Senin, 14 Juli 2014

Toni Blank Show dan Harwan Panuju

Harwan Panuju, Videografer di Balik Serial Toni Blank Show






SEHATI: Harwan Panuju (kiri) dan Toni saat bertemu di Studio X-Code, Jogjakarta. FOTO GUNAWAN SUTANTO/JPNN
Dulu, Toni Keluar Semua Lari; Sekarang, Toni Datang Semua Memanggil
Videografer Harwan Panuju mengangkat seorang penderita schizophrenia di sekitar tempat tinggalnya menjadi seorang bintang serial video di media sosial. Orang itu pun kini bisa diterima dan hidup berdampingan di tengah masyarakat.
Laporan Gunawan Sutanto, JOGJAKARTA
Mendengar nama Harwan Panuju mungkin orang tidak banyak kenal sosoknya. Namun, begitu menyebutkan Toni Blank,  ’’penduduk’’ media sosial pasti tidak asing lagi. Ya, Toni Blank merupakan seorang penderita schizophrenia yang begitu menghibur lewat serial video berjudul Toni Blank Show (TBS). Serial itu begitu populer di Youtube dan Facebook.
    Video yang kini telah terunggah 39 episode itu merupakan salah satu karya Harwan. Pria yang akrab disapa Aconk itu merupakan sutradara di rumah produksi X-Code Jogjakarta. Di tangan Harwan itulah, kehidupan Toni berubah. Dari yang awalnya hanya hidup sebatang kara di panti sosial, dijauhi, dan bahkan ditakuti sebagai orang yang "kurang waras", kini malah menjadi seperti seorang idola.
    Setelah menjadi bintang di TBS itu, Toni kini memang bisa diterima di tengah-tengah masyarakat. Namun, penyakitnya sendiri belum sembuh. "Dulu orang-orang pada takut kalau Mas Toni keluar panti. Tapi, kini beda lagi, para tetangga memanggil-manggilnya," terang Harwan yang ditemui wartawan koran ini di Studio X-Code, kawasan Brontokusuman, Mergangsan, Jogjakarta, Minggu (3/11) sore.
    Harwan telah empat tahun tinggal dan merawat Toni. Pria yang tidak jelas asal-usulnya itu "diadopsi" dari panti sosial yang bersebelahan dengan Studio X-Code. Selama kurun waktu itulah, Harwan mengajarkan banyak hal kepada Toni, termasuk menjadi seorang yang bisa tampil di depan kamera.
    Pertemuan Harwan dengan Toni sebenarnya hanya kebetulan. "Awalnya, saya ingin membuat dokumentasi tentang kerja para perawat di panti sosial itu," katanya sambil menunjukkan Panti Sosial Karanganyar milik Pemprov Jogjakarta yang letaknya persis di samping Studio X-Code.
    Nah, ketika mulai riset kegiatan perawat di panti itu, Harwan bertemu Toni. "Pas ketemu itu, dia menyapa dan bertanya pada saya dengan bahasa Inggris. Dari situ, saya balik berpikir untuk mendokumentasikannya," ujar  pria kelahiran 11 November itu.
    Akhirnya, Harwan dan timnya urung membuat dokumentasi perawat. Mereka memilih mendalami keseharian Toni. "Saya berusaha dekat dengan dia. Awalnya, saya rekam aktivitasnya lewat kamera ponsel dan sesekali melalui handycam. Dia nyaman dengan hal itu," paparnya.
Kejadian itu terjadi sekitar pertengahan 2008. Setahun kemudian, Harwan merasa harus merawat Toni dan akhirnya memutuskan untuk mengajaknya tinggal di Studio X-Code. "Saya melihat, orang ini kalau dirawat di tempat orang sakit malah jadi sakit. Saya merasa punya tanggung untuk menjadikan dan mengembalikannya menjadi makhluk sosial," ungkap alumnus SMA Negeri 1 Pleret, Bantul, itu.
    Awalnya, tak mudah memang memasukkan Toni dalam kehidupan orang normal. Sekitar dua bulan, Harwan mengajari Toni hal-hal mendasar, seperti mandi, sikat gigi, hingga potong kuku. "Dulu pertama tinggal di sini tidak seperti itu, sangat jorok," kelakar Harwan.
    Menurut Harwan, TBS sejatinya sebuah video kritik sosial yang membicarakan isu-isu hangat di Indonesia. "Saya ingin menyampaikan pesan bahwa orang seperti Mas Toni ini juga berhak bicara mengenai apa yang sedang terjadi di Indonesia. Saya ingin mengkritisi sesuatu, tapi tanpa menyakiti," papar Harwan.
    Video lima menitan itu temanya memang berganti-ganti. Ada soal korupsi, patgulipat di ranah sepak bola, hingga calon presiden. Harwan mengatakan, pemilihan topik itu juga melalui brand storming dengan semua kru layaknya di televisi. Dalam hal ini, Toni juga dilibatkan.
    Toni memang bisa dikategorikan bukan penderita schizophrenia biasa. Koran ini sempat menanyainya tentang sejumlah isu. Beberapa jawaban Toni memang benar. Namun, jawaban itu selalu dia perpanjang dengan penjelasan yang ngelantur ngalor-ngidul.
    Misalnya ketika ditanya perihal setuju atau tidak hukuman mati untuk koruptor. Toni menjawab bagi Indonesia itu belum layak. "Karena belum memiliki mayoritas. Masih memiliki rasa kemanusiaan yang adil dan beradab. Hanya memiliki suatu adjustment, naik banding atau kurungan seumur hidup," jawab pemilik nama Toni Edi Suryanto itu.
Apa yang disampaikan Toni sepintas memang seperti bahasa Vicky Prasetya. Karena itu, ketika pemberitaan terhadap Vicky ramai, orang-orang kemudian menyebut Vicky meniru Toni, seorang schizophrenia yang lebih dulu ngetop.
    TBS sendiri diakui Harwan sebenarnya mulai dikenal masyarakat sejak episode ke-10 atau sekitar setahun sejak awal dibuat. Namun, setelah ada kasus Vicky, orang yang tahu TBS lebih banyak lagi.
    Harwan kini memang sudah tidak tinggal satu rumah lagi dengan Toni. Sejak sembilan bulan lalu, Harwan hijrah ke Jakarta karena menikah. Namun, menurut dia, perannya itu kini telah tergantikan oleh semua kru X-Code. "Selama ini, saya memang ingin membuat tempat yang nyaman untuk hidup bersama, berdampingan dengan Mas Toni. Jadi, meskipun tidak ada saya, semua bisa merawat dia," paparnya.
    Terkait tudingan eksploitasi kegilaan Toni, Harwan hanya tersenyum. Dia mempersilakan orang mengatakan seperti itu. Pria yang kini tinggal di Bintaro itu lantas menjelaskan beberapa kali menolak komersialisasi Toni. Termasuk ketika datang tawaran dari televisi swasta yang ingin memutarkan ulang video atau biro iklan yang menawarkan Toni sebagai ambience sebuah produk. "Kami tidak menerima sponsorship. Kami menyisihkan uang dari hasil orderan job membuat video dari klien," terangnya.
    Dia mengaku X-Code salah satunya terkenal karena Toni. Namun, dia tidak pernah mengomersialkan itu. Sekalipun untuk magang mahasiswa yang datang dari berbagai daerah. Saat mulai banyak yang mengenal kualitas karya X-Code, mahasiswa dari berbagai daerah memang mulai berdatangan untuk magang.
    Harwan mengatakan tak pernah meminta dan menerima apa pun dari mahasiswa-mahasiswa itut. "Saya mendapatkan ilmu selama ini dari hal-hal gratis seperti internet. Lha kenapa saya harus membagikannya dengan membayar?" ujar pria yang protol dari dua kampus di Jogjakarta itu.
    Harwan berharap dirinya bersama kawan-kawannya bisa terus merawat Toni hingga akhir hayat, meski mungkin tayangan TBS tidak diproduksi lagi. Tayangan itu memang hampir setahun ini vakum dan rencananya dilanjutkan pada 2014 dengan konsep baru. Tapi, tampaknya, Harwan lebih serius menyiapkan proyek idelismenya yang lain, yakni sebuah komedi situasi yang tak dibintangi Toni.
    "Saya berharap dari pengalaman ini, semua orang di banyak tempat bisa lebih peduli dengan lingkungannya. Terlebih ketika menemukan orang-orang seperti Mas Toni ini, anggap mereka ada. Jangan malah dipinggirkan," ungkapnya. (p3/c2/ary)
sebelum melihat video2 mas Toni Blank ada baik nya jika kita mengenal terlebih dahulu siapakah Tony Blank sebenar nya????
Mas Toni Blank adalah seorang penghuni Panti Sosial di Jogjakarta. Beliau (Mas Toni) ini mengalami schizophrenia. Schizoprenia adalah kekacauan jiwa yang serius ditandai dengan kehilangan kontak pada kenyataan (psikosis), halusinasi, khayalan (kepercayaan yang salah), pikiran yang abnormal dan mengganggu kerja dan fungsi sosial.

Walau keWARASannya di pertanyakan, namun beliau menjadi inspirasi tentang kehidupan. Rangkaian kata yang membentuk untaian kalimat itu seakan tersusun sebagai bahan tertawaan sebagian besar orang.

Namun diluar itu, mas Toni Blank, nama yang dilekatkan baginya oleh para karyawan panti karena omongannya yang dianggap "waton ceplas-ceplos dan tidak berbobot" itu menyimpan sebuah energi yang begitu besar untuk menyampaikan kegelisahan-kegelisahan yang dialaminya sampai saat ini...

Setiap orang punya perspektif sendiri untuk mengekspresikan apa yang dilihat dan dirasakannya.Tak terkecuali TONI, seorang WNI penghuni panti sosial di Jogja, yang (mungkin selama ini) keberadaan dan ke’waras’annya tak pernah dianggap. Seorang pribumi Jogja ini selalu mengundang tawa dan kekaguman lewat segala aksi dan komentarnya. Lewat komentar-komentarnya yang asal dan menggelitik,
kita tak hanya diajak tertawa, tapi juga menikmati segala rasa dari peristiwa yang terjadi, layaknya menyantap gado-gado.
Saya Pak Toni Blank, Walaupun aku dianggap sebagai orang gila, tetapi aku mempunyai komitmen orang yang jujur adil dan tegas, yang mempunyai surat perintah yang mengisi dan melindungimu dan mencarikan apa yang sedang kau carikan.

Kata-kata di atas diucapkan oleh Toni Blank, seorang gila Rumah Sakit Jiwa Pakem, Jogja, dalam sebuah rekaman wawancaranya di Youtube. Namanya cukup berkibar di youtube dan facebook belakangan ini, terutama di daerah Jogja dan sekitarnya. Bahkan harian Suara Merdeka dan situs berita KapanLagi.com pun pernah memuat artikel tentangnya.

Sebagai orang gila, dia cukup berkelas. Tak canggung berakting di depan kamera, pintar ngomong politik, kreatif, inspiratif dan yang pasti menghibur. Saya tidak akan menulis panjang lebar tentangnya, cukup lihat saja beberapa video di bawah ini dan anda akan tahu mengapa ribuan orang mengelu-elukannya. Salam Safaratozzz!

Menurut Toni blank, nama aslinya adalah “TONI EDI SURYANTO“. Dia juga mengatakan jika di Jerman, nama panggilannya adalah “TONIKUM BAYER“. Toni lahir di Yogyakarta, di salah satu pedusunan di daerah Bantul pada tanggal 24 September 1969. Dia mengatakan, dahulu di Bantul heboh karena terdapat bayi ajaib, dan “bayi ajaib” itu adalah dirinya. Ia berkata pernah bercita-cita sebagai “SUPER STAR SKY“ atau “PELATIH PESAWAT UDARA“ atau “PELATIH NASA“. Selain itu ia juga mengatakan jika dahulu pernah sekolah di “SMA PADMANABA YOGYAKARTA” dan pernah kuliah di “UGM“.
Haha… Itu sekilas tentang Toni Blank, yang sebenarnya hanyalah seorang yang kurang waras dan saat ini tinggal di salah satu panti sosial di Yogyakarta. Karena suka membaca, maka ia pun sering terlihat seperti orang normal dan pintar, kadang-kadang perkataannya nyambung, tapi lebih banyak yang ga nyambungnya. haha…. Pokoknya Hidup Mas Toni… “Saparatozzzz….”
Mas Toni juga sudah jadi Artis di dunia maya, yang saat ini telah berhasil menciptakan Film yang berjudul Toni Blank Show yang kini sudah mencapai season ke 3.. Mas Toni juga punya Facebook, dan banyak penggemar
Salam SAPARATOZ!!!

Tidak ada komentar: