Minggu, 15 April 2018

Punya mesin politik bagus, kader PKS punya peluang kuat jadi cawapres Prabowo

Minggu, 15 April 2018 06:27 Reporter : Yunita Amalia Kedua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. ©2018 Merdeka.com
Merdeka.com - Partai Gerindra telah memberi mandat terhadap Prabowo Subianto maju sebagai calon presiden di Pilpres 2019, melawan Joko Widodo alias Jokowi. Meski bersaing, baik Prabowo ataupun Jokowi memiliki kesamaan yakni belum menentukan calon wakil presiden yang bakal mendampingi keduanya di kontestasi lima tahunan itu.

Menurut pengamat politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, potensi besar calon wakil presiden yang bakal mendampingi Prabowo berasal dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Penilaian tersebut lantaran sejauh ini hubungan politik Gerindra dengan PKS cukup intens.
"Darimana calonnya sepertinya kuat dari PKS," ujar Hendri kepada merdeka.com melalui sambungan telepon, Sabtu (14/4).
Selain hubungan politik yang intens, mesin politik PKS dianggap lebih baik ketimbang Gerindra. Hal itu, ujar Hendri, menjadi pertimbangan serius bagi Gerindra maupun PKS selama mempertimbangkan calon wakil presiden mendampingi pendiri partai Gerindra itu.
Belum lagi, kata dia, peluang Prabowo mundur tak menjadi capres masih ada karena tergantung hasil Pilkada 2018. Hendri mengatakan, jika Gerindra tidak mampu memenangkan para calonnya di Pilkada tahun ini, pengusungan Prabowo sebagai capres perlu dipertimbangkan.
"PKS itu punya mesin politik cukup baik ketimbang Gerindra, tentu ini diperhitungkan," katanya.
Diketahui, Rabu (11/4) Gerindra mengadakan Rakornas di Hambalang, Jawa Barat. Dalam kesempatan itu, Gerindra memberikan mandat sepenuhnya kepada Prabowo kembali menjadi calon presiden di 2019 nanti, bersaing dengan Jokowi. Prabowo pun menyatakan siap menjalankan mandat tersebut.
Wakil Sekretaris Jenderal Gerindra, Andre Rosiade optimis elektabilitas mantan Danjen Kopassus itu berangsur meningkat sehubungan dengan pendeklarasian. Dia menganggap merupakan hal wajar jika saat ini elektabilitas Prabowo jauh dibawah Jokowi.
"Wajar karena pak Prabowo belum bergerak. Tapi Faktanya kan elektabilitas pak Jokowi kan stagnan di 40 persen," kata Andre. [dan]

Tidak ada komentar: