Rabu, 28 Februari 2018

Soal Nama Anies Baswedan di Pilpres, Gerindra: Belum Diputuskan


Reporter:Muhammad Hendartyo
Editor:Juli Hantoro
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto melakukan konsolidasi dengan Calon Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, di Kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra, Jakarta, Jumat, 23 Desember 2016. TEMPO/Chitra Paramaesti
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto melakukan konsolidasi dengan Calon Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, di Kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra, Jakarta, Jumat, 23 Desember 2016. TEMPO/Chitra Paramaesti
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Aryo Djojohadikusumo mengatakan Partai Gerindra baru akan memutuskan calon presiden dan calon wakil presiden pada masa akhir pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum. Hal tersebut merespons ihwal nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang masuk bursa pemilihan presiden 2019.
"Pengalaman kami itu biasanya menjelang pendaftaran. Pendaftaran sekarang kan baru buka 4 sampai 10 Agustus," kata Aryo saat ditemui di Pulau Pramuka, Selasa, 27 Februari 2018.
"Dulu, pada 2012, juga Jokowi-Ahok malah berapa jam sebelum ke KPU itu baru diputuskan. Jadi ya, tunggu tanggal mainnya saja," kata Aryo.

Sebelumnya, dalam survei Indo Barometer yang dirilis belakangan, Anies Baswedan memiliki tingkat keterpilihan 12,1 persen, sedangkan Presiden Joko Widodo alias Jokowi 49,9 persen. Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan Anies berpeluang menjadi penantang kuat Jokowi dalam pemilihan presiden 2019.
Tidak jauh berbeda, lembaga konsultan politik PolMark Indonesia melakukan simulasi penantang Jokowi dalam pilpres 2019 di luar Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto. Hasilnya, nama Anies Baswedan dan Jenderal Gatot Nurmantyo mampu meraih potensi elektabilitas di atas 50 persen.
Lebih lanjut, Aryo mengatakan hanya Anies Baswedan yang dapat memastikan dan ditanya apakah akan maju atau tidak. "Tapi yang pasti. Kalau pembicaraan, maju atau tidak. Sekali lagi ini masalah matematika ya. Karena ada presidential treshold. Dan Gerindra 73 kursi. Sedangkan untuk maju, perlu 112. Siapa pun yang maju dari Gerindra, ya kita harus cari 39 kursi. Semua calon harus mencari kursi yang cukup," ujar Aryo.

Aryo mengatakan dia telah bertemu dengan Anies. "Beliau sudah membicarakan rencana kerja DKI untuk 2019, 2021 dan beliau, katanya, tidak sabar ingin menjadikan Jakarta maju kotanya, bahagia warganya. Fokus di Jakarta," ujar Aryo.
Aryo juga mengatakan Gerindra akan tetap mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden. "Insya Allah. Insya Allah," kata Aryo, saat ditanya apakah Gerindra tetap mengusung Prabowo sebagai calon presiden atau tidak.

Tidak ada komentar: