Tampilkan postingan dengan label Ganti Presiden. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ganti Presiden. Tampilkan semua postingan

Selasa, 22 Mei 2018

Kiprah Musisi Johny Sang Pencipta Lagu "2019 Ganti Presiden"

Seleb  MINGGU, 20 MEI 2018 , 17:22:00 WIB | LAPORAN: MUHAMMAD IQBAL
Kiprah Musisi Johny Sang Pencipta Lagu
Johny Sang Alang / Net
RMOLLampung. Johny Alang atau Sang Alang adalah pencipta lagu yang sedang viral berjudul "2019 Ganti Presiden". Siapakah dia? Ternyata, musisi ini sudah malang-melintang dalam dunia musik.

Warga Kemang Pratama, Kota Bekasi, itu mengawali karier musiknya sebagai penyanyi jalanan. Remaja, tahun 1986, dia berhasil menjadi juara pertama penyanyi jalanan Jakarta Pusat. Tahun 1987, Johny Sang Alang juara pertama DKI.

Pada tahun 1987 itu juga, Johny sukses menjadi pengamen terbaik se-Jabodetabek. Di tingkat nasional, dia berada di peringkat tiga besar.

Pada tahun 1995, Johny Sang Alang merelis album perdananya bertajuk "Sendiri" lewat HL Record dan diedarkan Musica Studio. Debut perdananya, album Johny terjual 80 ribu kopi.

Tahun 1996, Johny kembali mengeluarkan album kedua bertajuk "Mengalir" yang diproduksi Nebula Record, anak perusahaan Musica Studio. Indra Lesmana, jazzer top, ikut menggarap album kedua Johny.

Selain musisi, Johny Sang Alang berkiprah di bidang broadcasting dan advertising pemilik Adcom Indonesia dan Atcom Picture Indonesia (production house).

Johny Sang Alang konsisten di jalur musik folk rock yang terinspirasi dari Bob Dylan, Bon Jovi, The Rolling Stone, Aerosmith, sampai musikus lokal macam Iwan Fals, Sawung Jabo dan Godbless.

Syair lagu-lagunya banyak berbicara tentang masalah keseharian, kritik sosial, dan kisah cinta.

Lewat "2019 Ganti Presiden", dalam tempo sepekan, lagunya sudah viral. Lagu dengan bahasa sederhana dan lugas apa yang dirasakan oleh masyarakat kebanyakan saat ini. [hms]

Lirik Lagu 2019 Ganti Presiden”

Dulu kami hidup tak susah
Mencari kerja sangat mudah
Tetapi kini, pengangguran
Semakin banyak nggak karuan
10 juta lapangan kerja
Tetapi bukan untuk kita

Kerja, kerja, kerja, buruh aslinya kerja
Anak, anak, bangsa tetap nganggur aja
Di sana sini orang menjerit
harga-harga selangit hidupnya yang sulit
Sembako naik, listrik naik
Di malam buta bbm ikut naik

(buset)

Pajak mencekik usaha sulit
Tapi korupsi subur pengusahanya makmur
Rumah rakyat kau gusur, nasib rakyat yang kabur
Awas awas kursimu nanti tergusur
Beban hidup kami sudah nggak sanggup
Penggennya cepat-cepat tahun depan

2019 ganti presiden
Kuingin presiden yang cinta pada rakyatnya
2019 ganti presiden
Kuingin presiden yang tak pandai berbohong
2019 ganti presiden
Kuingin presiden yang cerdas gagah perkasa
2019 ganti presiden
Bukan presiden yang suka memenjarakan ulama dan rakyatnya ye ye.

Beban hidup kami udah nggak kuat
Maunya cepat-cepat tahun depan.

Selasa, 08 Mei 2018

Gerakan #2019GantiPresiden Pertimbangkan Dukungan ke Jokowi

Reporter:Muhammad Hendartyo
Editor:Amirullah
Ratusan relawan membentangkan bendera merah putih dan spanduk #2019GantiPresiden berukuran besar saat Deklarasi Akbar Relawan #2019GantiPresiden di depan pintu barat daya Monas, Jakarta, 6 Mei 2018. Dalam kegiatan tersebut, para relawan membacakan aspirasi yang menyatakan siap mengawal jalannya Pemilu 2019 agar tertib dan lancar, sehingga terwujudnya 2019 Ganti Presiden. TEMPO/M Taufan RengganisRatusan relawan membentangkan bendera merah putih dan spanduk #2019GantiPresiden berukuran besar saat Deklarasi Akbar Relawan #2019GantiPresiden di depan pintu barat daya Monas, Jakarta, 6 Mei 2018. Dalam kegiatan tersebut, para relawan membacakan aspirasi yang menyatakan siap mengawal jalannya Pemilu 2019 agar tertib dan lancar, sehingga terwujudnya 2019 Ganti Presiden. TEMPO/M Taufan Rengganis
TEMPO.CO, Jakarta - Penggagas #2019GantiPresiden, Mardani Ali Sera, mengatakan akan mempertimbangkan dukungan kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Pak Jokowi dan timnya bisa kerja keras. Kalau nanti Pak Jokowi berubah, kami mungkin akan mempertimbangkan, tapi sampai sekarang kami yakin 2019 ganti presiden," kata Mardani setelah berorasi dalam acara deklarasi #2019GantiPresiden di depan pintu barat daya Monumen Nasional, Jakarta, Ahad, 6 Mei 2018.

Mardani mengatakan untuk sekarang gerakan ini tidak bicara calon presiden. Menurut Mardani, hal itu semua diserahkan kepada proses politik.
Menurut Mardani, fokus gerakan #2019GantiPresiden menjadi pendidikan politik. Mardani mengatakan siapa pun presidennya, gerakan itu akan tentukan sikap sesudah 4-10 Agustus 2018.
Kriteria khusus calon presiden diharapkan adalah yang paling mampu perjuangkan nilai-nilai Pancasila. Mardani menilai penerapan Pancasila baru sebatas ucapan bibir atau lips service.
"Pak Prabowo kah, Pak Gatot kah, Pak Yusril kah, Sohibul Iman, Aher, TGB, kami minta, termasuk Pak Jokowi, kami minta buktikan bahwa mereka adalah orang yang akan perjuangkan Pancasila wujud dan nyata di negeri ini. Kalau terwujud, kami akan dukungan," kata Mardani.

Sekitar 500 orang menghadiri deklarasi gerakan tersebut. Politikus Partai Keadilan Sejahtera, Mardani Ali Sera, merupakan penggagas gerakan #2019GantiPresiden.
Dalam deklarasi, terus terdengar sahut-menyahut suara massa sambil berteriak ketika Mardani menyebutkan #2019GantiPresiden. Massa yang terdiri atas anak-anak, bapak-bapak, dan ibu-ibu ini mengangkat tangan sambil mengacungkan jari kelingking dan jempol mereka.
Ada banner ukuran 4 x 8 yang membentang di antara massa #2019GantiPresiden tersebut. Penjual kaus, topi, juga ikut meramaikan deklarasi tersebut. Pedagang juga ada yang menjual atribut Partai Keadilan Sejahtera.

Median: Mayoritas Masyarakat Ingin Ganti Jokowi di Pilpres 2019

Reporter: Caesar Akbar
Editor:Amirullah
Jokowi dan Prabowo Buka Bersama
TEMPO.CO, Jakarta - Survei yang dilakukan Media Survei Nasional (Median) menunjukkan masyarakat menginginkan Joko Widodo (Jokowi) diganti oleh tokoh lain pada Pemilihan Presiden 2019.
"Sebanyak 46,4 persen responden ingin Jokowi diganti tokoh lain," kata Direktur Riset Median Sudarto saat merilis hasil survei elektabilitas kandidat calon presiden di daerah Cikini, Jakarta Pusat, Senin, 16 April 2018.
–– ADVERTISEMENT ––

Jumlah tersebut lebih banyak ketimbang responden yang memilih Jokowi memimpin kembali, yakni sebesar 45,22 persen. Ada 8,41 persen responden yang memilih untuk tidak menjawab pertanyaan itu.
Sudarto mengatakan hasil survei ini menjadi peringatan bagi Jokowi. "Warning kuning kemerahan untuk Jokowi, karena ada sedikit lebih banyak orang yang ingin jokowi diganti."
Artinya, kata dia, apabila pada pilpres mendatang hanya ada dua pasangan calon saja, maka peluang bekas gubernur DKI Jakarta itu untuk kembali menang akan semakin kecil. Alasannya, dia memprediksikan para pemilih yang sudah tak mau lagi dipimpin Jokowi akan terkanalisasi untuk mendukung lawan Jokowi.
Sudarto mengakui dalam riset yang dilakukannya, elektabilitas Jokowi masih menjadi yang tertinggi dengan 36,2 persen. Menurut dia, tingginya elektabilitas Jokowi itu lantaran hingga saat ini masyarakat masih dihadapkan dengan banyak pilihan tokoh. "Masyarakat masih belum menemukan figur yang cocok melawan Jokowi, sehingga suara tersebar di banyak tokoh," kata dia.

Sudarto meyakini peta elektabilitas itu bakal berubah drastis apabila pendaftaran capres cawapres telah dibuka dan lawan Jokowi sudah pasti. "Sekarang itu pesannya jelas, 'saya ingin mengganti Jokowi', tapi messenger-nya belum jelas nih," kata dia.
Median melakukan survei dengan sampel 1.200 responden yang memiliki hak pilih. Survei tersebut memiliki margin of error sebesar ±2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sampel dipilih secara acak dengan teknik multistage random sampling serta proporsional atas populasi di provinsi dan gender. Adapun kontrol kualitas dilakukan terhadap 20 persen sampel yang ada.

Relawan #2019GantiPresiden Deklarasi, Relawan Jokowi Tak Diam

Reporter:Tempo.co
Editor:Rina Widiastuti

Sejumlah relawan membentangkan spanduk saat Deklarasi Akbar Relawan #2019GantiPresiden di depan pintu barat daya Monas, Jakarta, 6 Mei 2018. Dalam kegiatan tersebut, para relawan membacakan aspirasi yang menyatakan siap mengawal jalannya Pemilu 2019 agar tertib dan lancar, sehingga terwujudnya 2019 Ganti Presiden. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan massa berkaus #2019GantiPresiden tumpah ruah di depan pagar lapangan Monas, Jakarta Pusat. Hari ini, 6 Mei 2018, mereka berkumpul untuk mengikuti acara deklarasi relawan #GantiPresiden yang diinisiasi oleh politikus Partai Keadilan Sejahtera Mardani Ali Sera. Sejumlah tokoh hadir dalam acara itu, seperti politikus Partai Gerindra Habiburokhman, Neno Warisman, Abu Jibril Fuad, pengacara dari Advokat Cinta Tanah Air (ACTA).
Mardani tiba di lokasi sekitar pukul 09.00. Ia disambut dengan sorakan dan lambaian bendera kecil bertuliskan #2019GantiPresiden. Politikus PKS itu semula mengenakan kemeja biru. Tetapi saat naik ke mobil untuk berorasi, dia mengenakan kaus #2019GantiPresiden.

Saat berorasi, Mardani menyinggung soal utang pemerintah. "Kita boleh bangga bangun infrastruktur, tapi mayoritas banyak dari utang, dan utangnya bisa dibayar atau tidak?" ucapnya. Para relawan pun menyahut, "Tidak".
"Kita ingin melakukan pendidikan politik. Kenapa? Cukup sudah pencitraan, cukup sudah pembohongan, cukup sudah upaya membodohi masyarakat. Masyarakat disuruh ternak kalajengking. Apa itu cerdas? Masyarakat disuruh masuk gorong-gorong. Apa itu cerdas? 2019 ganti presiden," Mardani berorasi.
Seorang relawan membawa bendera bertuliskan #2019GantiPresiden saat Deklarasi Akbar Relawan #2019GantiPresiden di depan pintu barat daya Monas, Jakarta, 6 Mei 2018. TEMPO/M Taufan Rengganis
Suara massa sahut-menyahut berteriak ketika Mardani menyebut #2019GantiPresiden. Mereka juga mengangkat tngan sambil mengacungkan jari kelingking dan jempolnya. Dalam acara deklarasi ini tampak anak-anak juga turut hadir.
Baca: Relawan Jokowi Sebut Deklarasi #2019GantiPresiden Ada Penolakan
Relawan #2019GantiPresiden membacakan aspirasi secara bersama-sama. Penggagas gerakan, Mardani Ali Sera menjadi pembaca aspirasi yang selanjutnya narasinya diikuti oleh massa gerakan itu.
"Kami relawan nasional 2019 ganti presiden dengan ini menyatakan sikap keprihatinan atas kemiskinan, ketidakadilan, ketidakberpihakan, dan ancaman terhadap kedaulatan serta krisis kepemimpinan yang terjadi saat ini di bumi NKRI," kata Mardani saat berorasi di acara deklarasi #2019GantiPresiden di pintu barat daya Monumen Nasional, Jakarta pada Ahad, 6 Mei 2018.
Dalam aspirasinya, gerakan #2019GantiPresiden menyatakan bertekad akan terus berjuang bersama seluruh rakyat untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik, berdaulat, bermartabat, adil, makmur dan berakhlak mulia dengan memohon ridho Allah SWT dan dukungan dari seluruh rakyat.
"Kami siap mengawal jalannya proses pemilu yang jujur adil dan bebas dari segala bentuk kecurangan hingga terwujudnya 2019 ganti presiden secara sah dan konstitusional pada 17 April 2019," kata massa #2019Ganti Presiden bersamaan.

Dari pantauan Tempo, deklarasi #2019GantiPresiden itu berlangsung di luar lapangan Monas, beberapa meter dari Patung Kuda Arjuna Wiwaha Jalan M.H. Thamrin, di depan Gedung Indosat. Kepolisian Daerah Metropolitan Jaya menempatkan personelnya di sekitar lokasi. "Sekitar 300 personel," kata Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya melalui pesan singkat, Ahad, 6 Mei 2018.
Tagar #2019GantiPresiden ini berawal saat Mardani diundang menghadiri acara debat di salah satu stasiun televisi pada 27 Februari 2018. Saat terlibat diskusi, politikus PKS itu tersulut emosinya ketika mendengar penyataan politikus lain yang mendukung Joko Widodo terus-terusan. "Maka saya katakan ingin mengganti pemerintahan di 2019," katanya ketika itu.
Setelah itu, Mardani terlihat mengenakan gelang berlogo #2019GantiPresiden untuk kali pertama dalam sebuah acara televisi, Selasa, 3 April 2018. Setelah itu, #2018GantiPresiden langsung ramai diperbincangkan di media sosial dan terus berkembang sehingga melahirkan relawan #2019GantiPresiden.
Meski hari ini acara deklarasi, relawan #2019GantiPresiden Mustofa Nahrawardaya sebelumnya telah menegaskan mereka belum akan mengumumkan dukungannya kepada calon presiden untuk Pemilu 2019. Mustofa mengatakan deklarasi itu dilakukan untuk mempublikasikan kepada masyarakat siapa saja penanggung jawab gerakan itu.
Sebab, sebelumnya, kata dia, kerap ada oknum yang mengklaim sebagai koordinator gerakan #2019GantiPresiden. Padahal sejak awal, menurut dia, belum pernah ada penunjukan koordinator. "Jadi dengan deklarasi besok akan ketahuan orang-orang yang akan ditunjuk sebagai koordinator, juru bicara, dan inisiator. Nah itu akan ketahuan," kata Mustofa di kawasan Cikini, Sabtu, 5 Mei 2018.
Di sisi lain, relawan Jokowi tak tinggal diam. Mereka juga mengamati deklarasi #2019GantiPresiden yang berlangsung di Monas hari ini. "Deklarasi tersebut cuma dihadiri ratusan orang, kami sudah melihat kegiatan politik mereka ada penolakan," kata Ketua Relawan Jokowi Mania, Imanuel Ebenezer saat dihubungi, Ahad, 6 Mei 2018.
Menurut Imanuel, tagar #2019GantiPresiden hanya besar di media sosial. Namun, relawan Jokowi akan membuktikan dukungan bukan hanya di media sosial, tetapi dunia nyata. “Kami siap bertarung di dunia nyata,” katanya. Relawan Jokowi, dia menambahkan juga sedang mempersiapkan gerakan akbar #2019TetapJokowi. Deklarasi tersebut tidak akan dilaksanakan di tempat publik, seperti area car free day.
Di tempat terpisah, relawan Jokowi (Rejo) lain juga menggelar deklarasi di sebuah kafe di Jakarta. Kelompok relawan yang dipimpin Ketua Umum Darmizal mendeklarasikan dukungannya kepada Jokowi. "Kami berkumpul menjadi relawan untuk memenangkan Bapak Insinyur Haji Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden 2019," kata Darmizal saat membacakan deklarasi, Ahad, 6 Mei 2019. Relawan yang hadir pun meneriakan yel-yel, "Jokowi yes, dua periode".
ANDITA RAHMA | HENDARTYO HANGGI | SYAFIUL HADI| FAJAR PEBRIANTO | IMAM HAMDI | VINDRY F.