Senin, 22 Mei 2017

Seruan Pemakzulan Trump Semakin Gencar di Parlemen AS

Kamis 18 Mei 2017, 11:18 WIB,Novi Christiastuti - detikNews
Seruan Pemakzulan Trump Semakin Gencar di Parlemen AS Donald Trump di Ruang Oval (REUTERS/Carlos Barria)
Washington DC - Seruan untuk memakzulkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump semakin gencar. Baru 6 bulan berjalan, pemerintahan Trump terus dilanda kontroversi, terutama skandal dugaan kolusi antara penasihat senior Trump dengan pemerintah Rusia.

Seperti dilansir Press TV, Kamis (18/5/2017), anggota parlemen Partai Demokrat, untuk negara bagian Texas, Al Green merupakan yang pertama menyerukan pemakzulan Trump, usai berbagai kontroversi terkait Rusia yang menyelimuti pemerintahan Trump.

Kontroversi terbaru adalah laporan Trump menekan eks Direktur Biro Investigasi Federal (FBI) James Comey untuk menghentikan penyelidikan dugaan kolusi mantan penasihat keamanan nasional Michael Flynn dengan pemerintah Rusia untuk mempengaruhi pilpres AS. Gedung Putih telah membantah laporan ini mentah-mentah.

Baca juga: Trump Minta Direktur FBI Berhenti Selidiki Penasihat Seniornya

Flynn telah dipecat Trump pada Februari lalu. Terungkap bahwa Flynn berbohong dan memperdaya Wakil Presiden AS Mike Pence serta beberapa pejabat Gedung Putih lainnya soal percakapan teleponnya dengan Dubes Rusia untuk AS, Sergei Kislyak, semasa kampanye pilpres.

"Tidak ada seorangpun yang ada di atas hukum dan itu termasuk Presiden Amerika Serikat," sebut Al Green di hadapan anggota parlemen AS lainnya pada Rabu (17/5) waktu setempat.

"Pelanggaran ini terjadi di depan mata kita. Ini sangat jelas. Ini mudah dipahami. Kita bicara soal presiden yang memecat Direktur FBI yang sedang menyelidiki keterkaitan presiden dengan Rusia dalam pemilihan presiden," imbuhnya.

Baca juga: Mantan Bos FBI Ditunjuk Selidiki Dugaan Kolusi Trump dan Rusia

Lebih lanjut Al Green menegaskan pemakzulan bukan demi keuntungan politik, melainkan diperlukan untuk kebebasan dan keadilan untuk semua rakyat AS. "Untuk pemerintahan rakyat, untuk rakyat, oleh rakyat," tegasnya.

Secara terpisah, David Gergen yang pernah menjadi penasihat tiga Presiden AS, menyatakan jika benar Trump meminta Comey menghentikan penyelidikan FBI, maka pemerintahan Trump sudah masuk ke 'ranah pemakzulan'.

"Saya berada dalam pemerintahan (Presiden AS Richard) Nixon, seperti Anda ketahui, dan saya pikir setelah melihat pemakzulan (Presiden AS Bill) Clinton, saya tidak akan melihat hal yang sama lagi. Tapi saya pikir kita sekarang berada dalam ranah pemakzulan untuk pertama kali," terang Gergen yang menjadi penasihat kepresidenan di bawah Nixon dan Clinton.


(nvc/ita)

Tidak ada komentar: