Namun, kubu Arema enggan meniru langkah Persib. Sebab, mereka kapok mendatangkan pemain yang pernah tampil pada level tinggi dunia. "Tahun 2015 kami hampir merekrut Somen Tcoyi. Mantan striker timnas Kamerun dan pernah main di West Bromwich Albion (kasta tertinggi Inggris). Tapi batal karena tidak lolos medis," kata General Manager Arema Ruddy Widodo.
Itu sebabnya, Arema merasa ada yang tidak beres jika pemain level top dunia memilih datang ke Indonesia. Terutama dengan riwayat cedera pemain.
Tapi, terlepas dari itu, Arema tetap mengapresiasi manajemen Persib yang sudah merekrut Michael Essien. Sebab, nama besar eks pemain Chelsea juga bisa mendongkrak popularitas Persib di kancah Asia.
Arema tahun ini lebih memilih menciptakan pemain bintang ketimbang mendatangkan pemain yang sudah jadi. Sebab, hasilnya mulai kelihatan. Beberapa pemain muda seperti Bagas Adi Nugraha, Hanif Sjahbandi, Nasir hingga Adam Alis semakin moncer bersama Arema.
"Sekarang kami kembali ke visi lama Arema. Mencetak pemain bintang," imbuh Ruddy.
Tentu secara finansial, merekrut pemain muda bisa membuat finansial tim lebih sehat. Sejak 2013, Arema melakukan banyak pengeluaran setelah mendatangkan pemain bintang.
Pada waktu itu, dalam satu satu bulan, biaya gaji dan operasional tim Arema mencapai dua miliar. Kini, berangsur-angsur biaya gaji pemain mulai dipangkas karena banyak pemain muda potensial yang kontraknya tidak terlalu tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar