Kamis, 28 Desember 2017

Permasalahan Regulasi PSSI adalah Konsistensi.

Menakar Untung Rugi Regulasi Anyar PSSI

Rabu, 27 Desember 2017 21:11 WIB
Penulis: Zainal Hasan | Editor: Joko Sedayu
Gian Zola (jersey biru) adalah salah satu pemain muda Persib Bandung yang cukup bersinar. Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Gian Zola (jersey biru) adalah salah satu pemain muda Persib Bandung yang cukup bersinar.
Indonesia Butuh Pemain Bola
Langkah kebijakan PSSI yang menerapkan setiap tim mendaftarkan tujuh pemain U-23 memang memiliki dasar kuat. Nantinya dari regulasi ini diharapkan akan menghasilkan pemain muda yang berkualitas.
Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, berkeinginan dengan diterapkannya regulasi ini bisa menambah jam terbang pesepakbola muda Tanah Air.
"Begitu saatnya dan baru main. Kita cari pemain. Saya sudah minta klub mainkan pemain, tapi klub gak mau, masih mau mainkan yang tua-tua," ucap Edy.
"Padahal kita perlu pemain muda. Kita perlu untuk mencari Timnas juga," jelas dia.
Rezaldi Hehanusa, pemain muda Persija Jakarta yang mampu menembus level Timnas Indonesia. Copyright: © Wildan Hamdani/Indosport.com

Rezaldi Hehanusa, pemain muda Persija Jakarta yang mampu menembus level Timnas Indonesia.
Meniru Kebijakan Eropa
Kebijakan PSSI untuk menerapkan penggunaan banyak pemain muda bukan langkah sembarang. PSSI juga memiliki harapan bahwa ke depannya setiap klubnya dapat memainkan pemain muda dari akademinya.
Sistem ini diterapkan PSSI dengan berkaca apa yang telah dilakukan oleh negara besar di Eropa. Sebab di negara berkembang para klub dapat menghasilkan pemain dari akademi mudanya.
"Kita harus punya perbandingan dengan Jepang, Australia dan negara Eropa. Di Eropa menggunakan home ground player. Pemain yang sekurang-kurangnya dilatih 36 bulan di akademinya. Kami juga ingin jadi contoh ke depan akan jadi pertimbangan home ground player," ucap Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono.
Rabu, 27 Desember 2017 21:11 WIB
Penulis: Zainal Hasan | Editor: Joko Sedayu
© Herry Ibrahim/Indosport
Bayu Pradana masih menjadi andalan lini tengah di Timnas Indonesia senior. Copyright: © Herry Ibrahim/Indosport
Bayu Pradana masih menjadi andalan lini tengah di Timnas Indonesia senior.
Sebagai Back Up Pemain Senior
Terkait regulasi penggunaan tujuh pemain U-23 juga disambut positif oleh pemain senior Bayu Pradana. Kapten tim Mitra Kukar ini melihat kebijakan ini dapat meringankan peran para senior, di mana nantinya para pemain muda ini dapat melapisi peran para senior.
Bayu angkat bicara setelah Mitra Kukar mengambil langkah dengan mengontrak dua pemain muda Timnas Indonesia U-19, Muhammad Luthfi Kamal Baharsyah dan Rifan Nahumarury.
"Ini suatu keuntungan bagi kita. Karena mereka juga bagus saat ini dan nantinya bisa bergantian dengan pemain senior," ucap Bayu.
Putu Gede pemain muda milik Bhayangkara FC yang jadi langganan Timnas Indonesia U-23. Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Putu Gede pemain muda milik Bhayangkara FC yang jadi langganan Timnas Indonesia U-23.
Ditunggu Konsistensi PSSI
Dari sisi positif penggunaan regulasi ini, PSSI juga dihadapi dengan permasalahan konsistensi. Sebab bukan tidak mungkin PSSI akan kembali mengubah regulasi ini.
Rasa kekhawatiran ini muncul dari pengalaman kompetisi musim 2017. Pada saat itu PSSI menerapkan regulasi jumlah penggunaan pemain U-23. Sayang di tengah kompetisi PSSI menghapus regulasi tersebut.
Hal ini lah yang dikhawatirkan akan kembali terjadi di kompetisi musim depan. Hal ini seperti diutarakan oleh asisten pelatih Persiba Balikpanan, Haryadi.
"Musim lalu kan sempat lima pemain U-23, lantas di tengah jalan regulasi diubah. Ini merugikan klub dan pemain," keluh dia.
"Kualitas pemain U-23 Persiba cukup memuaskan, makanya PSSI juga harus konsisten dengan aturan. Jangan di tengah musim berubah, kasihan pemain," tambah dia.

Tidak ada komentar: