Jumat, 28 Agustus 2015

Rupiah Dekati Rp15 Ribu per Dolar, Melemah Lagi

Duh, rupiah menembus 14.828 per dollar

Duh, rupiah menembus 14.828 per dollar
JAKARTA. Rupiah keok! Pagi ini (29/9), nilai tukar rupiah berada di atas level 14.800 untuk kali pertama sejak 1998 silam. Berdasarkan data Bloomberg, per pukul 09.49 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot berada di level 14.828 per dollar AS. Artinya, rupiah keok 1,04% dibanding level penutupan kemarin yang ditutup pada posisi 14.674.
Sementara, posisi rupiah pagi ini merupakan yang terlemah sejak 2 Juli 1998. Sedangkan posisi terlemah rupiah masih tetap berada di level 16.650 yang tercipta pada 17 Juni 1998 lalu.
Sedangkan nilai tukar rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) berada di posisi 14.728, melemah dari posisi kemarin di level 14.696 per dollar AS.
Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri menilai pelemahan rupiah terjadi karena ketidakpastian kenaikan suku bunga The Fed serta gejolak ekonomi yang terjadi di China.
Menurutnya, sulit mendorong penguatan rupiah dalam waktu dekat karena gejolak nilai tukar ini terjadi kebutuhan dollar yang tinggi terutama menjelang pembayaran jatuh tempo utang luar dan dalam negeri .
Namun, dia melihat penguatan nilai tukar tetap bisa didorong dengan cara mengurangi penggunaan dollar AS, pengampuan pajak bagi pemilik dollar AS yang ingin masuk ke dalam negeri, penurunan pajak ekspor dan mendorong kerjasama bilateral swap di kawasan regional.
Editor: Barratut Taqiyyah. Rupiah Dekati Rp15 Ribu per Dolar, Bagaimana dengan Harga Mobil Toyota?
Nilai tukar Dollar AS yang terus menguat mempengaruhi biaya produksi mobil Toyota (Foto : Okezone)
Nilai tukar Dollar AS yang terus menguat mempengaruhi biaya produksi mobil Toyota (Foto : Okezone)
JAKARTA - Nilai tukar rupiah masih terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat. Bahkan menembus angka Rp14.600 per dolar. Hal ini tentunya sangat memengaruhi sektor industri automotif di Tanah Air, salah satunya PT Toyota Astra Motor (TAM).
"Kalau ditanya soal dolar yang terus menguat, menurut saya memang demikian kondisinya makro ekonomi Indonesia. Ini juga salah satu dampak situasi ekonomi global. Akibatnya dolar jadi lebih mahal ketimbang rupiah," ujar Rahmat Samulo, direktur marketing PT TAM kepada Okezone.
Hal ini sangat berpengaruh pada produksi kendaraan, baik yang dilakukan oleh TAM ataupun industri lain di Indonesia. Meski mobil tersebut diproduksi di dalam negeri, namun ada beberapa bahan baku yang masih diimpor.
Dolar yang tinggi menyebabkan harga bahan baku impor ikut naik untuk menyesuaikan. Apalagi, mobil yang diproduksi dengan kandungan lokal sedikit atau bahkan didatangkan secara utuh dari luar negeri (CBU).
Menurut Samulo, komposisi biaya produksi berbeda-beda tergantung dari kandungan materialnya.
"Tidak bisa disamaratakan setiap model. Mobil ada yang memiliki kandungan lokal tinggi, sedang, dan ada yang secara keseluruhan impor. Besar-kecilnya tergantung model-model itu, tapi secara keseluruhan memang ada imbasnya," lanjut dia.
Saat ditanya angka kurs yang dipakai dalam menentukan harga jual mobil Toyota di Indonesia saat ini, Samulo enggan menyebutnya secara detail. Ia hanya mengatakan bahwa TAM memakai nilai tukar yang jauh lebih rendah daripada saat ini.
"Maaf untuk detail angkanya saya tidak bisa sebut. Tapi yang perlu saya jelaskan, saat ini harga jual mobil Toyota masih pakai hitungan nilai tukar cukup rendah dibandingkan kurs yang nyaris Rp15 ribu itu," pungkas dia.(ton)

Dolar AS Kian Kuat, Rupiah Kembali Terpental ke Rp14 Ribu

\Dolar AS Kian Kuat, Rupiah Kembali Terpental ke Rp14 Ribu\
Ilustrasi: Okezone
JAKARTA – Otot dolar Amerika Serikat semakin menguat menyusul data ekonominya yang positif. Sementara itu, gerak Rupiah pun menjadi berbanding terbalik. Jika pada perdagangan Kamis 27 Agustus kemarin Rupiah berhasil unjuk gigi di level Rp13.990 per USD, namun hal itu tidak terjadi pagi ini. Rupiah kembali melemah ke level Rp14 ribu per USD.
Melansir Bloomberg Dollar Index, Jumat (28/8/2015), Rupiah pada perdagangan Non-Delivery Forward (NDF) melemah 38 poin atau 0,28 persen ke Rp14.029 per USD dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di Rp13.990 per USD.
Rupiah pagi ini sempat dibuka pada level Rp13.997 per USD. Pergerakan perdagangan hari ini, Rupiah berada di kisaran Rp13.988-Rp14.064 per USD. Pergerakan 52 mingguannya, Rupiah bergerak di kisaran Rp11.674-Rp14.196 per USD.
Sementara itu, Yahoofinance mencatat Rupiah berada di level Rp14.026 per USD Dengan pergerakan harian di kisaran Rp13.983-Rp14.057 per USD
Kurs dolar menguat terhadap mata uang utama lainnya setelah pertumbuhan ekonomi AS kuartal kedua naik tajam menjelang pertemuan puncak para gubernur bank sentral yang digelar Federal Reserve.
Pertumbuhan produk domestik bruto AS direvisi naik menjadi 3,7 persen untuk periode April-Juni dari perkiraan sebelumnya 2,3 persen, sebuah revisi yang Robert Brusca dari FAO Economics sebut sebagai "menghirup udara segar."(rzk)

Rupiah Tinggalkan Level 14.000 per Dolar AS

By
Yuk, guys, bersama-sama meningkatkan nilai rupiah kita dari dolar Amerika Serikat. Begini caranya!

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah mampu bergerak perkasa pada perdagangan Kamis (27/8/2015). Hal itu lantaran intervensi Bank Indonesia (BI) dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersiap dengan kebijakan percepatan ekonomi untuk meningkatkan investasi guna menopang penguatan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah menguat 1,1 persen atau 142 poin berada di kisaran 13.990 per dolar AS pada penutupan perdagangan Kamis pekan ini. Sejak pagi hingga sore ini, nilai tukar rupiah berada di kisaran 13.990-14.150 per dolar AS. Data RTI, nilai tukar rupiah juga berada di kisaran 13.990 per dolar AS.
Kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah melemah tipis 0,18 persen menjadi 14.128 per dolar AS dari perdagangan sebelumnya yang berada di level 14.102 per dolar AS.
Menurut Analis PT Bank Saudara Tbk Rully Nova, penguatan rupiah dikarenakan intervensi Bank Indonesia (BI) di pasar cukup besar. Hal itu juga didukung oleh kebijakan stimulus yang akan diterapkan pemerintah.
"Pasar merespons positif," tambah Rully saat dihubungi Liputan6.com, Kamis pekan ini.
Penguatan rupiah yang terjadi ini memang didukung dari gerak pemerintah untuk memperbaiki kondisi ekonomi. Hal itu dilakukan agar rupiah kembali menguat terhadap dolar AS.
"Kami melihat dukungan bagi nilai tukar Rupiah setelah anjlok cukup tajam," kata Khoon Goh, Analis Australia and New Zealand Banking Group Ltd.
Khoon Goh juga mengatakan pemerintah cukup peduli atas melemahnya mata uang rupiah. Hal itu melihat pemerintah sedang mempersiapkan beberapa jenis kebijakan pajak untuk korporat dan investor untuk membawa dolar Amerika Serikat.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS telah tertekan sekitar 14 persen sepanjang 2015. Hal itu dikarenakan harapan kenaikan suku bunga AS dan devaluasi mata uang China Yuan. (Ilh/Ahm)

Sempat Bertengger di Rp13.997/USD, Rupiah Melemah Lagi

Ade Hapsari Lestarini - 28 Agustus 2015 08:52 WIBMata uang rupiah makin melemah. FOTO: MI/RAMDANI

Ilustrasi -- FOTO: Antara/Gunawan Wibisono
Metrotvnews.com, Jakarta: Mata uang Garuda pada pembukaan perdagangan pagi ini sempat terpantau menguat di level Rp13.900-an per USD. Namun perlahan, rupiah kembali terpeleset.

Mengutip data Bloomberg, Jumat (28/8/2015), rupiah pagi ini dibuka di level Rp13.997 per USD, setelah sebelumnya ditutup di posisi Rp13.990 per USD. Namun beberapa saat kemudian, gerak rupiah kembali melemah 23,80 poin atau 0,17 persen ke Rp14.014 per USD.

Sementara itu, data Yahoo Finance memaparkan jika rupiah pada pagi ini dibuka di level Rp14.045 per USD. Jika dibandingkan dengan perdagangan sebelunmnya, rupiah melemah 10 poin atau setara 0,07 persen.

Penguatan rupiah ini bisa tertahan hingga titik di mana optimisme terhadap perekonomian Amerika Serikat (AS) terangkat kembali sebagai harapan akan dinaikkannya suku bunga AS.

Samuel Sekuritas dalam analisanya mengatakan jika sentimen positif rupiah masih bisa berlanjut, walaupun penguatan signifikan diperkirakan masih akan tertahan.
AHL

Tidak ada komentar: