Bareksa.com - PricewaterhouseCoopers (PwC) sebagai salah satu dari empat penyedia jasa auditor besar di dunia merilis sebuah riset tentang outlook perekonomian dengan tema “The Long View, How will the global economic order change by 2050?”.
Mengutip riset IMF, posisi perekonomian Indonesia tahun 2016 berada di
peringkat 8 dengan total produk domestik bruto (GDP) US$3028 miliar.
Dalam hal ini, PwC memproyeksikan perekonomian dunia baik di tahun 2030
& 2050.
John Hawksworth, Chief Economist PwC, mengatakan dalam video singkat bagaimana Indonesia akan berada di peringkat 5 di tahun 2030 dengan estimasi nilai GDP US$5.424 miliar dan naik menjadi di peringkat 4 di tahun 2050 dengan estimasi nilai GDP US$10.502 miliar berdasarkan nilai GDP dengan metode perhitungan Purchasing Power Parity (PPP). Posisi tersebut akan menjadikan Indonesia dengan perekonomian big emerging market mengingat posisi Indonesia merupakan negara dengan perekonomian terkuat di Asia Tenggara.
Dalam risetnya, PwC mengatakan bahwa ada 32 negara yang akan menggambarkan 85 persen total GDP dunia. Selain menggunakan metode pendekatan paritas daya beli, dalam memproyeksikan nilai GDP, PwC juga turut memperhitungkan variabel demografi, tingkat pendidikan, dan modal investasi yang akan masuk ke negara-negara di bawah ini sehingga akan mendapat nilai proyeksi GDP tersebut.
Tabel : Proyeksi Perhitungan GDP 32 Negara
John Hawksworth, Chief Economist PwC, mengatakan dalam video singkat bagaimana Indonesia akan berada di peringkat 5 di tahun 2030 dengan estimasi nilai GDP US$5.424 miliar dan naik menjadi di peringkat 4 di tahun 2050 dengan estimasi nilai GDP US$10.502 miliar berdasarkan nilai GDP dengan metode perhitungan Purchasing Power Parity (PPP). Posisi tersebut akan menjadikan Indonesia dengan perekonomian big emerging market mengingat posisi Indonesia merupakan negara dengan perekonomian terkuat di Asia Tenggara.
Dalam risetnya, PwC mengatakan bahwa ada 32 negara yang akan menggambarkan 85 persen total GDP dunia. Selain menggunakan metode pendekatan paritas daya beli, dalam memproyeksikan nilai GDP, PwC juga turut memperhitungkan variabel demografi, tingkat pendidikan, dan modal investasi yang akan masuk ke negara-negara di bawah ini sehingga akan mendapat nilai proyeksi GDP tersebut.
Tabel : Proyeksi Perhitungan GDP 32 Negara
Untuk peringkat pertama, posisi China tak tergoyahkan baik
dalam kondisi perekonomian saat ini maupun proyeksi perekonomian 33
tahun mendatang dengan estimasi GDP mencapai US$5.8499 miliar atau
sekitar Rp778 ribu triliun (Rp13.330 per USD).
Sementara itu PwC dalam risetnya memproyeksikan di tengah kenaikan GDP, China, India, AS, dan Indonesia sebagai 4 negara dengan perekonomian terbesar di dunia akan mengalami perlambatan pertumbuhan secara persentase dari tahun ke tahun. Hal ini menggambarkan bahwa ada kecenderungan penurunan pertumbuhan global di masa mendatang.
Grafik : Perbandingan Pertumbuhan Perekonomian di 4 Negara
Sementara itu PwC dalam risetnya memproyeksikan di tengah kenaikan GDP, China, India, AS, dan Indonesia sebagai 4 negara dengan perekonomian terbesar di dunia akan mengalami perlambatan pertumbuhan secara persentase dari tahun ke tahun. Hal ini menggambarkan bahwa ada kecenderungan penurunan pertumbuhan global di masa mendatang.
Grafik : Perbandingan Pertumbuhan Perekonomian di 4 Negara
GDP in PPP, Apa Maksudnya?
PPP merupakan Purchasing Power Parity atau paritas daya beli atau keseimbangan kemampuan berbelanja. PDB dihitung sesuai keseimbangan kemampuan berbelanja (PPP) setiap mata uang relatif kepada standar yang telah ditentukan (biasanya dolar AS).
Dalam ilmu ekonomi, PPP mengukur berapa banyak sebuah mata uang dapat membeli dalam pengukuran internasional (biasanya dolar), karena barang dan jasa memiliki harga berbeda di beberapa negara.
Nilai tukar PPP digunakan dalam perbandingan internasional dari standar hidup. PDB sebuah negara awalnya dihitung dalam mata uang lokal, jadi perb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar