Minggu, 01 Juni 2014

Wasiat Gus Dur: Prabowo Paling Ikhlas kepada Rakyat, Gus Dur Pun Pilih Prabowo Jadi Presiden

Mahfud: Gus Dur Pernah Isyaratkan Prabowo Jadi Presiden

Jumat, 6 Juni 2014 | 22:16 WIB
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA Calon Presiden dari Patai Gerindra Prabowo Subianto memberikan penghormatan kepada mantan Ketua MK Mahfud MD (kanan) saat menghadiri acara dukungan dari Guru, Guru Besar, dan Cendikiawan, di Jakarta, Selasa (27/5/2014). Sejumlah guru besar dan cendikiawan dengan latar belakang kampus yang berbeda memberikan dukungannya kepada Prabowo Subianto untuk menjadi presiden tahun 2014-2019.
SURABAYA, KOMPAS.com — Ketua Tim Pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Mahfud MD, mengklaim, mantan Presiden RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), pernah mengisyaratkan bahwa Prabowo akan menjadi pemimpin Indonesia. Menurut Mahfud, isyarat itu disampaikan Gus Dur pada tahun 2009.

"Yang paling ikhlas memimpin bangsa ya Prabowo," kata Mahfud menirukan perkataan Gus Dur, saat mendampingi Prabowo di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (6/6/2014).

Isyarat Gus Dur itu, kata Mahfud, semacam pesan gaib bahwa pengganti Susilo Bambang Yudhoyono sebagai pemimpin negara dan bangsa itu adalah Prabowo Subianto.

"Bagi saya sebagai orang dekat Gus Dur, mungkin seperti itu maksudnya," ujar mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini.

Dia berharap, warga Nahdlatul Ulama pencinta Gus Dur dapat membahasakan pesan itu dalam konteks pilpres saat ini. "Pak Prabowo sekarang ini lebih tepat menjawab tantangan ke depan. Dia tahu apa yang harus dilakukan, tahu apa tantangan negara ini," tambahnya.

Kunjungan Prabowo di Surabaya malam ini mengakhiri rangkaian perjalanan kunjungannya ke Jawa Timur sejak Kamis (5/6/2014). Selain mengunjungi posko Rumah Merah Putih, Prabowo juga akan mendatangi deklarasi Tim Pemenangan Merah Putih Jatim di gedung Jatim Expo. Sebelumnya, Prabowo berkunjung ke Jember, Malang, dan Pasuruan.
Wasiat Gus Dur: Prabowo Paling Ikhlas kepada Rakyat
Minggu, 01 Juni 2014, 18:09 WIB
KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur (alm).
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Video dokumentasi dukungan KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur kepada Prabowo Subianto beredar di media sosial. Dalam video yang diunggah di laman Youtube, Ahad (1/6) itu, almarhum Gus Dur tengah diwawancara oleh salah satu televisi swasta.

Ketika ditanya siapa yang kira-kira dipilih raKyat dan diterima oleh rakyat Indonesia, spontan Gus Dur menjawab sosok tersebut adalah Prabowo Subianto. "Kalau orang yang paling ikhlas kepada rakyat ya Prabowo," kata Gus Dur.

Ketika ditanya alasannya, Gus Dur kembali menegaskan soal keikhlasan Prabowo. "Banyak lah, dia ikhlas betul pada rakyat," ujar presiden RI ke-4 itu.

Video yang diunggah pemilik akun Youtube bernama mahasiswa tua itu diambil dari program acara 'Satu Jam Lebih Dekat Dengan Dus Gur', kemungkinan dibuat menjelang Pemilihan Presiden  2009.

Saat itu Prabowo maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Megawati Soekarnoputri. Kini, Prabowo mencalonkan diri sebagai calon presiden berpasangan dengan Hatta Rajasa.

Thu, 05 Jun 2014 16:30:00 GMT | By PlasaMSN
Jejak Letnan Jenderal (Purn) Prabowo Subianto dalam gambar
Headline
Almarhum Kiai Haji Abdurrahman Wahid dan Capres Prabowo Subianto - inilahcom
Oleh: Bayu Hermawan, Minggu, 1 Juni 2014 | 05:05 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Dukungan untuk Prabowo Subianto agar bisa memenangi pemilihan presiden pada Juli mendatang, semakin besar.
Dukungan itu datang dari berbagai elemen mulai dari masyarakat umum, artis hingga tokoh-tokoh bangsa. Bahkan almarhum Kiai Haji Abdurrahman Wahid pun pernah menyampaikan dukungan terhadap Prabowo.

Dalam salah satu video yang diunggah di situs YouTube, Gus Dur pernah menyatakan dukungannya terhadap Prabowo, agar bisa memimpin Indonesia. Kemungkinan besar video itu diambil menjelang pemilihan presiden pada 2009.

Saat itu Prabowo Subianto maju sebagai cawapres mendampingi Megawati Soekarnoputri, dan harus berhadapan dengan Jusuf Kalla dan Susilo Bambang Yudhoyono.

Video itu menampilkan Gus Dur yang tengah diwawancara oleh salah satu televisi swasta. Saat itu pembawa acara bertanya, siapa yang kira-kira dipilih dan diterima oleh rakyat, tanpa berpikir panjang Gus Dur langsung menyebut nama Prabowo Subianto.

Ketika ditanya apa alasannya, Gus Dur mengatakan karena hanya Prabowo yang akan memimpin dengan ikhlas kepada rakyat Indonesia. "Kalau orang yang paling ikhlas kepada rakyat ya Prabowo, dia ikhlas betul pada rakyat," terang Gus Dur.

Saat ditanya kembali apakah yang lain tidak ikhlas, dengan gaya khasnya Gus Dur hanya menjawab, "Ya tidak tahu." Ia tampak tertawa.

Seperti diketahui, saat ini Prabowo Subianto kembali maju sebagai calon presiden bersama dengan Hatta Rajasa, sebagai cawapresnya. Pasangan ini diusung oleh Partai Gerindra, PAN, PKS, Golkar, PPP dan PBB. Sementar Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang merupakan partai yang didirikan oleh Gus Dur, memilih untuk mendukung Jokowi-JK. Selain PKB, Jokowi-JK juga didukung PDIP, Nasdem dan PKPI.

Selain kader dan simpatisan parpol pendukung, dukungan juga terus mengalir dari seluruh elemen masyarakat terhadap pasangan capres ini. Hal tersebut terlihat dari semakin tingginya elektabilitas Prabowo.[bay] VIDEO GUS DUR pilih Prabowo

Jejak Letjen (Purn) Prabowo Subianto dalam Gambar

Thu, 05 Jun 2014 16:30:00 GMT | By PlasaMSNJejak Letjen (Purn) Prabowo Subianto dalam Gambar (© REUTERS/Beawiharta)
Dua kali ikut bertarung dalam pemilihan presiden tak membuat Letjen (Purn) Prabowo Subianto kapok. Dengan mengantongi 14.760.371 suara, setara dengan 73 kursi di DPR, ia yang diraih di 29 provinsi atau nomor tiga ia merasa percaya diri maju bertarung. Dengan mengandeng Ketua Umum PAN, Hatta Rajasa, Prabowo bakal bertarung dengan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang diusung PDI Perjuangan dan empat partai lainnya.
Jejak Letjen (Purn) Prabowo Subianto dalam Gambar (© REUTERS/Beawiharta)
1. Keluarga
Prabowo Subianto berasal dari keluarga ilmuwan. Kakeknya, Margono Djojohadikusumo, merupakan pendiri Bank Negara Indonesia, pemimpin pertama Dewan Pertimbangan Agung Sementara, dan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Ayahnya, Sumitro Djojohadikusumo, seorang begawan ekonomi. Pernah juga dipercaya Soeharto menjadi Menteri Riset dan Teknologi.
Prabowo yang lahir di Jakarta, 17 Oktober 1951 banyak menghabiskan masa kecilnya di luar negeri. Anak ketiga dari empat bersaudara ini menyelesaikan pendidikan dasar dalam waktu 3 tahun di Victoria Institution, Kuala Lumpur, Sekolah Menengah di Zurich International School, Zurich, pada 1963-1964, dan SMA di American School, London pada kurun waktu 1964-1967.
Jejak Letjen (Purn) Prabowo Subianto dalam Gambar (© REUTERS/Beawiharta)
2. Masuk AKABRI
Di sinilah karir militernya dimulai. Selepas SMA, ia langsung masuk ke Akademi Angkatan Bersenjata di Magelang pada 1970 dan lulus pada 1974.
Selepas dari AKABRI, karir Prabowo di dunia militer terus melejit. Tercatat, pada 1976 ia pernah menjadi Komandan Pleton Para Komando Grup I Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha) dan ditugaskan sebagai bagian dari operasi Tim Nanggala di Timor Timur.
Pada 1978, Prabowo memimpin pasukan Den 28 Kopassus yang ditugaskan untuk membunuh pendiri dan Wakil Ketua Fretilin, Nicolau dos Reis Lobato.
Pada 1983, Prabowo dipercaya menjadi Wakil Komandan Detasemen 81 Penanggulangan Teroris (Gultor) Komando Pasukan Khusus TNI AD.
Jejak Letjen (Purn) Prabowo Subianto dalam Gambar (© REUTERS/Beawiharta)
3. Kawin dengan Anak Soeharto
Dalam buku 'Jejak Perlawanan Begawan Pejuang-Sumitro Djojohadikusumo' (2000), Sumitro mengungkap benih-benih cinta antara anaknya dengan Titiek Soeharto.
Titiek sebenarnya bukanlah kisah cinta pertama. Prabowo muda dikenal 'playboy'. Sebelum menjalin cinta dengan Titiek, ia pernah menjalin hubungan serius dengan seorang gadis Yogya. Sayang hubungan itu putus di tengah jalan lantaran Prabowo sibuk menjalankan tutasnya sebagai tentara.
Tak hanya itu, Prabowo juga pernah memiliki beberapa teman wanita lain. Namun rupanya tak mendapat respons bagus dari keluarganya.
Sampai suatu hari, Prabowo meminta izin kepada Sumitro jika ia hendak memperkenalkan seorang teman wanita. Saat ditanya siapa wanita itu? Prabowo hanya menjawab, pacarnya itu salah satu murid ayahnya.
Belakangan Sumtro mengetahui bahwa murid yang dimaksud anaknya itu adalah salah satu putri Presiden Soeharto. Sumitro pun bilang ke Prabowo. 'Kalau kali ini
kamu tidak serius, payah deh kamu,' kata Sumitro.
Setelah itu, Prabowo menggadang-gadang Titiek ke neneknya. Prabowo masih tidak membuka identitas Titiek. Sang nenek juga masig mengira Titiek itu pacar Prabowo asal Yogya yang mondok di kawasan Menteng.
Sang nenek baru tahu identitas Titiek justru dari saudara Prabowo. Sang nenek kaget.
Sampai kemudian pada suatu upacara di Istana Negara, Ibu Tien mendekati Sumitro dan berbisik soal kedekatan Prabowo dan Titiek. Tak berapa lama setelah itu datang Tjoa Hok Sui, kepercayaan Probosutedjo, dan berkata hal yang sama bahkan mendorong Sumitro agar segera meresmikan hubungan Prabowo dan Titiek.
Setelah menanyai keseriusan Prabowo, akhirnya datang melamar Titiek. Pacaran yang dijalaninya selama dua tahun itu akhirnya berakhir di pelaminan pada Mei 1983. Dari perkawinannya itu, Prabowo-Titiek dikarunia seorang anak.
Namun pasca reformasi, biduk rumah tangga mereka retak dan mereka bercerai.
Jejak Letjen (Purn) Prabowo Subianto dalam Gambar (© REUTERS/Beawiharta)
4. Menjadi Danjen Kopassus
Pada tahun 1983, Prabowo dipercaya sebagai Wakil Komandan Detasemen 81 Penanggulangan Teror (Gultor) Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Setelah menyelesaikan pelatihan Special Forces Officer Course di Fort Benning, Amerika Serikat, Prabowo diberi tanggungjawab sebagai Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara.
Pada tahun 1995, ia tercatat menjabatan Komandan Komando Pasukan Khusus.
Pada tahun 1996, Komandan Kopassus Prabowo Subianto memimpin operasi pembebasan sandera Mapenduma. Operasi ini berhasil menyelamatkan nyawa 10 dari 12 peneliti Ekspedisi Lorentz '95 yang disekap oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). 5 orang yang disandera adalah peneliti biologi asal Indonesia, sedangkan 7 sandera lainnya adalah peneliti dari Inggris, Belanda dan Jerman.
Tak lama setelah itu, ia diangkat menjadi Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus.
Saat menjabat Danjen Kopassus, Prabowo memprakarsai pendakian Gunung Everest. Tim yang terdiri Kopassus, Wanadri, FPTI, dan Mapala UI berhasil mengibarkan bendera merah putih di puncak tertinggi dunia setelah mendaki melalui jalur selatan Nepal.
Jejak Letjen (Purn) Prabowo Subianto dalam Gambar (© REUTERS/Beawiharta)
5. Diangkat menjadi Pangkostrad
Dua tahun (1998) menjabat Komandan Jenderal Kopassus, ia kemudian diangkat menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat. Usianya terbilang muda, 47 tahun, saat ia menjabat institusi ini. Ini adalah jabatan strategis di Angkatan Darat.
Tahun itu, kondisi sosial politik tanah air sedang mendidih. Demonstrasi menuntut Soeharto mundur merebak dimana-mana.
Di Jakarta, aksi gelombang massa secara terus menerus dilakukan. Sejumlah aktivis dan kaum intelektual turun jalan. Mereka mengepung dan menduduki sejumlah lembaga strategis seperti gedung MPR/DPR.
Puncaknya, 21 Mei 1998, Soeharto mundur sebagai presiden dan digantikan Wakilnya, BJ. Habibie. Situasi Jakarta mencekam.
Jejak Letjen (Purn) Prabowo Subianto dalam Gambar (© REUTERS/Beawiharta)
6. Menculik Aktivis
Kabar tak sedap mulai mencuat saat ia baru menjabat sebagai Pangkostrad. Ia memerintahkan pasukan di bawahnya untuk menculik sejumlah aktivis yang saat itu kerap mengkritik pemerintahan Orde Baru.
Tak hanya itu, saat peralihan pemerintahan dari Soeharto ke Habibie, kabar tak sedap kembali muncul. Menurut Habibie, pada 22 Mei 1998 di Istana Merdeka, dirinya mendapati Panglima ABRI Jenderal Wiranto yang ingin bertemu dengannya. Waktu itu, Habibie ingin mengumumkan kabinetnya sehari setelah diangkat menggantikan Soeharto.

Saat bertemu, kata Habibie, Wiranto menjelaskan ada gerakan pasukan Kostrad dari berbagai daerah masuk ke Jakarta tanpa sepengetahuannya. Beberapa pesawat militer yang mengangkut prajurit Kostrad terdeteksi menuju bandara. Hal itu dianggap Wiranto berbahaya karena di luar komando resmi.  Mendapati itu, Habibie segera memerintahkan Wiranto untuk mencopot Prabowo sebelum matahari terbenam.
Jejak Letjen (Purn) Prabowo Subianto dalam Gambar (© REUTERS/Beawiharta)
7. Diberhentikan dari Militer
Meniti karier di militer selama 24 tahun, saat menduduki posisi puncak, dia sempat dituduh melakukan kudeta hingga memimpin operasi penculikan aktivis.
Untuk membuktikan tudingan itu, Panglima ABRI, Jenderal Wiranto pada 3 Agustus 1998 membentuk Dewan Kehormatan Perwira. Dewan Kehormatan Perwira ini dibentuk untuk menyelidiki kasus penculikan aktivis dan kekerasan Mei 1998.
Dewan Kehormatan Perwira dipimpin oleh KSAD Jenderal TNI Subagyo HS dengan anggota pada waktu itu diantaranya Kassospol ABRI Letjen TNI Soesilo Bambang Yudhoyono dan Gubernur Lemhanas Letjen TNI Agum Gumelar.
Pada 24 Agustus 1998, DKP mengeluarkan hasil penyelidikannya. Mereka memberhentikan Letjen Prabowo Subianto dari dinas aktif militer dan memberhentikan Mayjen Muchdi Purwopranjono sebagai Danjen Kopassus.
Prabowo memang nama yang tak asing di telinga kita. Saat menjabat sebagai tentara, sejumlah dugaan tak sedap muncul. Ia pernah terlibat kasus penculikan sejumlah aktivis yang buntutnya membuat ia dicopot dari dinas kemiliteran.Jejak Letjen (Purn) Prabowo Subianto dalam Gambar (© REUTERS/Beawiharta)
8. Hijarah ke Yordania
Tak lama setelah diberhentikan dari dinas militer, ia hijrah ke Yordania dan beberapa negera Eropa. Ia menekuni dunia bisnis, mengikuti adiknya Hashim Djojohadikusumo yang pengusaha minyak. Kenapa Yordania? karena Raja Yordania Abdullah II itu sahabat kental Prabowo. Raja Abdullah II dan Prabowo adalah kawan lama semenjak mereka masih menjadi perwira tentara di negaranya masing-masing. Bahkan keduanya sama-sama alumni Fort Banning, lembaga Pendidikan Militer Amerika yang mencetak pasukan khusus.
Jejak Letjen (Purn) Prabowo Subianto dalam Gambar (© REUTERS/Beawiharta)
9. Terjun ke Politik, Ikut Konvensi
Lama bermukim di Yordania, tiba-tiba ia muncul lagi di tanah air. Saat itu, Indonesia sedang mau menggelar Pemilu 2004.
Ia pun mencoba peruntungan dengan mengikuti konvensi calon presiden yang digelar Partai Golkar. Namun, langkahnya ini tak mulus. Ia tak terpilih menjadi calon presiden yang diusung Partai Golkar.
Jejak Letjen (Purn) Prabowo Subianto dalam Gambar (© REUTERS/Beawiharta)
10. Mendirikan Partai
Bersama adiknya Hashim Djojohadikusumo, mantan aktivis mahasiswa Fadli Zon, dan mantan Deputi V Badan Intelijen Negara Bidang Penggalangan Muchdi Purwoprandjono serta sederetan nama lainnya, Prabowo mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya atau Partai Gerindra pada 6 Februari 2008. Di partai itu, ia menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Dewan Pimpinan Pusat (DPP).
Tujuan pendirian partai ini tak lain adalah untuk kendaraan Prabowo menggapai cita-citanya untuk menjadi presiden.
Jejak Letjen (Purn) Prabowo Subianto dalam Gambar (© REUTERS/Beawiharta)
11. Ikut Bertarung di Pilpres Bersama Megawati
Perolehan suara Partai Gerindra yang kurang begitu membanggakan membuat partai ini tak bisa mengusung Prabowo menjadi presiden. Terpaksa mereka harus berkoalisi. Partai ini pun kemudian membangun koalisi dengan PDI Perjuangan, dimana Megawati menjadi calon presiden dan Prabowo menjadi calon wakil presiden. Namun pasangan ini kalah dengan pasangan SBY-Boediono.

Jejak Letjen (Purn) Prabowo Subianto dalam Gambar (© REUTERS/Beawiharta)
12. Mencalonkan menjadi Presiden
Seakan tak kapok kalah seperti pada pencalonannya dua periode lalu, kali ini ia mencalonkan diri kembali menjadi presiden dengan berpasangan dengan Hatta Rajasa. Pasangan ini bakal bertarung dengan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla pada Pilpres, 9 Juli nanti.

Tidak ada komentar: