Rupiah Lemah, Jokowi Bikin Rakyat Tambah Sengsara?
14 Maret 2015 05:53:51
Dibaca : 1,056
-
Sepertinya sangat berlebihan
jika menuduh pak Jokowi menjadi presiden dan tambah menyengsarakan
rakyatnya sendiri. Sebaiknya yang menuduh itu harus sering-sering
blusukan ke kampung-kampung atau desa-desa. Jangan hanya pandai menulis
status dan artikel sambil menghayal rakyat tambah susah. Kalau
masalah kemiskinan sejak jaman SBY juga rakyat sudah ada yang miskin.
Kalau dibilang tambah banyak apakah sudah survei, datanya mana? Malah
saya melihat langsung terjun di daerah saya malah ekonomi rakyat makin
menggeliat. Petani masih bisa menanam padi, nelayan masih bisa mencari
ikan di laut. Para pegawai masih bisa bekerja seperti biasa. Pasar
tradisional masih ramai pembeli, mal-mal masih berjubel penuh
pengunjung. Kalau dibilang harga beras mahal tidak juga, karena di
daerah saya beras harganya masih normal. Kemarin saya baru beli harganya
RP 265.000,-/karung yang beratnya 30 Kg. Lalu kalau dibilang rupiah
melemah saat ini sampai tembus 13 ribu lebih. Apakah ini berpengaruh
langsung dengan rakyat kecil? Rakyat kecil tak kenal dolar yang penting
bisa beli besar dan sekedar lauk untuk mengganjal perut dan tak sibuk
memikirkan dolar seperti mereka-mereka yang terus-terusan mengeluh dolar
naik karena pengen belanja keluar negeri jadi berkurang uangnya. Siapa
yang menjerit saat dolar melejit? Mereka adalah para importir
barang-barang dari luar negeri yang dijual di Indonesia. Tapi mereka tak
menjerit-jerit amat karena akan menaikan harga jual barangnya. Yang
pasti menjerit ya yang hobi koleksi barang dari luar negeri. Sedangkan
yang kegirangan juga banyak karena dolar naik dan rupiah lemah. Para
eksportir untung besar. Para pemilik uang dolar juga kegirangan karena
nilai uangnya juga tambah besar. Jadi sebenarnya ini hal biasa untung
dan rugi saling berkaitan. Dolar naik bisa jadi karena kesalahan kita
sendiri yang tak mau melepas dolarnya ke pasaran. Banyak orang kaya
menyimpan dolarnya untuk jaga-jaga kalau keluar negeri gak perlu tukar
dolar lagi. Banyak juga dari para orang kaya yang menabung dolarnya di
luar negeri bukan di negeri sendiri. Bahkan sekarang banyak orang-orang
kaya yang tak mau berobat di dalam negeri, mereka lebih suka berobat ke
Penang negeri jiran Malaysia makanya rupiah selalu anjlok saja bahkan
dengan ringgit Malaysia pun kalah telak. Ini sudah berlangsung lama
karena pola pikir dan mental orang-orang kaya yang tidak cinta Indonesia
dan rupiah makanya rupiah terus melemah. Jika rupiah tak mau melemah
terus sebenarnya gampang saja, cobalah rubah kebiasan orang-orang kaya
di Indonesia caranya sebagai berikut:
- Orang-orang kaya mau melepaskan dolarnya. jangan disimpan dibawah bantal atau dibrangkas-brankas pribadi di rumah.
- Kurangi sifat ingin bergaya hidup mewah dengan belanja-belanja ke luar negeri.
- Kurangi sifat kecanduan teknologi yang sebentar ganti gadget baru padahal yang lama masih bisa digunakan.
- Jangan sedikit-sedikit "cek up" ke luar negeri padahal bisa berobat di dalam negeri.
- Pergi umroh jangan seperti jalan-jalan sementang banyak uang .
- Pergi haji cukup sekali saja jangan berkali-kali sebaiknya beri kesempatan yang susah yang nunggu kuota 10 tahunan.
- Kebiasaan makan di restoran luar negeri atau francais cepat saji milik Amerika itu dikurangi. Kadang tak sadar tiap hari kita ngopi dan makan di restoran milik luar negeri sementara kuliner sendiri tak dilirik sama sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar