KOTAK PERSON : Sugianto email: sugianto.gik256@gmail.com,phone:0813-1343-0785, whatsapp 0813-1343-0785
Jumat, 17 Mei 2013
Semut, lebah, ngengat... digoreng saja!
Serangga ternyata memiliki kandungan protein jauh lebih tinggi dibanding daging sapi atau ayam. Tak heran bila Direktur Ekonomi Hutan Food and Agriculture Organization (FAO), Eva Mueller mencanangkan serangga sebagai salah satu bahan pangan.
Mueller meminta masyarakat barat membuka pikiran mereka, bahwa serangga yang dianggap menjijikkan adalah alternatif sumber pangan yang baik. Bahkan, konsumsi serangga bisa mencegah kasus obesitas. Ia menyebut 1.900 jenis serangga telah dikonsumsi di kawasan Afrika dan Asia, seperti dilansir RadioAustralia.net.au.
Lalu, seberapa besar manfaat dan bahaya mengonsumsi serangga?
Guru Besar Luar Biasa Ilmu Gizi pada Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Prof. Dr. Bambang Soeprapto, MMed.Sci.R.Nutr.,SpGK mengungkapkan, pada prinsipnya semua serangga boleh dimakan karena mengandung gizi yang baik.
Berdasarkan hasil penelitian para ahli gizi, kandungan protein dalam serangga jauh lebih tingi dibanding daging sapi atau ayam. Sebagai contoh, belalang segar kandungan proteinnya mencapai 26,8 persen dan rayap 20,4 persen protein. Sedangkan daging sapi dan ayam hanya mengandung 18 persen protein.
Selain protein, serangga juga mengandung zat lain yang dibutuhkan tubuh seperti air, karbohidrat, dan serat. Karena itu, serangga mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai alternatif pangan kaya protein.
“Manfaat lain mengonsumsi serangga adalah dapat mengurangi kasus obesitas. Sebab, serangga merupakan bahan pangan rendah lemak,” jelas Bambang.
Namun demikian, masyarakat juga perlu mewaspadai bahayanya mengonsumsi serangga. Ada orang-orang tertentu yang alergi jika mengonsumsi serangga. Reaksinya bisa berupa gatal-gatal atau ruam di kulit. Bagi orang yang memang alergi sebaiknya menghindari konsumsi serangga.
Disinggung mengenai serangga beracun, Bambang mengatakan, ”Boleh saja dimakan. Serangga beracun hanya berbahaya ketika menggigit, tapi kalau sudah mati tentu tidak berbahaya."
Yang perlu diperhatikan, lanjutnya, sebelum dimakan sebaiknya serangga dimasak dulu.
Di Indonesia sendiri, terutama masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur serangga merupakan camilan sehari-hari. Laron dan belalang adalah jenis serangga paling banyak dikonsumsi karena populasinya banyak dan mudah ditemui.
Selain belalang, terdapat beberapa serangga yang baik dimakan dan mudah ditemui sebagai berikut:
1. Jangkrik
Jangkrik memiliki rasa netral, sehingga mudah dipadukan dengan bumbu. Bagi yang penasaran namun tidak berani mencoba, jangkrik goreng rasanya tidak jauh berbeda dengan udang goreng.
2. Semut
100 gram semut merah dapat mensuplai 14 gram protein dan 48 gram kalsium. Zat gizi lain yang dikandung semut adalah zat besi yang berguna bagi tubuh.
3. Kumbang
Kumbang yang baik untuk dikonsumsi adalah kumbang yang banyak hidup di dalam hutan tropis. Ciri fisik kumbang ini adalah memiliki tanduk yang panjang, hidup di pohon-pohon atau kayu yang jatuh di tanah. Kumbang ini dapat mengubah selulosa dari pohon dan dicernakan ke manusia menjadi lemak yang mudah dicerna.
4. Lebah
Selain menghasilkan madu, ternyata tubuh lebah juga memiliki kebaikan bagi tubuh. Lebah diyakini baik dikonsumsi anak-anak menjelang dewasa karena kandungan gizi yang dimilikinya baik bagi pertumbuhan.
5. Ngengat
Ngengat kaya akan protein dan zat besi. Serangga ini merupakan suplemen yang baik untuk anak-anak dan wanita hamil yang mungkin kekurangan nutrisi.
Label:
TIPS MAKANAN
nama: sugianto
address: Barito 5 Malang, Java, Indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar