Kamis, 12 Oktober 2017

Survei Indikator: "Head to Head", Jokowi 58,9 Persen, Prabowo 31,3 Persen

Ihsanuddin,Kompas.com - 11/10/2017, 17:00 WIB
Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menaiki kuda di kediaman Prabowo di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Senin (31/10/2016).
Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menaiki kuda di kediaman Prabowo di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Senin (31/10/2016). (Ihsannuddin )
JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo masih menjadi calon terkuat untuk bertarung dalam pemilu 2019 mendatang.
Hal ini berdasarkan survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada 17-24 September 2017.
Awalnya, responden ditanya mengenai sosok calon presiden yang akan dipilih apabila Pemilu 2019 digelar saat ini. Namun, responden tidak diberikan pilihan jawaban.
"Artinya, responden menjawab sesuai dengan yang pertama kali muncul di kepalanya," kata Burhanuddin saat merilis hasil survei di kantornya, di Jakarta, Rabu (11/10/2017).

Hasilnya, sebanyak 34,2 persen memilih Jokowi melanjutkan pemerintahannya untuk periode kedua.
Sebanyak 11,5 persen responden lain memilih Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mendapatkan 2,1 persen, disusul Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo 1 persen, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo 0,7 persen.
Tiga tokoh yang bersaing dalam Pilgub DKI Jakarta 2017, yakni Agus Harimurti Yudhoyono, Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama sama-sama mendapatkan angka 0,5 persen.

Tokoh lainnya hanya mendapatkan angka 0,1 persen. Sementara responden yang tidak memberikan jawaban sebanyak 47,4 persen.
"Responden yang tidak menjawab cukup besar karena kita tidak memberikan pilihan nama," ucap Burhan.
Saat simulasi delapan nama, Jokowi mendapat 54,6 persen, disusul Prabowo (24,8 persen), Anies (3,1 persen), Agus (2,9 persen), Gatot (2,8 persen), Tito Karnavian (1,2 persen),  Soekarwo (0,6 persen) dan Sri Mulyani (0,4 persen).
Sementara saat simulasi "head to head" layaknya pilpres 2014 lalu, Jokowi mendapatkan 58,9 persen suara responden. Sementara Prabowo mendapatkan 31,3 persen. 
Burhanuddin menilai, elektabilitas Prabowo meski kalah jauh dari Jokowi, namun masih cukup tinggi.
Apalagi masih ada dua tahun waktu bagi Prabowo untuk meningkatkan elektabilitasnya.
"Padahal Pak Prabowo belum kerja sama sekali. Sementara Pak Jokowi sudah keliling terus dari Aceh sampai Papua. Jadi Pak Jokowi juga jangan terlalu yakin pemilu akan mudah," ucap Burhan.
Adapun survei ini menggunakan multistage random sampling dengan 1220 responden di seluruh wilayah Indonesia. Margin of error kurang lebih  2,9 persen.

Tidak ada komentar: