Bola.com, Malang - Pelatih Arema FC, Milan Petrovic,
kini memiliki agenda lebih padat. Dia tidak hanya meningkatkan performa
pemain selama pemusatan latihan di Kusuma Agro Wisata, Kota Batu, pada
23-30 Juni 2018. Tetapi, dalam pekan ini, dia mulai kursus Bahasa
Indonesia. Pelatih berpaspor Slovenia ini meminta manajemen untuk
mendatangkan guru privat.
"Coach Milan tidak ingin seorang translator. Tapi, dia ingin guru yang bisa mengajarinya lebih cepat berbahasa Indonesia," kata Sudarmaji, media officer Arema.
Selama satu jam dalam setiap hari, Milan belajar Bahasa Indonesia. Ini merupakan hal positif karena sang pelatih memiliki alasan penting untuk bisa menggunakan Bahasa Indonesia.
"Terkadang, instruksi coach Milan tidak bisa dipahami pemain ketika menggunakan Bahasa Inggris. Yang kedua, dia juga ingin mengerti apa yang dibicarakan pemain dengan Bahasa Indonesia," jelas Sudarmaji.
Ini juga menjadi sinyal pelatih yang ramah itu kerasan di Indonesia sehingga dia ingin berkarier lebih lama.
"Dia pelatih yang punya keinginan kuat untuk memperbaiki tim ini. Jadi bukan hanya skema, tapi di juga memperbaiki diri dalam hal komunikasi dengan pemain lokal," imbuhnya.
Ketika awal bergabung dengan Arema, Milan mengaku sempat kesulitan berbahasa Indonesia. Wajar, karena dia baru pertama kali datang ke Asia. Namun, setelah naik pangkat jadi pelatih kepala dua bulan lalu, dia merasa perlu menguasai bahasa setempat. Milan pun meminta guru privat.
"Selain Bahasa Indonesia, coach Milan juga ingin memperbaiki Bahasa Inggris sekalian. Jadi, guru privat itu juga sekaligus mengajarkan Bahasa Inggris," imbuh Sudarmaji.
Hal positif itu menular kepada asisten pelatih Kuncoro, yang juga ingin belajar Bahasa Inggris lebih baik sehingga bisa dengan mudah berkomunikasi dengan pelatih atau pemain asing. "Semoga saja dengan adanya kursus ini komunikasi antarpemain, pelatih lokal, dan asing di Arema lebih lancar," kata Sudarmaji.
"Coach Milan tidak ingin seorang translator. Tapi, dia ingin guru yang bisa mengajarinya lebih cepat berbahasa Indonesia," kata Sudarmaji, media officer Arema.
Selama satu jam dalam setiap hari, Milan belajar Bahasa Indonesia. Ini merupakan hal positif karena sang pelatih memiliki alasan penting untuk bisa menggunakan Bahasa Indonesia.
"Terkadang, instruksi coach Milan tidak bisa dipahami pemain ketika menggunakan Bahasa Inggris. Yang kedua, dia juga ingin mengerti apa yang dibicarakan pemain dengan Bahasa Indonesia," jelas Sudarmaji.
"Dia pelatih yang punya keinginan kuat untuk memperbaiki tim ini. Jadi bukan hanya skema, tapi di juga memperbaiki diri dalam hal komunikasi dengan pemain lokal," imbuhnya.
Ketika awal bergabung dengan Arema, Milan mengaku sempat kesulitan berbahasa Indonesia. Wajar, karena dia baru pertama kali datang ke Asia. Namun, setelah naik pangkat jadi pelatih kepala dua bulan lalu, dia merasa perlu menguasai bahasa setempat. Milan pun meminta guru privat.
"Selain Bahasa Indonesia, coach Milan juga ingin memperbaiki Bahasa Inggris sekalian. Jadi, guru privat itu juga sekaligus mengajarkan Bahasa Inggris," imbuh Sudarmaji.
Hal positif itu menular kepada asisten pelatih Kuncoro, yang juga ingin belajar Bahasa Inggris lebih baik sehingga bisa dengan mudah berkomunikasi dengan pelatih atau pemain asing. "Semoga saja dengan adanya kursus ini komunikasi antarpemain, pelatih lokal, dan asing di Arema lebih lancar," kata Sudarmaji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar