Pesawat Terbang Tenaga Surya Segera Melintasi AS
MATOA. ORG
REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO -- Satu temuan baru, pesawat
terbang dengan menggunakan tenaga surya disiapkan untuk terbang pertama
kali dari California menyeberangi udara Amerika Serikat pada Jumat
(3/5). Penerbangan ini akan menunjukkan pertama kalinya kemungkinan
penerbangan tanpa bahan bakar fosil.
Pesawat percobaan yang digerakkan dengan tenaga surya, dengan panjang seukuran rentang sayap Boeing 747, tetapi bobotnya lebih ringan dari mobil kecil, membawa 12 ribu papan sel surya. Pada siang hari, sel surya tersebut akan memasok daya listrik pada motor sekaligus juga mengisi baterai sehingga pesawat, berbeda dengan jenis pesawat tenaga surya yang lain, dapat terus terbang pada malam hari.
Proyek itu diluncurkan lebih dari 10 tahun lalu sesudah petualang sejati Bertrand Piccard (54 tahun), nyaris kehabisan bahan bakar dalam penerbangan bersejarah keliling dunia dengan balon udara. Piccard, dokter asal Swiss itu, berniat kembali mengarungi dunia dengan tenaga surya, direncanakan pada 2015, sama sekali tanpa bahan bakar fosil.
Tujuan utamanya bukan untuk perjalanan udara yang revolusioner, kata kelompok tersebut, melainkan untuk melakukan penemuan bahan bakar yang dapat diperbarui secara lebih luas. "Sebelum ini, jika kita bicara tentang eksplorasi, selalu lebih utama tentang menaklukkan dunia, menaklukkan suatu wilayah," ujar juru bicara Alenka Zibetto kepada AFP.
"Bila kita bisa melakukannya di udara, maka kita juga bisa melakukannya di darat dan dalam kehidupan sehari-hari," kata Zibetto. Ia menegaskan bahwa panel surya pesawat udara ini dapat dialihkan untuk menyalurkan tenaga pada rumah-rumah bahkan juga mengisi tenaga baterai pada mobil.
Pesawat percobaan yang digerakkan dengan tenaga surya, dengan panjang seukuran rentang sayap Boeing 747, tetapi bobotnya lebih ringan dari mobil kecil, membawa 12 ribu papan sel surya. Pada siang hari, sel surya tersebut akan memasok daya listrik pada motor sekaligus juga mengisi baterai sehingga pesawat, berbeda dengan jenis pesawat tenaga surya yang lain, dapat terus terbang pada malam hari.
Proyek itu diluncurkan lebih dari 10 tahun lalu sesudah petualang sejati Bertrand Piccard (54 tahun), nyaris kehabisan bahan bakar dalam penerbangan bersejarah keliling dunia dengan balon udara. Piccard, dokter asal Swiss itu, berniat kembali mengarungi dunia dengan tenaga surya, direncanakan pada 2015, sama sekali tanpa bahan bakar fosil.
Tujuan utamanya bukan untuk perjalanan udara yang revolusioner, kata kelompok tersebut, melainkan untuk melakukan penemuan bahan bakar yang dapat diperbarui secara lebih luas. "Sebelum ini, jika kita bicara tentang eksplorasi, selalu lebih utama tentang menaklukkan dunia, menaklukkan suatu wilayah," ujar juru bicara Alenka Zibetto kepada AFP.
"Bila kita bisa melakukannya di udara, maka kita juga bisa melakukannya di darat dan dalam kehidupan sehari-hari," kata Zibetto. Ia menegaskan bahwa panel surya pesawat udara ini dapat dialihkan untuk menyalurkan tenaga pada rumah-rumah bahkan juga mengisi tenaga baterai pada mobil.
Redaktur : Dewi Mardiani |
Sumber : Antara |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar