluarga favoritku. Dia salah satu alasan mengapa hidupku menyenangkan. Kalau lagi down, aku nelepon dia. Kebetulan Eyang juga pernah kuliah ekstension filsafat dan saat ujian aku pakai bukunya. Jadi keinget dia lagi," katanya sedih.

Wajar, karena banyak kenangan manis dan tak terlupakan bersama sang nenek. Dian mengaku, beberapa minggu sebelum meninggal, sang eyang memberinya hadiah berupa cangkir bertulis Pisces, zodiak Dian. Terbungkus rapi, lengkap dengan kartu dengan ucapan, "Selamat atas kerja keras kamu. Selamat istirahat, ya." Menurut Dian, hadiah tersebut dikirimkan usai pementasan Bawang Merah Bawang Putih.

Selain itu, menurut Dian, eyangnya juga berpesan, "Kamu harus berterima kasih dengan apa pun yang kamu punya sekarang." Dian merasa tergugah. "Aku merasa diingetin dan berpikir jangan-jangan selama ini aku belum cukup berterima kasih atas apa pun yang aku punya. Makanya, setelah lulus kuliah aku pengen berterima kasih kepada semua fans dan media atas penghargaan mereka selama ini. Aku pengen cepat lulus dan bikin sesuatu yang berarti."

Namun kepergian sang nenek membuat Dian mengetahui suatu hal. "Eyang dan Papa meninggal karena lever. Kayaknya keluargaku levernya lemah. Jadi, aku sekarang enggak boleh kecapekan." Yang pasti, kepergian sang eyang akan membawa suasana berbeda bagi Dian pada Lebaran tahun ini. "Biasanya, usai salat Ied kami muter pakai mobil ke rumah saudara, terutama Eyang putri karena yang tertua. Hingga saat ini belum terbayang seumpama kami ke tempat Eyang dan tinggal Eyang kakung aja. Duh, pasti beda."

Tamara Blezinski

 Bella Saphira (© TribunNews, Tempo)Bella Saphira (© TribunNews, Tempo)

Artis Indonesia yang pindah agama - Tamara Bleszynski
"Keinginan saya untuk masuk Islam saya sampaikan kepada mama.
Keputusan itu membuat mama bahagia. Mama menyambut baik keputusan
saya itu. Papa pun tak menghambat niat baik saya itu. Beliau memahami
keputusan saya. Keluarga kami memang sangat demokratis.
Walaupun papa seorang Katolik, toh ia sudah tinggal di Indonesia
selama 40 tahun, dan memahami budaya kaum muslim. Papa sering
menyumbang untuk pembangunan masjid, dan pada bulan puasa papa suka
menyediakan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa. Hal inilah yang
membuat saya bangga kepada papa. Singkat cerita, pada tahun 1995 lalu
saya mengucapkan ikrar dua kalimat syahadat.

Selanjutnya, dalam proses perpindahan agama, awalnya saya akui cukup
berat melakukan penyesuaian dengan agama baru itu. Berbagai cara saya
lakukan untuk mempelajari Islam, terutama shalat. Antara lain membaca
berbagai buku yang berisi tuntunan shalat.
Saya juga menggunakan kaset penduan shalat. Mula-mula saya shalat
memakai earphone, sambil mendengarkan petunjuk dari tape recorder.
Tak sampai satu bulan saya sudah hafat semua bacaan dan gerakan
shalat. Alhamdulillah, saya sudah dapat menjalankan shalat lima waktu.
Setelah masuk Islam saya merasakan berbagai perubahan yang mencolok
dalam hidup saya. Pikiran saya lebih tenang dan terbuka, karena saya
punya pedoman dalam menilai yang benar dan salah, yang haram dan
halal, juga yang baik dan yang buruk.”
Begitulah jawaban Tamara saat ditanya mengenai pindah agama-nya.

Dewi Sandra Dewi Sandra Temukan Buku Yang Jadikan Ayahnya Mualaf CERITAMU.COM - Lama tak terdengar gossipnya, Dewi Sandra menemukan setitik pencerahan, setidaknya mengenai kenapa sang ayah memutuskan untuk jadi mualaf. Penemuan tersebut terjadi tidak sengaja ketika Dewi membereskan rumahnya.

“Lg beres2 rumah n menemukan sebuah buku yg sudah berdebu,tua dan sampulnya sederhana namun krn buku ini alm.ayahku menjadi seorang mualaf,” tulis Dewi di akun twitternya. Tertarik dengan isi buku tersebut, Dewi pun mulai membaca dan bahkan sempat mengambil foto buku tersebut dan mempostingnya di twitter, “Ini bukunya...lagi saya baca...isinya bagus :)”

Foto dan tweet tersebut akhirnya memancing rasa ingin tahu beberapa follower Dewi Sandra, ia pun membalas salah satu tweet tersebut dan menyebutkan judulnya, “Judulnya 'God and Man' questions n answers by FSA Majeed”. Bagi Anda yang tertarik untuk membaca, di cover buku usang tersebut tertulis “AT-TAW-HEED Theology of Islam - God and Man: Questions and Answers”. (RD)

Bella Saphira (© TribunNews, Tempo)

Tidak ada komentar: