Tampilkan postingan dengan label Polling pilpres 2019. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Polling pilpres 2019. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 06 Januari 2018

Di Polling Fadli Zon Jokowi Menang, tapi di Denny Siregar Hasilnya Prabowo Menang

Di Polling Fadli Zon Jokowi Menang, tapi di Denny Siregar Hasilnya Prabowo Menang
Kolase/Twitter/Tribunn
TRIBUNNEWS.COM - Dua tokoh ini sama-sama membuka polling untuk memilih siapa presiden yang diinginkan netizen.
Yakni Plt Ketua DPR RI Fadli Zon dan penulis Denny Siregar.
Awalnya polling yang menyebutkan pilihan pada Joko Widodo (Jokowi) atau Prabowo Subianto jika pemilihan presiden digelar hari ini.
Hal itu dibuat oleh Fadli Zon dan hasilnya Jokowi menang dengan 55% sementara ketua umum Partai Gerindra mendapat suara 45%.
Terlihat ada sebanyak 30.336 voter di Twet Fadli Zon tersebut.
"Jika pemilihan Presiden dilakukan hari ini, siapa yang akan anda pilih ...," tulis @fadlizon.
Melihat hasil polling yang dibukan Fadli Zon, nama Prabowo kalah, Denny Siregar juga membuka polling.
Masih dengan dua pilihan yakni Jokowi atau Prabowo, hasilnya justru berbeda.
Dari 44.141 votes, Prabowo lebih unggul 66% daripada Jokowi dengan 34%.
"Masak sih @prabowo kalah sama Jokowi di polling @fadlizon ? Itu pasti hoax. Coba kita polling disini, siapa yang menang jika pilpres berlangsung hari ini ?" tulis @Dennysiregar7.
Melihat hasil polling Denny Siregar, Fadli Zon pun meresponsnya."Hasilnya ternyata @prabowo menang ya?" tulis @fadlizon.
Netizen pun langsung mengomentari beragam melihat Fadli Zon me-retweet kicauan Denny Siregar.
@Shd_Agatha: @prabowo memang selevel dng @jokowi ( krn mereka sama" berkelas & tdk bnyk bicara ), tp saya rasa sulit pak prabowo utk mematahkan pak jokowi di pilpres lg krn pemilu yg nyata tdk di twitter. Rakyat yg tdk main twitter justru lbh sering lihat Jokowi di lapangan.
@gerakanmudaindo: Iya menang bro..tapi di poling. Yg vote hanya sekitar 44 ribu...bikin poling saja trs, sy yakin prabowo akn sllu menang dipoling.
@ilhambale11: Akhirnya pak prabowo menang pak semoga jadi presiden tahun 2019.
@AliimKusuma: Si denny udah yakin banget jokowi menang polling, niatnya mau makin ngejatuhin tapi malah jatuhin diri sendiri. 30rb pemilih 45-55%, 44rb pemilih 34-66% HAHAHA.
@putrakara: Baru tau pak jaman skrg org itu ngefollow kebanyakan karena benci bukan karena care,polling2an ini sbnrnya cmn buktiin itu. (*)

Kamis, 12 Oktober 2017

Charta Politika: Jokowi Akan Sulit Dikalahkan

Reporter:Budiarti Utami Putri
Editor:Iqbal Muhtarom
Rabu, 11 Oktober 2017 15:31 WIBCharta Politika: Jokowi Akan Sulit Dikalahkan
Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR, Puan Maharani (kanan) menjawab pertanyaan wartawan bersama Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya di ruang fraksi PDI Perjuangan, DPR, Jakarta, (7/9). ANTARA/Rosa Panggabean
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, bila melihat tren elektabilitas berdasarkan sejumlah survei, peluang Presiden  Joko Widodo atau Jokowi sebagai calon inkumben terpilih kembali sangat besar.
Peluang Jokowi terpilih kembali kian menguat, menurut Yunarto, jika melihat pertarungan di 2019 tak lebih sebagai kelanjutan rivalitas pada pemilihan presiden 2014. “Peluang Jokowi sangat besar. Kalau pertarungan hanya berujung pada kelanjutan 2014, saya pikir Jokowi akan sulit dikalahkan," kata Yunarto kepada Tempo, Selasa, 10 Oktober 2017.
image: https://video.unrulymedia.com/native/in-art-close-icon-128x128.png
–– ADVERTISEMENT ––
image: https://video.unrulymedia.com/native/opt-out-icon2.png

Yunarto menilai sejauh ini lawan politik Jokowi gagal memainkan pertarungan isu. Menurut dia, politik identitas yang menyangkut suku, ras, agama, dan antargolongan (SARA) tidak berhasil menaikkan tingkat elektabilitas lawan Jokowi.
Yunarto menyarankan lawan politik Jokowi sebaiknya belajar memainkan strategi lain. “Bagaimana kemudian pertarungan isu bisa lebih substansial. Membahas masalah pemerataan, kesenjangan, kemiskinan, dan kegagalan mencapai target. Kalau itu terjadi, menurut saya, pertarungan akan positif," ujarnya.


Menurut Yunarto, bila tingkat kepuasan publik terhadap calon inkumben masih di atas  60 persen, peluangnya memenangi pertarungan terbuka lebar. “Dan hal itu linear dengan tingkat elektabilitas," katanya.
Kendati hasil hasil survei tiga lembaga menunjukkan elektabilitas Jokowi masih di bawah 50 persen, menurut Yunarto, hal itu disebabkan oleh adanya responden yang belum menentukan pilihan atau undecided voter. Adapun ketika di tempat pemilihan suara (TPS), undecided voter dianggap tidak ada.


"Undecided voter dianggap hilang, kemudian yang dibilang 100 persen itu hanya suara sah. Jadi otomatis biasanya angkanya akan naik," kata Yunarto.
Yunarto mengatakan angka kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi sebenarnya mengalami tren peningkatan dibanding survei sebelumnya. Dia mencontohkan, survei Saiful Mujani Research Center (SMRC) pada 2015 menyebut angka kepuasan publik sebesar 49 persen. Dalam rilis SMRC terbaru, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi sebesar 61 persen.


Tren ini juga diikuti peningkatan elektabilitas. Elektabilitas Jokowi meningkat dari 25,5 persen pada 2015 menjadi 38,9 persen. Sebaliknya, kata Yunarto, elektabilitas Prabowo Subianto justru mengalami penurunan. Dalam periode yang sama, elektabilitas Prabowo turun dari 13,6 persen menjadi 12 persen.
"Jadi yang harus dilihat adalah data longitudinal atau tren dibandingkan dengan periode sebelumnya. Jokowi naik dalam tingkat kepuasan publik dan elektabilitas, Prabowo turun," ujar Yunarto. Berdasarkan tren ini, Yunarto mengatakan Jokowi masih calon kuat dalam pilpres 2019.