Pada Kamis (9/3/2017) kemarin, Jokowi menerima Ketua Umum Partai Demokrat itu di Istana Merdeka, Jakarta.
Jauh sebelum bertemu SBY, Jokowi sudah bertemu hampir seluruh ketua umum partai politik di Istana.
Jokowi memulai pertemuan dengan sejumlah ketua umum parpol sejak aksi unjuk rasa pada 4 November 2016.
Aksi itu menuntut proses hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atas dugaan penodaan agama.
Catatan Kompas.com, ada sejumlah perbedaan dari pertemuan Jokowi dan SBY jika dibandingkan saat bertemu ketua umum partai politik lainnya. Apa saja?
1. Proses Pertemuan
Ketua umum parpol lain datang ke Istana atas undangan Jokowi yang tengah melakukan konsolidasi politik dan kebangsaan.
Namun, SBY datang ke kantor lamanya karena ia yang mengajukan permintaan untuk bertemu Jokowi.
Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi langsung memberi penekanan terkait hal ini saat pertama kali menyampaikan kabar terkait pertemuan kedua tokoh.
"Pak SBY meminta bertemu Pak Jokowi dan diterima siang ini oleh Pak Jokowi," kata Johan kepada Kompas.com, sekitar satu jam sebelum pertemuan.
Sementara, Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin mengatakan, permintaan SBY untuk bertemu Jokowi diajukan pada Selasa (7/3/2017) lalu.
Permintaan disampaikan oleh Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan ke Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
"Saat tanggal 7 Maret Pak Hinca Sekjen Demokrat hubungi Mensesneg yang waktu itu sedang mengurusi IORA. Pak Hinca menyampaikan bahwa Pak SBY ingin bersilaturahmi," kata Bey.
Sejak awal Februari lalu, melalui media massa, SBY menyatakan keinginan untuk bertemu Jokowi dan mengklarifikasi sejumlah isu.
2. Kedatangan
Biasanya, kedatangan setiap ketua umum parpol ke Istana selalu terbuka dan diliput oleh media.
Sebelum kedatangan para tamu itu, biasanya media sudah diminta bersiap di sebuah ruangan di Istana Merdeka.
Tak lama, Jokowi juga bersiap di ruangan yang sama.
Begitu tamu datang, Jokowi langsung menyambutnya. Momen ini bisa ditangkap oleh kamera wartawan dan disiarkan ke publik.
Namun, pada pertemuan Jokowi-SBY, wartawan tidak diperbolehkan mengambil gambar kedatangan SBY.
Oleh karena itu, tidak ada yang tahu seperti apa proses kedatangan SBY dan bagaimana cara Jokowi menyambutnya.
Wartawan baru bisa mengambil gambar SBY dan Jokowi setelah keduanya berada di teras Istana.
3. Makan siang
Usai menyambut kedatangan tamunya, Jokowi biasanya langsung mengajak ke sebuah ruangan untuk menikmati santap siang bersama.
Wartawan akan bergantian mengabadikan momen itu karena ukuran ruang makan yang kecil.
Bermacam menu makanan disiapkan oleh dapur Istana Kepresidenan di meja.
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang juga Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, bahkan membawakan mie untuk disantap bersama Jokowi.
Namun, dalam pertemuan kemarin, Jokowi dan SBY hanya mengobrol di Istana tanpa santap siang bersama.
"Tidak, tidak ada makan siang tadi," ujar Kepala Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin.
(Baca: Tak Ada Makan Siang dalam Pertemuan Jokowi dan SBY)
Saat Jokowi-SBY mengobrol di teras, pihak Istana menyediakan teh manis dan lumpia.
Namun, hingga sesi tanya jawab dengan wartawan, baik Jokowi atau pun SBY tidak mencicipi lumpia yang disuguhi lengkap dengan acar ketimun itu.
Keduanya hanya meminum teh manis yang disajikan di sebuah cangkir putih.
Seluruh ketua umum partai politik yang datang menemui Jokowi ke Istana selalu datang seorang diri.
Namun, SBY didampingi oleh Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan di eranya, Djoko Suyanto.
Berdasarkan foto yang diunggah Ani Yudhoyono, Djoko Suyanto juga terlihat duduk di samping SBY dan ikut serta dalam perbincangan.
Sementara, Presiden Jokowi didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
SBY juga turut menyebut Djoko Suyanto saat sesi tanya jawab dengan wartawan.
"Pak Djoko Suyanto juga mengingatkan tadi indahnya transisi dari saya ke beliau, tradisi politik yang baik, tentu ini terus berlanjut di masa yang akan datang," ujar SBY.
5. Pembicaraan
Dengan ketua umum parpol lain, Jokowi banyak bicara mengenai suasana yang saat itu memang tengah panas.
Jokowi meminta parpol untuk turut menjaga suasana tetap kondusif.
Namun, pertemuan kemarin lebih menjadi ajang bagi SBY untuk memberikan penjelasan kepada Jokowi mengenai sejumlah hal yang dianggapnya menimbulkan miskomunikasi antara kedua tokoh ini.
SBY mengaku senang bisa blakblakan ke Jokowi.
"Insya Allah, Insya Allah, saya senang sekali saya bisa menjelaskan, beliau mendengar dengan seksama. Saya juga mendengar dari Beliau," kata SBY, dalam jumpa pers bersama Jokowi.
Namun, saat ditanya mengenai penjelasan apa saja yang diberikan ke Jokowi, SBY enggan menjawab.
Jokowi yang justru menjawab pertanyaan wartawan sekenanya.
"Masa blakblakan ke kamu (wartawan)?" ujar Jokowi.
Meski demikian, dalam jumpa pers di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Rabu (1/2/2017), SBY sempat mengungkapkan bahwa ia ingin membicarakan berbagai isu ke Jokowi, terutama soal tuduhan yang selama ini diarahkan kepadanya.
"Saya sebetulnya ingin melakukan klarifikasi secara baik dengan niat dan tujuan baik supaya tidak menyimpang, baik Pak Jokowi maupun saya, prasangka, praduga, perasaan enak atau tidak enak, atau saling curiga," kata SBY.
SBY kembali menyinggung soal dirinya yang dituduh menggerakkan dan mendanai aksi 4 November 2016, kemudian soal tuduhan dirinya terlibat upaya makar.
Bahkan, tuduhan dia memerintah mengebom Istana.
"Oleh karena itu, bagus kalau saya bisa bertemu, sekali lagi blakblakan apa yang terjadi, apa yang beliau dengar supaya ada dialog, mana yang benar, mana yang tidak benar," ujar SBY.
SBY mengaku mendapat informasi dari tiga orang sumber bahwa sebenarnya Jokowi ingin bertemunya.
SBY tak menyebut siapa sumber tersebut.
"Dalam hati saya, hebat juga yang bisa melarang Presiden kita untuk bertemu sahabatnya yang juga mantan presiden," kata dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar