Rabu, 22 Oktober 2014

Jokowi Jadi Presiden, Pria Ini Mogok Nonton TV

TEMPO.CO, Bogor - Daming, 40 tahun, warga Desa Bojongkoneng, Hambalang, Bogor, sedih dengan kekalahan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam Pemilu.
Kekalahan Prabowo sampai-sampai membuatnya malas menonton televisi. Sebab, tayangan berita televisi sebagian besar menampilkan Joko Widodo yang kini menjadi presiden. "Entah sampai kapan saya mogok nonton berita di televisi," kata Daming kepada Tempo, Senin 20 Oktober 2014.
Rekan Daming, Waji, mengatakan, hanya satu hal yang menghalangi Prabowo duduk di kursi RI-1, yakni nasib. Menurut dia, nasib Jokowi lebih mujur ketimbang Prabowo. Namun lima tahun lagi, Waji percaya giliran nasib Prabowo yang bagus hingga mampu menduduki kursi presiden.
Daming dan Waji, mengenal Prabowo sebagai pribadi yang ramah, baik, dan suka berderma. Waji mencontohkan, jika sedang naik mobil, Prabowo tak sungkan menyapa warga yang berpapasan di jalan. Terlebih jika yang ditemui di jalan adalah anak-anak, maka Prabowo turun dari mobil mewahnya untuk sekadar memberikan uang atau makanan.
Prabowo juga tak tinggal diam jika menjumpai warga yang sedang bertugas ronda malam. Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya itu setidaknya membagikan duit Rp 300-500 ribu kepada warga yang sedang ronda. Walhasil, warga semangat jika bertugas ronda malam.
"Tapi apesnya kalau Pak Prabowo pulang lewat atas (naik helikopter), ya tidak dapat apa-apa," kata Waji sambil  tertawa. "Apes lagi kalau Pak Prabowo lewat tapi melihat warga merokok, beliau hanya membuka kaca mobil dan melotot," sahut Daming. Warga sudah tahu kalau Prabowo tidak suka melihat orang menghisap rokok.
Bukan itu saja kebaikan hati Prabowo. Waji menyebut Prabowo sebagai pusat mata pencarian warga Bojongkoneng. Sebab, lebih dari 200 warga bekerja untuk Prabowo. Ada yang bekerja sebagai perawat rumah, pengurus kebun sayur dan buah, hingga pengurus ternak kambing, sapi, dan kuda yang jumlahnya mencapai ratusan ekor.
Bahkan Waji menyebut hewan ternak itu tidak dikomersilkan oleh Prabowo alias tidak diperjualkan. "Contohnya kalau ingin minum susu kambing ya warga tinggal datang saja," kata dia. "Begitu pula saat Idul Adha, minimal 20 ekor sapi dikorbankan beliau."
Walhasil Waji, Daming, dan dua warga lain sepakat kesedihan pasca kekalahan di pemilu presiden terobati oleh sikap baik Prabowo yang tak luntur kepada warga. "Kami lebih sedih kalau Pak Prabowo sampai pergi dari desa kami," kata mereka.
INDRA WIJAYA

Tidak ada komentar: