akan menjadi pemimpin bagi
kolaborasi warga kota yang berdaya dan turut menjadi subjek
pembangunan," kata Anies.
Anies menyampaikan hal tersebut dalam
pidato bertajuk 'Pesan Persatuan Jakarta' di Museum BI, Kota Tua, Jumat
(5/5/2017) sebagaimana keterangan tertulis yang diterima detikcom pada
Sabtu (6/5/2017). Bicara soal 'gubernur sebagai administrator', konsep
ini pernah dibicarakan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Ahok menyatakan gubernur adalah administrator keadilan sosial, tidak membela orang miskin dan tidak pula membela orang kaya.
Lain
Ahok, lain pula Anies. Pria yang pernah mengenyam pendidikan di Amerika
Serikat ini menegaskan kepada siapa dirinya berpihak.
"Namun
jelas pula bahwa Gubernur dan Wakil Gubernur perlu mengutamakan
pembelaan kepada mereka yang lemah dan dilemahkan, memperkuat mereka
yang terpinggirkan. Gubernur dan Wakil
Gubernur terpilih bertekad
memperjuangkan amanat ini dengan menunjukkan keberpihakan yang tegas dan
jelas kepada mereka yang selama ini belum merasakan keadilan sosial,"
ujar Anies.
Dalam program pembangunan yang akan dia jalankan,
Anies berjanji mengutamakan mereka-mereka yang termarjinalkan. Kelompok
yang lemah ini dinyatakannya adalah kelompok yang paling berharap
terhadap program Anies. Dalam pidatonya ini, Anies juga menuturkan
cerita soal warga-warga ibu kota yang dia temui.
"Saya bertemu
dengan seorang Ibu dari Kramat Jati. Ibu berusia 50 tahun dengan tiga
orang anak ini bercerita tentang usahanya menabung untuk uang muka
rumah, namun pada akhirnya harus ia relakan untuk menyekolahkan tiga
anaknya itu hingga ke bangku kuliah. Kerelaan yang menyebabkan ia harus
memendam impian memiliki rumah sendiri untuk keluarganya. Cicilan rumah,
ia akan sanggup membayarnya, namun uang muka selalu menjadi penghalang
besar baginya meraih mimpi rumah sendiri. Kepada kami ia menitipkan
harap," kata Anies.
(dnu/dnu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar