Kamis, 01 Desember 2016

3 Juta Orang Ikut Demo 2 Desember Besok

3 Juta Orang Ikut Demo 2 Desember Besok
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ribuan yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF MUI) melakukan aksi unjuk rasa di sekitar Patung Kuda, Jakarta, Jumat (4/11/2016). Aksi tersebut menuntut penutasan kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi 2 Desember 2016 akan berlangsung di lapangan Monas, Jumat (2/12) pukul 08.00 WIB hingga usai salat Jumat sekitar pukul 13.00 WIB. Kegiatan akan digelar dengan zikir dan doa untuk keselamatan negeri, serta tausiah umaro dan ulama.
Wakil Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI), Zaitun Rasmin, mengklaim sekitar 3 juta orang akan mengikuti aksi 'Bela Islam Jilid III' tersebut. Dia menjelaskan, peserta aksi 'Bela Islam Jilid III' itu mayoritas berasal dari DKI Jakarta.
Selain itu, massa datang dari sejumlah daerah di luar ibu kota, seperti Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Barat, dan Sulawesi. "Kami memperkirakan tak kurang tiga juta orang. Tetapi itu tergantung kondisi besok. Itu estimasi," ujar Zaitun.
Untuk mengantisipasi membeludaknya jumlah massa, kata dia, pihaknya sudah mengantisipasi sejak dini. Pihaknya menyediakan tempat yang dapat menampung jumlah massa.
"Kami sudah mengantisipasi tadi. Tempat-tempat di Monas pun diperkirakan bisa menampung banyak karena misalnya tempat-tempat itu akan ditutup dengan ini sehingga bisa digunakan seluas-luasnya," kata dia.
Polda Metro Jaya menyiapkan sejumlah fasilitas untuk memperlancar aksi super damai di Monas, Jakarta Pusat, 2 Desember mendatang. Segala keperluan peserta aksi untuk salat Jumat disiapkan oleh pihak kepolisian dan Pemda DKI.
"Semua kita siapkan seperti toilet, tempat wudhu, tikar, kesehatan, dokter, dan lainnya kita siapkan karena kegitan ini untuk kepentingan bersama masyarakat Jakarta dan sekitanya," kata Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Suntana.
Polda Metro Jaya dan panitia Gerakan Nasional Pegawal Fatwa-Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) telah melakukan rapat koordinasi terkait pelaksanaan teknis di lapangan.
"Jadi tadi kita rapat awal dengan panitia, konsepnya seperti apa, apa yang ingin mereka tampilkan, rundownnya seperti apa, siapa yang ingin bicara lalu kegiatannya apa saja, jumlahnya berapa dan massanya dari mana saja," jelas Suntana.
Masukan-masukan dari GNPF itu selanjutnya akan dibuat konsep pengamanannya dan pelayanannya, sehingga aksi yang diisi kegiatan doa, tausiah dan salat Jumat bersama berjalan dengan tertib dan aman.Terkait estimasi massa, Suntana mengatakan pihaknya akan memperbaharui data dari GNPF.
Estimasi massa dinilai sangat penting, karena menyangkut kesiapan tempat serta fasilitas yang harus dipersiapkan.
"Jumlah massa itu yang dipentingkan, untuk memenuhi kapasitas keliling Monas itu sangat diperlukan karena kita berharap keliling Monas kalau bisa ditaruh tikar itu bisa dipenuhi semuanya, sehingga tidak perlu ada di jalan raya," terang Suntana.
Sejauh ini, Polda Metro Jaya belum mendapat informasi terbaru mengenai massa dari Jakarta, maupun dari luar daerah yang akan ikut dalam aksi tersebut. Namun, Suntana mengimbau massa daerah seyogyanya melakukan doa bersama di wilayahnya masing-masing.
"Cuma seperti kita imbau kalau memang doa bersama ini bisa dilakukan di tempat lain juga bagus, tapi kalau mereka mau kesini juga enggak apa-apa kok, kita akan amankan, kita akan kawal, dari wilayah-wilayah hingga ke titik Jakarta, bahkan tadi kita bicarakan kantong-kantong parkir di mana mereka turun," jelas Suntana.
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Boy Rafli Amar mengimbau massa aksi 212 atau Aksi Bela Islam III yang rencananya akan menggelar salat Jumat akbar di silang Monas pada 2 Desember 2016 nanti tidak membawa bambu runcing.
"GNPF kan sudah mengimbau, massa dilarang bawa senjata tajam termasuk bambu runcing karena ini mengacu pada aksi 4 November lalu," ujar Boy Rafli Amar. Boy Rafli Amar melanjutkan, larangan membawa bambu runcing diserukan karena berkaca pada aksi 4 November lalu, ada pendemo yang membawa bendera dimana bendera itu diikatkan di bambu, yang ujungnya runcing.
Saat aksi ricuh, bambu runcing tersebut dimanfaatkan untuk menyerang petugas. Alhasil banyak petugas yang terluka karena ditusuk menggunakan bambu runcing.
"Jangan bawa bambu runcing, ini bahaya karena anggota kami juga tidak bawa senjata. Kami akan kedepankan persuasif dan perlu ditekankan kalau formatnya berubah, bukan unjuk rasa tapi kegiatan ibadah," kata mantan Kapolda Banten itu.
Boy menambahkan bagi pendemo yang datang dari daerah, diharapkan membawa sajadah sendiri. Termasuk juga membawa makan dan minum hingga obat-obatan pribadi.
"Bawa sajadah sendiri dan makanan untuk bekal. Acara berlangsung pukul 08.00-13.00 WIB. Setelah salat jumat, massa diminta kembali ke rumah masing-masing. Kami juga dapat bantuan pengamanan dari beberapa laskar. Semoga acara berlangsung hikmah dan sukses," katanya.

Monas Tutup
Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Jakarta, Sumarsono mengatakan kawasan Monas akan tertutup untuk kegiatan rekreasi pada tanggal 2 Desember 2016. Hal itu terkait unjuk rasa damai berupa salat Jumat bersama yang dialihkan dari Jalan Sudirman-Jalan MH Thamrin ke kawasan Monas.
Sumarsono mengatakan, jika peserta aksi damai mencapai 200 ribu orang maka kapasitas kawasan Monas akan penuh. "Daripada yang mau rekreasi tidak nyaman maka rekreasi ke puncak Monas akan kita tutup sementara," ungkap Sumarsono.
Sumarsono meminta peserta aksi gelar sajadah agar menjaga kebersihan taman selama kegiatan berlangsung. "Saya minta tolong kepada peserta aksi damai untuk menjaga taman di monas karena ini taman milik kita bersama. Pemprov hanya bertugas merawat saja," ungkap Sumarsono.
Sementara itu Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mempertanyakan rencana aksi damai yang berlangsung pada 2 Desember 2016. Menurut Gatot, tuntutan aksi 4 November, sudah diwujudkan yakni memproses hukum Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok terkait kasus dugaan penistaan agama. Basuki atau Ahok bahkan sudah ditetapkan sebagai tersangka.
"Apa yang jadi harapan sudah dilakukan, sudah ditetapkan Ahok sebagai tersangka. Dan proses hukum sedang berjalan karena ini negara hukum, apalagi yang diminta?" kata Gatot.
Menurut Gatot, aksi damai pada 4 November lalu menunjukkan bahwa umat Islam merupakan umat yang demokratis, damai dan berperilaku sejuk. Gatot menyebutkan, dirinya mendengar informasi bahwa aksi massa pada 2 Desember merupakan upaya melindungi Alquran.Menurut dia, yang perlu dilakukan justru sebaliknya.
"Baca dong surat Al Hijr ayat 9. Bahwa yang melindungi Alquran dan pelihara Alquran itu Allah. Justru manusia berlindung kepada Alquran untuk bisa hidup selamat dunia akhirat, jangan dibolak-balik," ujar Gatot. (tribunnews/yurike/theresia felisiani/rizal bomantama)

Tidak ada komentar: