Eris Eka Jaya,Kompas.com - 01/05/2017, 11:55 WIB
KOMPAS.com - Pelatih timnas
Indonesia U-22, Luis Milla, memang tak terlalu mempermasalahkan hasil
akhir uji coba anak asuhnya. Dari tiga uji coba yang sudah dilakoni,
hasilnya terlihat masih belum menggembirakan.
Skuad Garuda takluk 1-3 dari Myanmar, bermain seri 1-1 kontra Persija, dan hanya menang 2-1 saat melawan klub Liga 2, Persita Tangerang.
"Coah Milla tidak mempermasalahkan hasil karena dia menginginkan setiap ada uji coba dan pemusatan latihan, para pemain bisa melakukan improvisasi dalam permainan serta ada kemajuan pada setiap pemain," ujar Bima Sakti, asisten pelatih timnas Indonesia U-22.
Dalam pemusatan latihan terakhir, yaitu pada 20-25 April 2017, Indonesia U-22 melakoni uji coba kontra Persita.
Evan Dimas dkk menang 2-1 atas Laskar Cisadane lewat gol Febri Hariyadi dan Osvaldo Haay.
Pada laga tersebut, Milla tampak tak tenang dengan penyelesaian akhir skuadnya. Tim Merah-Putih menciptakan banyak peluang melawan klub dari kasta di bawah Liga 1 itu. Namun, kesempatan itu hanya menghasilkan dua gol.
"Milla selalu berteriak agar pemain secara cepat menyelesaikan peluang di depan gawang. Hal itu menjadi masalah baru di tim ini karena pemain banyak menciptakan peluang, tetapi kesulitan dalam penyelesaian akhir. Jadi, harapan kami saat pemusatan latihan mendatang masalah tersebut bisa terselesaikan," tutur Bima.
Minimnya gol Indonesia U-22 dalam tiga laga uji coba terakhir juga menjadi masalah.
Penajaman di lini depan, yang memakai skema trisula, bakal menjadi menu latihan pada pemusatan latihan 7-10 Mei 2017.
Pelatih asal Spanyol itu memang gemar menerapkan pola 4-3-3 dan 4-2-3-1.
Memang terlihat berbeda, tetapi sebenarnya dalam penerapan dua skema
tersebut serupa. Intinya, bakal ada tiga pemain yang didorong menjadi
penyerang, dua dari sayap dan satu di tengah.
Sementara tiga pemain lain bertugas sebagai gelandang bertahan, gelandang box-to-box, serta satu playmaker.
Pola 4-2-3-1 lebih kepada penguatan dalam bertahan. Milla menginginkan tekanan lebih kepada lawan dengan tiga pemain depan mempersempit pergerakan lawan.
"Kami bisa menggunakan pola 4-3-3 dan 4-2-3-1. Memang skema itu merupakan anjuran dari Milla. Ia ingin melakukan tekanan di lini depan agar mempersempit lawan melakukan serangan. Yang pasti, setiap pemusatan latihan maupun uji coba selalu ada evaluasi," tutur Bima.
"Sebelum melawan Persita, kami melakukan evaluasi dari pertandingan kontra Persija. Di laga kontra Persija, kami cukup bagus dalam menekan lawan, sirkulasi bola, dan serangan kombinasi dari kanan maupun kiri. Tinggal kami mantapkan lagi, sekaligus soal penyelesaian akhir," kata Bima. (Ferry Tri Adi)
Skuad Garuda takluk 1-3 dari Myanmar, bermain seri 1-1 kontra Persija, dan hanya menang 2-1 saat melawan klub Liga 2, Persita Tangerang.
"Coah Milla tidak mempermasalahkan hasil karena dia menginginkan setiap ada uji coba dan pemusatan latihan, para pemain bisa melakukan improvisasi dalam permainan serta ada kemajuan pada setiap pemain," ujar Bima Sakti, asisten pelatih timnas Indonesia U-22.
Dalam pemusatan latihan terakhir, yaitu pada 20-25 April 2017, Indonesia U-22 melakoni uji coba kontra Persita.
Evan Dimas dkk menang 2-1 atas Laskar Cisadane lewat gol Febri Hariyadi dan Osvaldo Haay.
Pada laga tersebut, Milla tampak tak tenang dengan penyelesaian akhir skuadnya. Tim Merah-Putih menciptakan banyak peluang melawan klub dari kasta di bawah Liga 1 itu. Namun, kesempatan itu hanya menghasilkan dua gol.
"Milla selalu berteriak agar pemain secara cepat menyelesaikan peluang di depan gawang. Hal itu menjadi masalah baru di tim ini karena pemain banyak menciptakan peluang, tetapi kesulitan dalam penyelesaian akhir. Jadi, harapan kami saat pemusatan latihan mendatang masalah tersebut bisa terselesaikan," tutur Bima.
Minimnya gol Indonesia U-22 dalam tiga laga uji coba terakhir juga menjadi masalah.
Penajaman di lini depan, yang memakai skema trisula, bakal menjadi menu latihan pada pemusatan latihan 7-10 Mei 2017.
Sementara tiga pemain lain bertugas sebagai gelandang bertahan, gelandang box-to-box, serta satu playmaker.
Pola 4-2-3-1 lebih kepada penguatan dalam bertahan. Milla menginginkan tekanan lebih kepada lawan dengan tiga pemain depan mempersempit pergerakan lawan.
"Kami bisa menggunakan pola 4-3-3 dan 4-2-3-1. Memang skema itu merupakan anjuran dari Milla. Ia ingin melakukan tekanan di lini depan agar mempersempit lawan melakukan serangan. Yang pasti, setiap pemusatan latihan maupun uji coba selalu ada evaluasi," tutur Bima.
"Sebelum melawan Persita, kami melakukan evaluasi dari pertandingan kontra Persija. Di laga kontra Persija, kami cukup bagus dalam menekan lawan, sirkulasi bola, dan serangan kombinasi dari kanan maupun kiri. Tinggal kami mantapkan lagi, sekaligus soal penyelesaian akhir," kata Bima. (Ferry Tri Adi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar