Inggrid Kansil
INILAH.COM, Bandung - Wakil Sekjen DPD Partai Gerindra
Jawa Barat, Ginandjar Daradjat mengklaim pihaknya memperoleh 12 kursi
DPR RI dari Jawa Barat. Angka ini lebih tinggi dibandingkan perolehan
suara pada Pemilu 2009 yang hanya 8 kursi.
"Ada 12 kursi DPR RI dari Jabar. Itu berdasarkan data hasil rekapitulasi di kabupaten/kota yang masuk ke kita," ujar Ginandjar kepada wartawan, Selasa (22/4/2014).
Dia menjelaskan, artis Rachel Maryam diperkirakan kembali duduk di Senayan.
Perempuan ini berada di daerah pemilihan (dapil) Jabar II, yakni Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.
Selain Rachel, yang diprediksi lolos dari Gerindra di antaranya Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Barat Ferry Juliantono, Ariza Patria, Nuroji, dan Puti Sari.
Menurutnya, keberhasilan ini berkat kerja keras struktur partai yang melakukan kampanye secara habis-habisan. Jajaran partai berlambang burung garuda ini pun cukup puas dengan raihan ini.
"Hasil suara ini akan jadi bekal kuat untuk memenangkan pilpres nanti di Jabar," pungkasnya. [hus]
20 Caleg PDIP di Jabar Diprediksi Lolos ke Senayan
Gerindra Jabar Klaim 12 Caleg ke Senayan
Oleh: Dadi Haryadi,Selasa, 22 April 2014 | 19:10 WIB
istimewa
"Ada 12 kursi DPR RI dari Jabar. Itu berdasarkan data hasil rekapitulasi di kabupaten/kota yang masuk ke kita," ujar Ginandjar kepada wartawan, Selasa (22/4/2014).
Dia menjelaskan, artis Rachel Maryam diperkirakan kembali duduk di Senayan.
Perempuan ini berada di daerah pemilihan (dapil) Jabar II, yakni Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.
Selain Rachel, yang diprediksi lolos dari Gerindra di antaranya Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Barat Ferry Juliantono, Ariza Patria, Nuroji, dan Puti Sari.
Menurutnya, keberhasilan ini berkat kerja keras struktur partai yang melakukan kampanye secara habis-habisan. Jajaran partai berlambang burung garuda ini pun cukup puas dengan raihan ini.
"Hasil suara ini akan jadi bekal kuat untuk memenangkan pilpres nanti di Jabar," pungkasnya. [hus]
20 Caleg PDIP di Jabar Diprediksi Lolos ke Senayan
Oleh: Dadi Haryadi
Nasional - Selasa, 22 April 2014 | 14:09 WIB
antarafoto.com
INILAH.COM, Bandung - Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP) berjaya di Jabar. Dengan demikian, sekitar 19-20 caleg
DPR dari partai berlambang Banteng ini melenggang menuju ke Senayan.
"Untuk DPR RI, kemungkinan kita dapat 19-20 kursi," ujar Wakil Ketua DPD PDIP Jawa Barat, Waras Wasisto kepada wartawan pada sela-sela Rapat Pleno Terbuka, Rekapitulasi Perolehan Suara di kantor KPU Jabar, Selasa (22/4/2014).
Dia menjelaskan, partai bernomor urut 4 ini diperkirakan memperoleh sekitar 23% suara. Daerah yang dikuasai mencapai 19 kabupaten/kota, antara lain Kabupaten Bekasi, Kota Depok, Kota Bandung, dan Kota Cimahi.
"Sedangkan daerah yang gagal di antaranya Kota Tasikmalaya, Kota Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur," ucapnya.
Tokoh-tokoh yang diprediksi lolos ke DPR RI antara lain TB Hasanudin, Maruarar Sirait, Ribka Ciptaning, Jalaludin Rahmat, Yadi SM, Niko Siaahan, serta Puti Guntur Soekarno Putri. [rni]
Senin, 14 April 2014 , 08:08:00"Untuk DPR RI, kemungkinan kita dapat 19-20 kursi," ujar Wakil Ketua DPD PDIP Jawa Barat, Waras Wasisto kepada wartawan pada sela-sela Rapat Pleno Terbuka, Rekapitulasi Perolehan Suara di kantor KPU Jabar, Selasa (22/4/2014).
Dia menjelaskan, partai bernomor urut 4 ini diperkirakan memperoleh sekitar 23% suara. Daerah yang dikuasai mencapai 19 kabupaten/kota, antara lain Kabupaten Bekasi, Kota Depok, Kota Bandung, dan Kota Cimahi.
"Sedangkan daerah yang gagal di antaranya Kota Tasikmalaya, Kota Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur," ucapnya.
Tokoh-tokoh yang diprediksi lolos ke DPR RI antara lain TB Hasanudin, Maruarar Sirait, Ribka Ciptaning, Jalaludin Rahmat, Yadi SM, Niko Siaahan, serta Puti Guntur Soekarno Putri. [rni]
CIREBON -
Perebutan kursi sementara DPR RI Dapil Jabar VIII Cirebon dan Indramayu
tampaknya semakin sengit. Antar caleg internal partai bakal bersaing
ketat untuk memperebutkan kursi panas itu.
Keterangan yang dihimpun Radar Cirebon
(Grup JPNN) menyebutkan, Yuddy Crisnandi caleg DPR RI Partai Hanura
dikabarkan menyodok posisi Miryam S Haryani. Yuddy dikabarkan
mengungguli Miryam di beberapa wilayah di Cirebon.
Yuddy dianggap memiliki basis massa
yang cukup loyal sejak dia menduduki kursi anggota DPR RI dari Partai
Golkar (sebelum pindah ke Hanura).
Begitu juga dengan Gerindra, Herry
Ardianto dikabarkan mampu mengungguli Ferry Joko Juliantono. Herry
selama ini termasuk rival berat Ferry di internal Gerindra. Posisi Herry
Ardianto sebagai pengurus DPP Partai Gerindra dianggap layak meraih
tiket ke Senayan dibandingkan Ferry J Juliantono yang menjabat ketua DPD
Partai Gerindra Jawa Barat.
Partai Golkar di internal juga bersaing.
Daniel Muttaqin yang diprediksi bakal unggul jauh justru malah kalah
suaranya dengan pendatang baru Dave Akbarshah Fikarno di basis Golkar
wilayah Cirebon dan Indramayu.
Keunggulan putra Menko Kesra Agung
Laksono atas Daniel di luar prediksi internal Golkar. Di lain pihak
caleg Golkar lainnya, mantan artis, Tetty Kadi Bawono dikabarkan
suaranya terus merangkak naik dan bisa menyalip caleg lainnya.
Sedangkan caleg PDIP, Anwar Asmali
dikabarkan juga menyalip posisi Ono Surono yang selama ini diunggulkan
bersama Yoseph Umarhadi. Ketua APTRI ini memperoleh dukungan suara yang
signifikan khususnya pemilih di wilayah Cirebon. Sedangkan PKS suaranya
cenderung stabil di Dapil Cirebon Indramayu, meskipun belum diketahui
secara pasti siapa yang unggul dari internal PKS.
Tidak hanya itu, PKB untuk kursi DPR RI
Dedi Wahidi dikabarkan kalah bersaing dengan KH Ali Murtadlo. Ketua PC
NU Kabupaten Cirebon ini meraih dukungan suara yang signifikan
dibandingkan Dedi Wahidi caleg incumbent PKB DPR RI. Ali dianggap lebih
mewakili kepentingan NU kultural dibandingkan Dedi Wahidi yang lebih
banyak berkecimpung di struktural partai.
Ketua Tim Tabulasi Murtadlo Center, H
Abu Tolhah Nawawi mengatakan, berdasarkan informasi yang berhasil
dihimpun oleh relawan di Kota/Kabupaten Cirebon dan Indramayu
menyimpulkan, perolehan suara mayoritas Dedi Wahidi ada di Kabupaten
Indramayu dan Ali Murtadlo memenangi Kabupaten Cirebon.
Namun, masih dimungkinkan ada perubahan
lantaran baru 600 TPS yang dihitung. “Ali Murtadlo 14.994, (51,14
persen) dari 29.320 perolehan suara PKB yang diperoleh dari 600 TPS.
Total suara yang masuk 212.019 di Dapil Jabar VIII Cirebon dan
Indramayu,” kata Tolhah, dalam rilisnya, kepada Radar, Minggu (13/4).
Dikatakannya, tabulasi ini murni dari
seluruh relawan yang tersebar secara acak di Cirebon dan Indramayu, jadi
bukan dari tabulasi OMNI. Hanya saja, hasilnya agak mirip dengan hasil
survei yang dilakukan OMNI pada 4 April lalu. “Maka dengan ini kami
meminta maaf kepada pihak OMNI atas kesalahan kami,” ucapnya.
Dia mengungkapkan, selama ini pihaknya
berkeyakinan bahwa KPU tetap bekerja sesuai aturan dan
perundang-undangan yang berlaku. "Kami jug sampaikan ucapan terima kasih
kepada masyarakat yang telah menggunakan hak piliihnya dan kami minta
maaf bila dalam sosialisasi banyak kesalahan dan kekhilafan," tuturnya.
Ditambakan Tolhah, pihaknya meminta agar
Ketua Tanfidz DPC PKB Kabupaten Cirebon, Fahrurozi bersikap netral,
artinya jangan memihak kepada salah satu caleg. (abd/sam)
Inilah Caleg DPR RI Dapil Jabar VIII yang Diprediksi Lolos
1. Murtadlo (PKB)
2. Dave Akbarsyah Fikarno (Golkar)
3. Daniel Mutaqien (Golkar)
4. Herman Khaeron (Demokrat)
5. Herry Ardianto (Gerindra)
6. Yuddy Chrisnandi (Hanura)
7. Agus Alwafier (Nasdem)
8. Yoseph Umarhadi (PDIP)
9. Ono Surono (PDIP)
10. Mahfudz Siddik (PKS)
Anggota DPR periode 2009-2014
1. Murtadlo (PKB)
2. Dave Akbarsyah Fikarno (Golkar)
3. Daniel Mutaqien (Golkar)
4. Herman Khaeron (Demokrat)
5. Herry Ardianto (Gerindra)
6. Yuddy Chrisnandi (Hanura)
7. Agus Alwafier (Nasdem)
8. Yoseph Umarhadi (PDIP)
9. Ono Surono (PDIP)
10. Mahfudz Siddik (PKS)
Inilah Prediksi Nama-nama Caleg Dapil Sumut yang Lolos ke Senayan
PEMILU 20014
cenderung menjadi titik balik bangkitnya kembali kekuatan berciri
politik nasionalis. Wilayah-wilayah yang dulunya merupakan kantong
wilayah 'kuning' dan 'merah' kembali menemukan oase politiknya.
Menguatnya kekuatan nasionalis di Sumut
bisa terlihat dari kemenangan Golkar dan PDIP dalam sejumlah hasil
survei pra-Pemilu 9 April dan quick count per provinsi. Dalam quick
count LSI di Sumut, Partai Golkar dan PDIP adalah dua parpol yang meraih
suara terbesar dengan prediksi masing-masing di atas 17 persen pada
Pemilu 2014.
Panen suara dua parpol mapan ini
diperkirakan berbagi suara terutama dari wilayah bagian utara, timur,
dan barat Sumut, seperti Karo, Toba Samosir, Simalungun, serta Nias. Di
wilayah-wilayah 'padat pemilih' seperti Medan, Deliserdang, dan Langkat,
baik Golkar maupun PDIP juga terlihat saling kejar dalam hitung cepat
yang ditabulasi LSI.
Kalah dalam Pemilu 2009 tak membuat Golkar Sumut beringsut. Sebaliknya, konsolidasi para kader dan caleg di bawah kepemimpinan Ketua DPD Partai Golkar Sumut Ajib Shah diperkirakan akan mendudukan Golkar kembali memimpin perolehan suara pada Pemilu 2014.
Kalah dalam Pemilu 2009 tak membuat Golkar Sumut beringsut. Sebaliknya, konsolidasi para kader dan caleg di bawah kepemimpinan Ketua DPD Partai Golkar Sumut Ajib Shah diperkirakan akan mendudukan Golkar kembali memimpin perolehan suara pada Pemilu 2014.
Mengacu hasil quick count LSI, dari 33
kabupaten dan kota se-Sumut, Golkar tercatat berhasil menguasai 25
kabupaten/kota. Kemampuan Golkar menembus sekat-sekat agama dan suku
dengan ideologi dan wajah 'baru' membuatnya mampu merebut suara di
wilayah yang dimenangi Partai Demokrat dan PDIP pada pemilu sebelumnya.
Sementara itu, PDIP hanya mampu
mempertahankan perolehan suaranya di wilayah yang merupakan basis
fanatik kaum nasionalis sejak Pemilu 1955, yaitu Nias Barat, Tapanuli
Utara, Karo, dan Deli Serdang. Saat ini, hasil Pemilu Legislatif 2014
menunjukkan kondisi peta politik Sumut kembali berubah. Perubahan
dramatis terjadi dengan munculnya Partai Gerindra sebagai kekuatan baru
dalam percaturan politik di Sumut.
Partai yang mengusung Prabowo Subianto
sebagai presiden tersebut diperkirakan berhasil meraup suara yang cukup
merata di 33 kabupaten/kota dengan raihan suara di atas 12 persen yang
meliputi tiga daerah pemilihan (dapil ) DPR. Ada di urutan ketiga di
bawah Golkar dan PDIP, partai berlambang burung Garuda ini diprediksi
merebut posisi ketiga berimpit dengan Demokrat yang ditinggalkan
pemilihnya pada Pemilu tahun ini.
Satu partai lagi yang mencuri perhatian
publik pemilih, dan ikut mewarnai peta perpolitikan di Sumut adalah
Partai Nasdem. Dalam hasil real count yang diturunkan oleh tim IT PDIP
sejak hari pencoblosan 9 April, partai besutan pengusaha media Surya
Paloh ini konsisten mengumpulkan suara 8-9 persen.
Jika mengacu hasil tabulasi anggota DPR
yang dikombinasikan Sumut Pos dari hasil quick count LSI dan real count
lokal, komposisi kemenangan Golkar diperkirakan bakal menghasilkan
masing-masing 9 kursi dari 30 kursi DPR yang diperebutkan untuk wilayah
Sumut. Sisa kursi diraih PDIP (8 kursi), Gerindra (4 kursi), Demokrat (3
kursi), Nasdem (2 kursi), PAN, PKB, PPP dan Hanura (masing-masing 1
kursi).
Modal politik dimana perolehan kursi
Partai Golkar meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan Pemilu 2009
itu tentunya menjadi sebuah lembaran baru wajah nasionalisme di wilayah
Sumut.
Dari hasil simulasi perhitungan, tampak
hanya dua nama, apakah itu dari Golkar atau PDIP dari Dapil Sumut 1
yang mampu menembus angka bilangan pembagi pemilih (BPP) dengan
perolehan suara di atas 190.000 (BPP Pemilu 2009, Red).
Golkar dan PDIP memperoleh banyak dukungan
dari pemilih di inti Kota Medan. Dukungan suara dari kota ini juga
banyak didulang caleg DPR dari Gerindra dan Nasdem yang ramai-ramai
'menggergaji' suara Partai Demokrat yang pesta besar di Pemilu 2009
silam.
Caleg Gerindra nomor urut 1, yang juga
mantan cawagubsu, HR Muhammad Syafi'i atau akrab disapa Romo atau caleg
Gerindra nomor urut 10 Posma Sitompul yang giat menyosialisasikan
dirinya kepada pemilih, serta caleg Nasdem nomor urut 1 Prananda Surya
Paloh diperkirakan bakal lolos ke Senayan menyusul dukungan pemilih Kota
Medan dan Deliserdang kepada partai baru ini.
Beberapa caleg incumbent juga diprediksi
akan melenggang dari dapil ini, termasuk caleg nomor urut 1 PKS yang
juga Menkominfo Tifatul Sembiring, caleg nomor urut 1 dari Hanura Nurdin
Tampubolon, caleg nomor urut 1 PPP, Hasrul Azwar, serta caleg nomor
urut 1 Partai Demokrat, Ruhut Sitompul. Pengacara eksentrik yang dikenal
sebagai juru bicara partai besutan Presiden SBY ini diperkirakan
satu-satunya caleg Demokrat yang bakal menembus Senayan dari Dapil Sumut
I dengan memanfaatkan kekuatan suara di Medan dan Langkat.
Ada pun Partai Golkar dan PDIP diprediksi
akan meloloskan sedikitnya dua caleg ke Senayan dengan dukungan suara
terbesar dari Medan, Langkat, dan Deliserdang. Satu kursi hampir
dipastikan kepada caleg nomor urut 1 yang juga Koorwil Golkar Sumut, Leo
Nababan. Ada pun
Meutya Hafid, kader Partai Golkar nomor
urut 2 dari Dapil Sumut I, diperkirakan bakal mewarnai komposisi wakil
rakyat Sumut kali ini. Meutya adalah caleg incumbent dari Partai Golkar
setelah menjadi anggota DPR Pengganti Antar-waktu (PAW) periode
2009-2014 menggantikan tokoh senior Golkar Sumut Burhanuddin Napitupulu
yang meninggal dunia.
Jika Meutya terpilih, kondisi ini sedikit
lebih maju daripada pemilu-pemilu sebelumnya yang jarang sekali
mendudukkan perempuan sebagai legislator Senayan. Selama ini kursi wakil
rakyat Sumut di DPR masih lebih banyak diwakili kaum Adam. Dominasi
laki-laki tetap mewarnai sosok wakil rakyat dalam Pemilu 2014 meskipun
kini dari 30 anggota DPR dari tiga dapil di Sumut kemungkinan besar akan
ada satu perempuan yang duduk di Senayan.
Selain itu, beberapa nama tokoh politik
yang merupakan 'wajah lama' juga bakal masih menjadi wakil rakyat dari
wilayah ini. Prediksi dua kursi PDIP untuk DPR dari Dapil 1 kemungkinan
besar diraih oleh anggota DPR periode sebelumnya Irmadi Lubis, tokoh
pendidikan Sofyan Tan, atau politisi senior Firman Jaya Daeli. Kendati
maju dengan nomor urut 5, kemampuan mantan anggota DPR periode 2004-2009
ini dalam menggalang akar rumput tak perlu diragukan. Firman adalah
politisi yang cukup cair sekaligus dikenal sebagai kader militan
PDIP.
Dilihat dari latar belakang profesi dan
tingkat pendidikan, wakil rakyat dari Dapil Sumut I cenderung didominasi
oleh swasta dan politisi yang berpendidikan S-1 dan S-2.
Litbang Sumut Pos mencoba memprediksi
calon peraih kursi DPR RI dari Dapil Sumut II, yang meliputi 19
kabupaten/kota dengan alokasi 10 kursi berdasarkan hasil quick count LSI
dan analisis hasil Pemilu 2009. Aspek lainnya adalah popularitas,
jaringan, dan kapital para caleg yang bertanding.
Dapil Sumut II terdiri atas Labuhanbatu,
Labusel, Labura, Tapsel, Padangsidimpuan, Mandina, Nias, Nisel, Nias
Utara, Nias Barat, Gunungsitoli, Sibolga, Tapteng, Taput, Humbahas,
Tobasa, Samosir, Paluta, dan Padanglawas.
Dari analisis Sumut Pos, perolehan 10
kursi parpol pada Dapil Sumut II hanya memperebutkan kursi Demokrat pada
Pemilu 2009. Prediksinya, PDIP dua kursi, Golkar dua kursi, PDIP
masing-masing dua kursi, sementara Demokrat, PAN, PKS, Hanura, Gerindra,
PKB, dan Nasdem mendapat jatah satu kursi. Dari Golkar, kemungkinan
besar yang duduk di Senayan adalah caleg nomor urut 1 Rambe Kamarul
Zaman, dan caleg nomor urut 2 Neil Iskandar Daulay. Keduanya adalah juga
anggota DPR periode 2009-2014 dari wilayah ini. Akan halnya PDIP,
diprediksi meloloskan caleg incumbent Trimedya Panjaitan dan Yasonna
Hamonangan Laoly yang masing-masing tercatat sebagai caleg nomor urut 1
dan 2. Boleh dibilang pertarungan kursi DPR di dapil Sumut II merupakan
kompetisi antar-caleg incumbent, terutama diantara Golkar, PDIP, dan
Demokrat.
Satu-satunya caleg Demokrat yang
diprediksi lolos ke Senayan dari dapil ini cuma Jhoni Allen Marbun. Lima
kursi lainnya akan terbagi secara merata. Mantan cagubsu Gus Irawan
Pasaribu, caleg incumbent PKS Iskan Qolba Lubis, dan caleg PKB Marwan
Dasopang akan menjadi caleg-caleg nomor urut 1 yang meloloskan diri ke
Senayan. Dua kursi lagi yang menjadi jatah Nasdem dan Hanura belum tentu
direbut oleh caleg nomor urut teratas.
Meskipun Martin Manurung tercatat caleg
nomor urut satu Nasdem di Dapil Sumut II, namun popularitas Edward
Sihombing yang berada di bawahnya tak bisa dianggap remeh. Di wilayah
ini, Edward memiliki jaringan massa yang cukup kokoh. Edward dikenal
caleg yang rajin turun ke bawah dan gemar menyosialisasikan diri lewat
media massa.
Begitu pula Hanura. Kendati ada nama Armyn
Gulton di nomor urut satu, namun Herry Lontung Siregar adalah sosok
politisi yang memiliki kapital dan jejaring yang luas di wilayah. Entah
apa penyebabnya, anggota DPR periode 2009-2014 oleh partainya
diposisikan sebagai caleg nomor urut 5 dalam Pemilu 2014.
Hasil quick count LSI juga menjadi acuan
Sumut Pos dalam melihat peta caleg di Dapil Sumut III. Sejauh pantauan,
pertarungan di wilayah ini tergolong sengit. Keunggulan masing-masing
caleg dapat dilihat dari kemampuan dan antusiasme mereka dalam
'menggarap' massa. Sama dengan dua dapil sebelumnya, wilayah dapil yang
mencakup Langkat, Kota Binjai, Tanahkaro, Dairi, Pakpak Bharat, Siantar,
Simalungun, Batubara, Asahan, dan Tanjungbalai ini juga punya kuota 10
kursi DPR.
Estimasi kasar Sumut Pos dari hasil quick
count LSI dan real count tim TI PDIP, di dapil ini Golkar akan merebut
kursi mayoritas yakni tiga kursi, disusul PDIP dengan dua kursi. Lima
kursi sisa akan dibagi secara merata kepada Demokrat, Gerindra, Nasdem,
Hanura, dan PAN. Kemenangan Golkar di wilayah ini disokong oleh kerja
keras Ketua DPD Partai Golkar Sumut Ajib Shah yang rajin berkeliling
seluruh wilayah Sumut, terutama kantong-kantong suara Golkar di Siantar,
Simalungun, Batubara, Asahan, dan Tanjungbalai.
Ajib sendiri tercatat sebagai caleg DPRD
Provinsi dari dapil Sumut 10 yang mencakup wilayah Simalungun dan kota
Pematangsiantar. ''Saya ingin mengembalikan kejayaan Golkar di masa
lalu. Banyak simpatisan yang menjadi apatis lantaran partai ini lama tak
diurus,'' ujar Ajib kepada Sumut Pos dalam percakapan menjelang hari
pencoblosan. Wajar Ajib bertekad keras mengembalikan suara yang terserak
mengingat Golkar punya historis yang kuat dalam mengiringi perjalanan
pemerintahan Sumut dari masa ke masa.
Dalam pemilu 2014 ini, tiga kursi Golkar
di Dapil Sumut III kemungkinan besar akan diraih caleg incumbent yang
duduk di nomor urut satu yakni Anthon Sihombing dan caleg nomor urut 2
Ahmad Doli Kurnia. Satu kursi lagi untuk partai beringin ini
diperkirakan jatuh kepada Ali Wongso Sinaga. Meskipun berada di nomor
urut 4, Ali Wongso adalah caleg incumbent yang memiliki jejaring kuat di
Langkat, Binjai, Siantar, dan Simalungun. Dia juga sosok yang rajin
'blusukan' semasa menjabat wakil rakyat, disamping giat
menyosialisasikan diri lewat media massa.
Di dapil ini dua kursi PDIP diprediksi
akan dimenangkan oleh caleg nomor urut satu caleg incumbent yang juga
mantan cagubsu Tritamtomo, sementara satu kursi lagi kemungkinan
diperebutkan secara sengit oleh caleg nomor urut 2 Sudirman Tarigan dan
caleg nomor urut 4 Junimart Girsang. Kedua caleg itu memiliki basis
massa di wilayah tersebut. Sudirman adalah politisi berdarah Karo yang
punya jejaring di Tanahkaro dan Langkat, sedangkan kiprah Junimart
sebagai pengacara terkenal tentulah tak bisa diremehkan.
Meskipun baru terjun di dunia politik,
lelaki berdarah Simalungun ini punya modal sosial yang kuat karena
bertarung di kampung halaman sendiri. Kursi sisa di dapil Sumut III
tampaknya menjadi ajang pertarungan 'antar kawan' bagi para caleg
Demokrat, Nasdem, dan PKS. Satu kursi yang relatif aman hanya milik
caleg incumbent yang duduk di nomor urut satu Gerindra, Marthin
Hutabarat dan caleg incumbent yang juga mendapat nomor urut satu PAN,
Nasril Bahar. Nasril dikenal punya basis massa kuat di wilayah Langkat
dan Binjai.
Di kubu Demokrat, pertarungan berebut satu
kursi antara caleg nomor urut 1 Eddy Ramli Sitanggang dan caleg nomor
urut 2 Hinca Panjaitan tak terhindarkan. Tapi diprediksi Eddy akan lolos
ke Senayan lantaran diuntungkan nomor urut dan namanya yang telanjur
dikenal sebagai anggota DPR periode 2009-2014. Perebutan kursi juga
diprediksi akan terjadi di PKS yang mendudukkan Anshory Siregar dan
Sigit Pramono Asri. Anshory adalah caleg incumbent yang dijatah nomor
urut 1, sementara di bawahnya ada Sigit yang kemampuan menggalang
massanya tak perlu diragukan. Sigit juga tercatat beberapa kali menjadi
anggota DPRD Sumut, dan terakhir menjabat wakil ketua DPRD Sumut.
Namun diperkirakan Sigit tak akan mampu
melawan jejaring Anshory yang lebih dulu mapan di wilayah ini. Di dapil
ini hasil mengejutkan mungkin terjadi di Nasdem. Pertarungan antara
caleg nomor 1 Ali Umri dan caleg nomor 2 Elam Saragih akan berlangsung
tajam dan keras. Ali Umri adalah mantan Wali Kota Binjai yang punya
basis massa kuat di kota rambutan itu, sedangkan Elman yang mantan
pemimpin redaksi Metro TV adalah putera asli Simalungun.
Ali Umri dan Elman Saragih akan berebut
suara massa kultural di wilayah andalan mereka masing-masing. Boleh jadi
Elman mengungguli Ali Umri secara riil, namun posisi Ali Umri
diuntungkan oleh nomor urut dan marwah partai karena jabatannya sebagai
ketua DPD Partai Nasdem Sumut. Satu suara DPR di Dapil III untuk Nasdem
kemungkinan besar akan jatuh ke tangan Ali Umri. (valdesz)
Prediksi Anggota DPR Periode 2014-2019
Dapil Sumut I
1. Leo Nababan (Golkar)
2. Meutya Hafid (Golkar)
3. Irmadi Lubis (PDIP)
4. Sofyan Tan (PDIP)
5. HR Muh. Syafi'i / Posma Sitompul (Gerindra)
6. Prananda Surya Paloh (Nasdem)
7. Nurdin Tampubolon (Hanura)
8. Tifatul Sembiring (PKS)
9. Hasrul Azwar (PPP)
10. Ruhut Sitompul (Demokrat)
1. Leo Nababan (Golkar)
2. Meutya Hafid (Golkar)
3. Irmadi Lubis (PDIP)
4. Sofyan Tan (PDIP)
5. HR Muh. Syafi'i / Posma Sitompul (Gerindra)
6. Prananda Surya Paloh (Nasdem)
7. Nurdin Tampubolon (Hanura)
8. Tifatul Sembiring (PKS)
9. Hasrul Azwar (PPP)
10. Ruhut Sitompul (Demokrat)
Dapil Sumut II
1. Rambe Kamarul Zaman (Golkar)
2. Neil Iskandar Daulay (Golkar)
3. Trimedya Panjaitan (PDIP)
4. Yasonna H. Laoly (PDIP)
5. Jhoni Allen Marbun (Demokrat)
6. Gus Irawan Pasaribu (Gerindra)
7. Iskan Qolba Lubis (PKS)
8. Marwan Dasopang (PKB)
9. Martin Manurung / Edward Sihombing (Nasdem)
10. Armyn Gulton / Herry Lontung Siregar (Hanura)
1. Rambe Kamarul Zaman (Golkar)
2. Neil Iskandar Daulay (Golkar)
3. Trimedya Panjaitan (PDIP)
4. Yasonna H. Laoly (PDIP)
5. Jhoni Allen Marbun (Demokrat)
6. Gus Irawan Pasaribu (Gerindra)
7. Iskan Qolba Lubis (PKS)
8. Marwan Dasopang (PKB)
9. Martin Manurung / Edward Sihombing (Nasdem)
10. Armyn Gulton / Herry Lontung Siregar (Hanura)
Dapil Sumut III
1. Anthon Sihombing (Golkar)
2. Ahmad Doli Kurnia (Golkar)
3. Ali Wongso Sinaga (Golkar)
4. Tritamtomo (PDIP)
5. Sudirman Tarigan/Junimart Girsang (PDIP)
6. Marthin Hutabarat (Gerindra)
7. Nasril Bahar (PAN)
8. Eddy Ramli Sitanggang/Hinca Panjaitan (Demokrat)
9. Anshory Siregar / Sigit Pramono Asri (PKS)
10. Ali Umri / Elman Saragih (Nasdem)
1. Anthon Sihombing (Golkar)
2. Ahmad Doli Kurnia (Golkar)
3. Ali Wongso Sinaga (Golkar)
4. Tritamtomo (PDIP)
5. Sudirman Tarigan/Junimart Girsang (PDIP)
6. Marthin Hutabarat (Gerindra)
7. Nasril Bahar (PAN)
8. Eddy Ramli Sitanggang/Hinca Panjaitan (Demokrat)
9. Anshory Siregar / Sigit Pramono Asri (PKS)
10. Ali Umri / Elman Saragih (Nasdem)
Anggota DPR periode 2009-2014
Dapil Sumut I
1. Nurdin Tampubolon (Hanura)
2. M. Idris Luthfi (PKS)
3. Ibrahim Sakty Batubara (PAN)
4. Meutya Hafid (Golkar)
5. Hasrul Azwar (PPP)
6. Irmadi Lubis (PDIP)
7. Abdul Wahab Dalimunthe (Demokrat)
8. Sutan Bhatoegana (Demokrat)
9. Sri Novida (Demokrat)
10. Jafar Nainggolan (Demokrat)
1. Nurdin Tampubolon (Hanura)
2. M. Idris Luthfi (PKS)
3. Ibrahim Sakty Batubara (PAN)
4. Meutya Hafid (Golkar)
5. Hasrul Azwar (PPP)
6. Irmadi Lubis (PDIP)
7. Abdul Wahab Dalimunthe (Demokrat)
8. Sutan Bhatoegana (Demokrat)
9. Sri Novida (Demokrat)
10. Jafar Nainggolan (Demokrat)
Dapil Sumut II
1. Herry Lontung Siregar (Hanura)
2. Iskan Qolba Lubis (PKS)
3. Yahdil Abdi Harahap (PAN)
4. Chairuman Harahap (Golkar)
5. Neil Iskandar Daulay (Golkar)
6. Trimedya Panjaitan (PDIP)
7. Yassonna H. Laoly (PDIP)
8. Jhoni Allen Marbun (Demokrat)
9. Saidi Butar-Butar (Demokrat)
10. Jonny Buyung Saragih (Demokrat)
1. Herry Lontung Siregar (Hanura)
2. Iskan Qolba Lubis (PKS)
3. Yahdil Abdi Harahap (PAN)
4. Chairuman Harahap (Golkar)
5. Neil Iskandar Daulay (Golkar)
6. Trimedya Panjaitan (PDIP)
7. Yassonna H. Laoly (PDIP)
8. Jhoni Allen Marbun (Demokrat)
9. Saidi Butar-Butar (Demokrat)
10. Jonny Buyung Saragih (Demokrat)
Dapil Sumut III
1. Martin Hutabarat (Gerindra)
2. Ansory Siregar (PKS)
3. Nasril Bahar (PAN)
4. Ali Wongso Sinaga (Golkar)
5. Anthon Sihombing (Golkar)
6. Maiyasyak Johan (PPP)
7. Tri Tamtomo (PDIP)
8. Ruhut Sitompul (Demokrat)
9. Edi Ramli Sitanggang (Demokrat)
10. Imran Muchtar (Demokrat)
1. Martin Hutabarat (Gerindra)
2. Ansory Siregar (PKS)
3. Nasril Bahar (PAN)
4. Ali Wongso Sinaga (Golkar)
5. Anthon Sihombing (Golkar)
6. Maiyasyak Johan (PPP)
7. Tri Tamtomo (PDIP)
8. Ruhut Sitompul (Demokrat)
9. Edi Ramli Sitanggang (Demokrat)
10. Imran Muchtar (Demokrat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar