Sabtu, 21 Januari 2012

Perang Bintang, PILPRES 2014, mulai memanas

Djoko Santoso dukung Prabowo-Hatta

Selasa, 3 Juni 2014 06:04 WIB | Dilihat 5325 Kali
Djoko Santoso dukung Prabowo-Hatta
Djoko Santoso Dukung Prabowo Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Djoko Santoso (tengah) bersama relawan mendeklarasikan dukungan kepada Capres Prabowo-Hatta Rajasa di Djoko Santoso Center, Jalan Diponegoro, Jakarta, Senin (2/6). Djoko Santoso mendukung Capres-Cawapres, Prabowo-Hatta karena Prabowo memiliki kesamaan ideologi sebagai mantan tentara serta pemegang ideologi negara. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)

Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI 2007-2010 Jenderal (Purn) Djoko Santoso menyatakan dukungannya kepada pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sebagai Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden RI periode 2014-2019.

"Saya mendukung Prabowo-Hatta sebagai Capres-Cawapres karena alasan ideologis dan profesional serta berdasarkan alasan hasil analisis intelijen," katanya kepada wartawan di Jakarta, Senin (2/6).

Menurut Djoko Santoso, alasan ideologis adalah karena dia dan Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto sama-sama Prajurit Sapta Marga serta pendukung dan pembela ideologi negara, selain juga mempunyai visi dan misi yang sama dalam memajukan Indonesia ke depan.

Djoko Santoso dan Prabowo pernah bertugas pada kesatuan yang sama. Saat Prabowo menjadi Komandan Batalyon (Danyon) Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad di Cilodong, Depok, Jawa Barat, Djoko Santoso mendapat kepercayaan sebagai Wadanyonnya.

Prabowo disebutnya sebagai komandan, sekaligus kawan yang cerdas dan pemberani dengan kepemimpinannya yang tegas dan selalu ingin memajukan bawahan (para prajurit) yang dipimpinnya.

Berkat kepemimpinan Prabowo yang pemberani dan inspiratif, Djoko Santoso bahkan memberi nama putera sulungnya "Pandu".

"Pandu adalah nama samaran sandi pertempuran Prabowo," kata mantan Panglima TNI itu.

Nama lengkap putra pertama Djoko Santoso itu adalah Andika Pandu Puragabaya. Dalam Pemilu Legislatif yang baru lalu Pandu terpilih dari Partai Gerindra sebagai anggota DPR RI dari Dapil Daerah Istimewa Yogyakarta.

Mengenai alasan profesional kenapa mendukung Prabowo sebagai Capres, Djoko santoso menjelaskan, selaku mantan Panglima TNI dirinya mempunyai cara pandang yang sama dengan Prabowo, yakni mengenai pentingnya pendekatan stabilitas.

Ia mengingatkan pentingnya stabilitas yang mencakup stabilitas politik, sosial, dan keamanan serta ketertiban masyarakat untuk menjamin keamanan investasi serta mencapai keberhasilan pembangunan ekonomi dan kesejahteraan rakyat di tengah kondisi dunia yang penuh ketidakpastian.

"Khusus dari analisis intelijen, saya melihat bahwa jika Prabowo-Hatta terpilih menjadi Presiden dan Wapres 2014-2019, maka pasca-Pilpres akan terbentuk pemerintahan yang kuat, karena Prabowo Hatta mendapatkan dukungan dari mayoritas partai politik peserta Pemilu," katanya.

Djoko Santoso setelah pensiun dari TNI kemudian aktif di sejumlah kegiatan sosial, antara lain selaku Ketua Dewan Pembina Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) yang berangggotakan 4,7 juta orang, serta Ketua Dewan Pembina Federasi Pekerja Mandiri (FPM) yang mempunyai perwakilan di semua provinsi di Indonesia.

Selain itu ia mendapat kepercayaan sebagai Ketua Dewan Penasihat pada Forum Sekretaris Desa Seluruh Indonesia (Forsekdesi) dan Persatuan Perangkat Desa Seluruh Indonesia (PPDI).

Terkait dengan kegiatannya di organisasi kemasyarakatan, pada Oktober 2013 ia mendapat kepercayaan selaku Ketua Dewan Pembina Sekretariat Gabungan Gerakan Kebangsaan yang bertujuan mengembalikan acuan praktik penyelenggaraan negara kepada konsensus dasar negara ideologi Pancasila dan Uud 1945.

"Jumlah organisasi kemasyarakatan yang bergabung akan terus bertambah. Ini sangat menggembirakan, sebab memang kini saatnya kita bergerak menyelamatkan bangsa dan negara dengan kembali kepada Pancasila dan UUD 1945," katanya usai deklarasi Setgab Gerakan Kebangsaan.

Pilpres 2014 yang berlangsung pada 9 Juli diikuti dua pasangan capres-cawapres yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa (nomor urut 1) dan Joko Widodo-Jusuf Kalla (nomor urut 2).

Ini Peta Jenderal Pendukung Jokowi dan Prabowo  

Selasa, 03 Juni 2014 | 08:03 WIB
Ini Peta Jenderal Pendukung Jokowi dan Prabowo   
TEMPO/Arif Fadillah
TEMPO.CO, Jakarta - Perebutan kursi nomor satu di Jalan Medan Merdeka Utara semakin sengit. Setiap hari, kubu Prabowo dan Jokowi mendeklarasikan dukungan yang berasal dari berbagai elemen masyarakat. Bagaimana peta dukungan para pensiunan jenderal di kedua kubu?

Pada 27 Maret 2014, ratusan jenderal berkumpul di gedung Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan. Dipimpin Letnan Jenderal Purnawirawan Johanes Suryo Prabowo, mereka menyatakan dukungan kepada calon presiden usungan Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Suryo mengklaim pensiunan yang mendukung Prabowo terdiri atas 80 jenderal, 300 perwira menengah, dan 400 lebih prajurit. “Total ada seribu purnawirawan,” kata Suryo saat itu.

Bekas Kepala Staf Umum Markas Besar Tentara Nasional Indonesia ini mengatakan para purnawirawan mendukung Prabowo karena kenal secara personal. Dukungan kepada Prabowo disebabkan oleh kekecewaan terhadap mantan bos Prabowo. Di antaranya Bacharuddin Jusuf Habibie dan Wiranto. (Baca:Angkatan Darat Pastikan Netral dalam Pilpres )

Selain Suryo, purnawirawan lain yang berada di belakang Prabowo adalah Letnan Jenderal Purnawirawan Yunus Yosfiah. Yunus merupakan veteran perang Timor Timur dan dikenal kalangan pers, terutama dari Australia. Australia menganggapnya sebagai sosok yang bertanggung jawab atas kematian lima wartawan Australia di Timor-Timur pada 1975. Insiden ini dikenal sebagai Balibo Five. Yunus menjabat Menteri Penerangan pada era pemerintahan Habibie. Jabatan terakhirnya adalah Kepala Staf Sosial Politik ABRI.

Purnawirawan pendukung Prabowo lainnya adalah sejumlah calon legislator dari Partai Gerindra. Misalnya Mayor Jenderal Purnawirawan Glenny Kairupan di Sulawesi Utara, Laksamana Madya Freddy Numberi di Papua, Brigadir Jenderal Polisi Wahju Daeny di Jawa Tengah, dan Brigadir Jenderal Polisi Frans Katapalayuka di Sulawesi Selatan. Nama lainnya yakni George Toisutta, Adang Daradjatun, Nachrowi Ramli, Cornel Simbolon, dan Kivlan Zen. (Baca:SBY Perintahkan Rapat TNI-Polri Terbuka )

Di kubu Jokowi, penyandang bintang di pundak tak kalah banyak. Sebut saja Jenderal Purnawirawan Luhut Binsar Panjaitan. Lulusan terbaik Akabri 1970 itu sejak awal memang menyatakan dukungan kepada Jokowi. Ketika memuji Megawati Soekarnoputri yang mencalonkan Jokowi, Luhut ditemani sejumlah koleganya, seperti bekas Wakil Panglima TNI Fachrul Rozi, Sintong Panjaitan, Sumardi, dan Bibit Samad Rianto. Sintong, dalam bukunya, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, mengatakan sempat "bersitegang" dengan Prabowo menjelang jatuhnya Orde Baru.

Nama lainnya yakni Jenderal Purnawirawan Wiranto (Ketua Umum Partai Hanura), Jenderal Purnawirawan Sutiyoso (Ketua Umum PKPI), Letnan Jenderal Purnawirawan Johny Lumintang, Mayor Jenderal Purnawirawan Syamsir Siregar, Jenderal Purnawirawan Subagyo H.S., Jenderal Purnawirawan Dai Bachtiar, dan bekas kepala Badan Intelijen Negara, A.M. Hendropriyono. Terakhir, nama purnawirawan yang mendukung Jokowi adalah Mayor Jenderal Purnawirawan Muchdi Purwoprandjono. (Baca:Kivlan Zein Ancam Adukan Komnas HAM ke Ombudsman)

Muchdi dan Hendropriyono kerap dikaitkan dengan kematian aktivis hak asasi manusia, Munir. Ketika Munir dibunuh, Hendropriyono menjabat Kepala Badan Intelijen Negara. Sedangkan Muchdi sempat ditahan karena didakwa membunuh Munir meski akhirnya dibebaskan di pengadilan.

WAYAN AGUS PURNOMO | INDRA WIJAYA

5 Jenderal yang Diisukan Ramaikan 'Perang Bintang' Pilpres 2014

dok detikcom
1. Prabowo SubiantoKetua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto sudah dipastikan akan berlaga di Pilpres 2014. Meskipun deklarasi pencapresan yang dijadwalkan bulan Oktober ini ditunda, namun Prabowo masih memuncaki sejumlah survei capres yang digelar beragam lembaga survei.

Pilpres 2014 adalah Pilpres kedua bagi Prabowo. Pada Pemilu 2009 lalu Prabowo mendampingi capres PDIP Megawati Soekarnoputri sebagai cawapresnya.

Prabowo yang bernama lengkap Prabowo Subianto Djojohadikusumo lahir di Jakarta, 17 Oktober 1951. Saat ini Prabowo berusia 60 tahun. Pangkat terakhir Prabowo di TNI sebagai Letnan Jenderal (Purn). Prabowo adalah mantan Danjen Kopassus, pengusaha dan politisi.

Namun pencapresan Prabowo dihantui isu penjegalan oleh parpol besar. Sejumlah parpol yang tak ridho Prabowo nyapres tengah menolak revisi UU Pilpres untuk memasang Presidential Threshold (PT) sebesar 25 persen suara sah nasional dan 20 persen kursi DPR untuk menghalangi pencapresan Prabowo. Gerindra saat ini mengajukan uji materi UU Pilpres ke MK.
 
dok detikcom
2. WirantoKetua Umum Partai Hanura Wiranto juga diisukan akan kembali berlaga di Pilpres 2014 baik sebagai capres maupun cawapres. Partai Hanura saat ini sedang mencari-cari kandidat cawapres untuk Wiranto, namun pencapresan Wiranto sangat tergantung kesuksesan Partai Hanura di Pileg 2014.

Sebelum di Hanura, Wiranto adalah tokoh senior Partai Golkar. Di Pilpres 2009 lalu Wiranto mendampingi Jusuf Kalla sebagai cawapresnya.Wiranto dilahirkan di Yogyakarta pada 4 April 1947. Usia Wiranto saat ini 65 tahun. Wiranto adalah purnawirawan jenderal bintang empat di TNI. Jenderal (Purn) Wiranto pernah menjabat Panglima TNI periode 1998-1999.
 
dok detikcom
3. Djoko SuyantoMarsekal TNI (Purn.) Djoko Suyanto saat ini menjabat sebagai Menko Polhukam. Djoko yang disebut-sebut orang terdekat Presiden SBY ini sering disebut sebagai salah satu dari 10 capres yang sedang disiapkan SBY. Namun Djoko masih membantah.

Djoko Suyanto lahir di Madiun, Jawa Timur, pada 2 Desember 1950. Usia Djoko saat ini 61 tahun.

Sebelum menjadi Menko Polhukam, Djoko pernah menjabat Panglima Tentara Nasional Indonesia dari 13 Februari 2006 sampai 28 Desember 2007. Ia kemudian digantikan oleh Jenderal TNI Djoko Santoso. Djoko merupakan Panglima TNI pertama yang berasal dari kesatuan TNI-AU sepanjang sejarah Indonesia.

 
dok detikcom
4. Endriartono SutartoKabar majunya Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto ke Pilpres 2014 mencuat seiring masuknya Sutarto ke Partai Nasional Demokrat.

Selama menjabat sebagai Panglima TNI, Endriartono dikenal tegas dan berintegritas. NasDem merekrut Endriartono, untuk memperkuat basis. Namun pencapresan Ednriartono sangat tergantung dua bos NasDem yakni Surya Paloh dan Harry Tanoesoedibjo.

Endriartono Sutarto lahir Purworejo, Jawa Tengah, 29 April 1947. Usia Sutarto saat ini 65 tahun. Endriartono adalah mantan Panglima TNI periode 2002-2006, sebelum digantikan oleh Djoko Suyanto.

Masa vakum Endriartono sejak pensiun dari Panglima TNI banyak diisi untuk berjuang bersama LSM antikorupsi untuk mendukung penguatan KPK.

Namun Endriartono pernah mendapat tempat khusus di depan Megawati Soekarnoputri. Dia dilantik oleh Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri pada tanggal 7 Juni 2002 sebagai Panglima TNI.
 uk membaca artikel selanjutnya
 
dok detikcom
5. Pramono Edhie WibowoJenderal TNI Pramono Edhie Wibowo saat ini adalah masih aktif menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Pramono Edhie adalah adik ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Meskipun masih perwira aktif, namun Pramono Edhie termasuk yang santer diberitakan akan maju di Pilpres 2014. Pramono Edhie yang lahir di Magelang, Jawa Tengah, pada 5 Mei 1955 ini saat ini sudah berusia 57 tahun.

Partai Demokrat menyebut Pramono Edhie sebagai salah satu capres potensial, hal ini diamini oleh sejumlah partai besar seperti Golkar. Peluang pencapresan Pramono dinilai terbuka, apalagi dia akan segera memasuki usia pensiun.

Namun dalam beberapa kesempatan Pramono Edhie selalu membantah berencana maju Pilpres 2014. Presiden SBY juga secara khusus telah menyampaikan tidak ada anggota keluarganya yang maju di Pilpers 2014. Namun di politik, menurut sejumlah elite PD, segala hal masih bisa terjadi.
(van/nwk)

Biografi Prabowo Subianto


Prabowo Subianto, Pengusaha, Capres, Politikus, Pemimpin
Prabowo Subianto dilahirkan dengan nama lengkap Prabowo Subianto Djojohadikusumo, Ia sudah banyak pengalaman di berbagai bidang seperti Militer, Pengusaha serta Dunia Politik yang ia geluti akhir-akhir ini. Di Pemilu 2014 yang akan datang Ia diusung oleh Partai Gerindra (Gerakan Indonesia Raya) untuk maju menjadi Calon Presiden Republik Indonesia tahun 2014 setelah gagal dalam pemilu 2009 serta 2004 yang lalu. banyak Kontroversi yang di alamatkan kepada Prabowo Subianto semasa ia berkarier Militer. Prabowo Subianto dilahirkan pada tanggal 17 Oktober 1951, Prabowo Subianto merupakan anak dari pakar Ekonomi Indonesia pada zaman Soekarno dan Soeharto yaitu Prof Soemitro Djojohadikusumo, Prabowo Subianto juga merupakan cucu dari Pendiri Bank Indonesia dan juga anggota BPUPKI untuk kemerdekaan Indonesia yaitu Raden Mas Margono Djojohadikusumo.

Dilihat dari Keluarganya Prabowo Subianto memiliki dua orang kakak perempuan yang bernama Bintianingsih dan Mayrani Ekowati, serta satu orang adik laki-laki yang kini menjadi seorang pengusaha handal yang bernama Hashim Djojohadikusumo. Pada tahun 1970, Prabowo Subianto memulai kariernya saat ia mendaftarkan diri di Akademi Militer Magelang, Ia kemudian Lulus pada tahun 1974 dari Akademi Militer, kemudian pada tahun 1976 Prabowo ditugaskan sebagai Komandan Pleton Para Komando Grup I Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha) dan ditugaskan sebagai bagian dari operasi Tim Nanggala di Timor Timur.

Prabowo Subianto kemudian menikah dengan Titiek yang merupakan anak Presiden Soeharto. Pernikahan Prabowo dengan titiek berakhir tidak lama setelah Soeharto mundur dari jabatan Presiden Republik Indonesia. Dari pernikahannya dengan Titiek, Prabowo dikaruniai seorang anak, Didiet Prabowo. Didiet tumbuh besar di Boston, AS dan sekarang tinggal di Paris, Perancis sebagai seorang desainer. Setelah kembali dari Timor Timur, karir militernya Prabowo terus melejit. Pada tahun 1983, Prabowo dipercaya sebagai Wakil Komandan Detasemen 81 Penanggulangan Teroris (Gultor) Komando Pasukan Khusus TNI AD (Kopassus). Setelah menyelesaikan pelatihan "Special Forces Officer Course" di Fort Benning, Amerika Serikat, Prabowo diberi tanggungjawab sebagai Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara.

Prabowo Subianto, Pengusaha, Capres, Politikus, Pemimpin

Banyak Kontroversi dan Dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Prabowo Subianto saat ia berkarier di bidang Militer, Pada tahun 1983, kala itu masih berpangkat Kapten, Prabowo diduga pernah mencoba melakukan upaya penculikan sejumlah petinggi militer, termasuk Jendral LB Moerdani, namun upaya ini kabarnya digagalkan oleh Mayor Luhut Panjaitan, Komandan Den 81/Antiteror. Prabowo sendiri adalah wakil Luhut saat itu. Pada tahun 1990-an, Prabowo diduga terkait dengan sejumlah kasus pelanggaran HAM di Timor Timur. Pada tahun 1995, ia diduga menggerakkan pasukan ilegal yang melancarkan aksi teror ke warga sipil. Peristiwa ini membuat Prabowo nyaris baku hantam dengan Komandan Korem Timor Timur saat itu, Kolonel Inf Kiki Sjahnakrie, di kantor Pangdam IX Udayana. Sejumlah lembaga internasional menuntut agar kasus ini dituntaskan. Menurut pakar hukum Adnan Buyung Nasution, kasus ini belum selesai secara hukum karena belum pernah diadakan pemeriksaan menurut hukum pidana.

Pada tahun 1997, Prabowo diduga mendalangi penculikan dan penghilangan paksa terhadap sejumlah aktivis pro-Reformasi. Setidaknya 13 orang, termasuk seniman 'Teater Rakyat' Widji Thukul, aktivis Herman Hendrawan, dan Petrus Bima hilang dan belum ditemukan hingga sekarang. Mereka diyakini sudah meninggal. Prabowo sendiri mengakui memerintahkan Tim Mawar untuk melakukan penculikan kepada sembilan orang aktivis, diantaranya Haryanto Taslam, Desmond J Mahesa dan Pius Lustrilanang.

Namun demikian, Prabowo belum diadili atas kasus tersebut walau sebagian anggota Tim Mawar sudah dijebloskan ke penjara. Sebagian korban dan keluarga korban penculikan 1998 juga belum memaafkan Prabowo dan masih terus melanjutkan upaya hukum. Sebagian berupaya menuntut keadilan dengan mengadakan aksi 'diam hitam kamisan', aksi demonstrasi diam di depan Istana Negara setiap hari Kamis. Sebagian lagi telah bergabung denga kepengurusan Partai Gerakan Indonesia Raya, bahkan duduk di DPR RI. Haryanto Taslam yang telah menjadi anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, mengatakan "Prabowo sudah minta maaf pada saya. Dia juga mengajak saya bergabung untuk membangun negara ini. Saya adalah korban Prabowo dan Prabowo adalah korban politik saat itu. Dia juga korban. Prabowo hanya merupakan tentara yang mematuhi perintah atasannya. Ide penculikan bukan dari Prabowo. Rezim Orde Baru saat itu pun represif. Jika
bukan Prabowo pasti orang lain yang akan diperintah untuk menculik."

Prabowo juga diduga mendalangi Kerusuhan Mei 1998 berdasar temuan Tim Gabungan Pencari Fakta. Dugaan motifnya adalah untuk mendiskreditkan rivalnya Pangab Wiranto, untuk menyerang etnis minoritas, dan untuk mendapat simpati dan wewenang lebih dari Soeharto bila kelak ia mampu memadamkan kerusuhan. Juga pada Mei 1998, menurut kesaksian Presiden Habibie dan purnawirawan Sintong Panjaitan, Prabowo melakukan insubordinasi dan berupaya menggerakkan tentara ke Jakarta dan sekitar kediaman Habibie untuk kudeta. Karena insubordinasi tersebut ia diberhentikan dari posisinya sebagai Panglima Kostrad oleh Wiranto atas instruksi Habibie. Masalah utama dari kesaksian Habibie ialah bahwa sebenarnya, pasukan-pasukan yang mengawal rumahnya adalah atas perintah Wiranto, bukan Prabowo. Pada briefing komando tanggal 14 Mei 1998, panglima ABRI mengarahkan Kopassus mengawal rumah-rumah presiden dan wakil presiden. Perintah-perintah ini diperkuat secara tertulis pada tanggal 17 Mei 1998 kepada komandan-komandan senior, termasuk Sjafrie Sjamsoeddin, Pangdam Jaya pada waktu itu.

Prabowo Subianto, Pengusaha, Capres, Politikus, Pemimpin

Prabowo yakin ia bisa saja melancarkan kudeta pada hari-hari kerusuhan di bulan Mei itu. Tetapi yang penting baginya ia tidak melakukannya.
“Keputusan memecat saya adalah sah,” katanya. “Saya tahu, banyak di antara prajurit saya akan melakukan apa yang saya perintahkan. Tetapi saya tidak mau mereka mati berjuang demi jabatan saya. Saya ingin menunjukkan bahwa saya menempatkan kebaikan bagi negeri saya dan rakyat di atas posisi saya sendiri. Saya adalah seorang prajurit yang setia. Setia kepada negara, setia kepada republik”
Setelah berhenti berkarier dari Dunia Militer, Prabowo Subianto kemudian memulai peruntungannya menjadi seorang Pengusaha mengikuti jejak adiknya yaitu Hashim Djojohadikusumo. Karir Prabowo sebagai pengusaha dimulai dengan membeli Perusahaan Kertas yaitu Kiani Kertas, perusahaan pengelola pabrik kertas yang berlokasi di Mangkajang, Kalimantan Timur, yang sebelumnya Kiani Kertas dimiliki oleh Bob Hasan, pengusaha yang dekat dengan Presiden Suharto. Prabowo Subianto membeli Kiani Kertas menggunakan pinjaman senilai Rp. 1,8 triliun dari Bank Mandiri. Selain mengelola Kiani Kertas, yang namanya diganti oleh Prabowo menjadi Kertas Nusantara, kelompok perusahaan Nusantara Group yang dimiliki oleh Prabowo juga menguasai 27 perusahaan di dalam dan luar negeri. Usaha-usaha yang dimiliki oleh Prabowo bergerak di bidang perkebunan, tambang, kelapa sawit, dan batu bara.

Banyak kalangan menilai, Prabowo cukup sukses dalam berusaha. Pada Pilpres 2009, Prabowo ialah cawapres terkaya, dengan total asset sebesar Rp 1,579 Triliun dan US$ 7,57 juta, termasuk 84 ekor kuda istimewa yang sebagian harganya mencapai 3 Milyar per ekor serta sejumlah mobil mewah seperti BMW 750Li dan Mercedes Benz E300. Kekayaannya ini besarnya berlipat 160 kali dari kekayaan yang dia laporkan pada tahun 2003. Kala itu ia hanya melaporkan kekayaan sebesar 10,153 Milyar

Prabowo Subianto, Pengusaha, Capres, Politikus, Pemimpin

Setelah sukses menjadi seorang pengusaha, Prabowo Subianto kemudian memulai peruntungan kariernya di bidang politik, Prabowo Subianto mencalonkan diri sebagai calon presiden dari Partai Golkar pada Konvesi Capres Golkar 2004. Meski lolos sampai putaran akhir, akhirnya Prabowo kandas di tengah jalan. Ia kalah suara oleh Wiranto. Kemudian pada tahun 2009, Prabowo Subianto memulai peruntungannya kembali menjadi Calon Presiden pada pemilu 2009 namun, ia akhirnya menjadi Calon wakil Presiden mendampingi Megawati yang maju menjadi Calon Presiden Republik Indonesia namun hasil pemilihan umum berkata lain, Megawati yang berpasangan dengan Prabowo Subianto kalah dengan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono yang menajdi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, Di pemilu 2014 akan datang Partai Gerakan Indonesia Raya telah menyatakan akan mengusung Prabowo sebagai calon presiden pada pemilihan presiden 2014. Prabowo sendiri sudah menyatakan kesediaannya untuk dicalonkan sebagai presiden, jika mendapat dukungan dari rakyat

Referensi :

- http://id.wikipedia.org/wiki/Prabowo_Subianto
Hasil Survei Prabowo Lebih Populer dari Ical dan Mahfud MD

KETUA  Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto menempati peringkat teratas sebagai calon presiden terpopuler versi survei yang dilakukan Prisma Resource Center. Survei yang melibatkan 2.300 responden ini ditanya, "Siapakah di luar yang pernah menjabat sebagai Presiden dan Wakil Presiden yang layak dipilih sebagai Presiden RI jika Pilpres dilaksanakan besok?".
Berdasarkan pertanyaan tersebut, sebanyak 20,8 persen responden memilih Prabowo Subianto. Berikutnya, bakal calon presiden dari Partai Golkar Aburizal "Ical" Bakrie yang dipilih 6,1 persen, dan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD dengan dipilih 5 persen responden.
"Hanya Prabowo yang mendapatkan dukungan lebih dari 20 persen. Sementara, yang belum menjawab berjumlah 45,7 persen. Di sini terdapat kecenderungan wait and see di kalangan masyarakat terkait keputusan untuk memilih seorang figur Presiden RI," kata peneliti utama Prisma Resources Centre Rahardi T Wiratama, saat rilis hasil survei, di Hotel Santika, Jakarta, Minggu, 21 Oktober 2012.
Sementara itu, posisi keempat ditempati oleh Wiranto dengan 3,4 persen, Anas Urbaningrum dan Hatta Rajasa 2,6 persen, Sri Mulyani 1,8 persen, dan Ani Yudhoyono 1,4 persen.
Survei diselenggarakan di 33 provinsi dengan jumlah sampel 2.300 responden. Responden dipilih berdasarkan pertimbangan gender dengan komposisi responden laki-laki 50 persen dan perempuan 50 persen.
Sampling terkecil dalam survei berada pada tingkat keluarahan atau desa dengan jumlah sampel 10 responden per kelurahan atau desa. Dengan demikian survei ini mencakup 230 kelurahan di seluruh Indonesia. Diperkirakan margin of error kurang lebih 2,1 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.|sumber:kompas.

Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto

Survei Capres: Prabowo Tertinggi, JK 'Kuda Hitam'

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Survei calon presiden  (capres) 2014 mulai bermunculan. Figur-figur lama masih mendominasi bursa capres yang memiliki elektabilitas tinggi. Lihat Foto
."Prabowo melesat jauh dari survei CSIS bulan Februari lalu, dibandingkan calon-calon atau figur lain justru mendapat kemerosotan tingkat dukungan," ujar Ketua departemen politik dan hubungan internasional CSIS Phillips. J.Vermonte dalam konferensi pers hasil survey nasionalnya di Jakarta, Rabu (8/8).
 Kuatnya dukungan prabowo menurut hasil survei dikarenakan faktor kekecewaan masyarakat terhadap kinerja SBY selama menjadi Presiden dan keuntungan ini berdampak pada peningkatan elektabilitas Prabowo.
Sehingga, jika pilihan Presiden saat ini antara SBY dan Prabowo, Prabowo menang dengan mendapat 44 persen sedangkan SBY hanya mendapat 18 persen tapi yang belum tahu cukup tinggi dengan 31 persen.
Hal yang sama terjadi, jika disandingkan pilihan Presiden saat ini antara Prabowo, Ical dan Ani ataupun Prabowo, Mega dan Ical di mana Prabowo mendapat perolehan paling tinggi atau dengan kata lain menang. Namun, jika pilihannya antara Prabowo, Mega dan JK, keberadaan JK terus menyusul Prabowo meski Prabowo yang masih menang.
"Walaupun Prabowo masih menang, tapi dia harus hati-hati karena JK semakin mendekatinya, apalagi pemilihan masih sekitar dua tahun lagi,"jelas Philip.
Prabowo mendapat dukungan dengan elektabilitas paling tinggi untuk menjadi Capres 2014 sebesar 14,5 persen diikuti oleh Megawati sebesar 14,4 persen, JK 11,1 persen, Ical 8,9 persen dan Wiranto sebesar 4,1 persen.

Ical: Menang Pilpres Harga Mati,
Prabowo: Yakin Menang di Pilpres 2014


Partai Gerindra memastikan akan mengusung Prabowo Subianto menjadi calon presiden pada pemilihan presiden 2014 mendatang. ''Penetapan secara resmi akan kami lakukan pada Kongres Luar Biasa (KLB) yang akan kami gelar 02 Februari mendatang di Jakarta,'' kata Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani, di Jakarta, Jumat (20/1/2012).

Tidak ada komentar: