Survei LSN: Elektabilitas Prabowo-Hatta 46,6 Persen, Jokowi-JK 39,9 Persen
Minggu, 29 Juni 2014 | 18:55 WIB
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Pasangan capres dan cawapres, Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK mengucapkan
salam perpisahan usai mengikuti acara debat di Jakarta Selatan, Senin
(9/6/2014). Debat akan dilakukan sebanyak lima kali selama masa
kampanye.
JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei yang
dilakukan Lembaga Survei Nasional (LSN) menyimpulkan bahwa elektabilitas
calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa berada
di atas pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla. Elektabilitas
Prabowo-Hatta disebut mencapai 46,6 persen dan Jokowi-JK sebesar 39,9
persen. Sebanyak 13,5 persen responden mengaku belum mengambil
keputusan.
Peneliti LSN, Gema Nusantara mengatakan, survei itu dilakukan pada
23-26 Juni 2014 terhadap 1070 responden yang tersebar di 34 provinsi. Margin of error atau simpangan kesalahan sebesar 3 persen.
Dia mengatakan, sebagian besar responden memilih Prabowo-Hatta karena
menilai pasangan tersebut sebagai sosok yang tegas. Responden yang
mempertimbangkan ketegasan Prabowo-Hatta sekitar 62,2 persen.
"Kemudian 12,5 persen menilai visi dan misinya; 6,1 persen menganggap
cerdas; 5,2 persen kepribadiannya bagus; 3,6 persen berharap perubahan;
2,6 persen mengatakan leadershipnya bagus; 1,1 persen berpengalaman
memimpin; 1,1 persen merakyat; 1,1 persen jujur; 2,6 faktor lainnya; 1,9
persen menjawab tidak tahu," kata Gema saat memaparkan hasil survei di
Jakarta, Minggu (29/6/2014).
Adapun responden yang memilih Jokowi-Kalla, menurut Gema, sebagian
besar beralasan Jokowi-Kalla sebagai sosok yang merakyat. Sebanyak 42,1
persen responden menilai keduanya sebagai sosok pemimpin yang merakyat.
Hanya 2,2 persen yang menganggap keduanya tegas.
"Sebanyak 17,4 persen (menilai) sederhana; 8,9 persen visinya bagus;
jujur 7,1 persen; berpengalaman memimpin 5,4; tertarik kepribadiannya
4,4; kesamaan asal daerah 3,5; ingin perubahan 1,9; faktor lain, 4,5;
lalu tidak tahu atau tidak menjawab 2,6 persen," tuturnya.
Menurut dia, suara Prabowo-Hatta tersebar di wilayah yang berpenduduk
padat, misalnya Sumatera, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Sedangkan
Jokowi-Kalla menuai suara di Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Maluku.
"Karena Prabowo-Hatta unggul di wilayah penduduk besar, maka elektabilitas Prabowo-Hatta di atas Jokowi-Kalla," ucapnya.
Direktur Eksekutif LSN Umar S Bakry mengatakan, Prabowo-Hatta
cenderung memperoleh dukungan dari kalangan petani. Sementara
Jokowi-Kalla lebih mendapat dukungan dari kalangan buruh.
Menurut Umar, kalangan petani cenderung mendukung Prabowo karena
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu diidentikan dengan tokoh yang
peduli pertanian.
Mengenai pembiayaan survei, Umar mengaku bahwa survei ini dibiayai
dengan dana pribadi LSN. Biaya survei, menurut Umar, cukup murah, yakni
sekitar Rp 40 juta-an karena survei ini berjenis quick survei, bukan field survei atau survei lapangan.
"Untuk Rp 40 jutaan, LSN masih mampu biayai dengan duit sendiri. Kita bisa bikin setiap minggu quick survei
karena dananya kecil, beda dengan survei lapangan yang minimal Rp 600
juta, itu butuh dukungan dana dari sponsor kalau Rp 600 juta," ujarnya.
Hasil survei itu berbeda dengan hasil survei lembaga lain. Survei
Indo Barometer menunjukkan, pasangan Jokowi-JK masih unggul dengan
elektabilitas sebesar 46,0 persen. Sementara pasangan Prabowo-Hatta
mendapatkan 42,6 persen. Sisanya, sebanyak 8,3 persen belum memutuskan
pilihan.
Survei Lingkaran Survei Indonesia, pasangan Jokowi-JK masih berada di
posisi teratas dengan tingkat dukungan 45 persen. Sementara
Prabowo-Hatta mendapat dukungan 38,7 persen.
Adapun survei Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (P2P LIPI), elektabilitas Jokowi-JK unggul dengan 43 persen,
sementara Prabowo-Hatta mendapat 34 persen.Senin, 23 Juni 2014 - 15:43 wib | Fahmi Firdaus - Okezone
Prabowo-Hatta (Foto: Heru/Okezone)
JAKARTA - Institut Survei
Indonesia (ISI) merilis hasil riset terkait elektabilitas capres dan
cawapres 2014. Dalam risetnya, elektabilitas pasangan Prabowo
Subianto-Hatta Rajasa mengungguli pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
"Setelah kami memetakan tingkat polularitas dan elektabilitas dari
masing-masing capres, kami telah menemukan hasilnya yaitu tingkat
elektabilitas Prabowo-Hatta melejit dari waktu-waktu sebelumnya
ketimbang tingkat elektabilitas Jokowi-Jusuf Kalla," kata Direktur
Institut Survei Indonesia (ISI), Haris Baginda, di Warung Daun Cikini,
Jakarta Pusat, Senin (23/6/2014).
Haris memaparkan, riset yang dilakukannya 18-24 Mei, tingkat
elektabilitas Jokowi-JK tertingggi dan mencapai 52,73 persen sedangkan
Prabowo-Hatta 47,27 persen, lalu pada 7 Juni tingkat elektabilitas
Jokowi-JK turun drastis hanya mendapatkan 49,75 persen sedangkan
Prabowo-Hatta meningkat mencapai 50,25 persen.
"Dan dalam riset 15-21 Juni tingkat elektabilitas Jokowi-JK hanya
mencapai 48,82 persen, sedangkan Prabowo-Hatta terus naik mencapai 51,18
persen, dan di prediksi pada bulan Juli nanti tingkat elektabilitas
Prabowo-Hatta melonjak hingga 54,25 persen sedangkan Jokowi-JK hanya
45,75 persen," paparnya.
Riset ini juga membahas terkait sifat capres yang diinginkan rakyat
dalam konteks religius dan amanah. "Prabowo-Hatta mendapatkan 29,81
persen, sedangkan Jokowi-JK mendapatkan 28,75 persen. Sedangkan dalam
konteks adil dan jujur, Prabowo-Hatta mendapatkan 23,73 persen sedangkan
Jokowi-JK 22,39 persen," tuturnya.
Sedangkan dalam kategori tegas dan bijaksana Prabowo-Hatta mendapatkan
18,46 persen, Jokowi-JK 15,52 persen. "Dan untuk kategori Sederhana dan
Simpatik, Prabowo-Hatta hanya mendapatkan 12,34 persen dan Jokowi-JK
mendapatkan 14,23 persen," tukasnya.
Riset ISI dilakukan pada 15-21 Juni 2014 di 33 provinsi secara
proporsional baik dalam DPT maupun jumlah publik di Indonesia. Dengan
metode wawancara langsung kepada calon responden yang berjumlah 999
orang. Survei tersebut dilakukan dengan sampel acak berjenjang atau
Multistage Random Sampling, dengan margin of error sebesar 3 persen dan
tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
(sus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar