Kamis, 03 Oktober 2013

KEPEDULIAN PRABOWO, beli lukisan Pak Raden, bebaskan hukuman mati

Bela TKI, Prabowo Sewa Pengacara Kondang Malaysia

Bela TKI, Prabowo Sewa Pengacara Kondang Malaysia
Ketua dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto. TEMPO/Dasril RoszandiTEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto Djojohadikusumo mengaku telah menemui Wilfrida, tenaga kerja wanita terdakwa hukuman mati di Malaysia. Pertemuan itu terjadi tanggal 14 September lalu di penjara Pengkala Chepa, Kota Baru, Negeri Kelantan, Malaysia.

Dalam pertemuan selama dua jam itu, Prabowo mengaku mendengar keluh kesah Wilfrida. "Kondisi Wilfrida menurut saya memperihatinkan," kata Prabowo dalam jumpa pers di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu, 28 September 2013.

Dia mengatakan upaya pembelaan terhadap Wilfrida selama ini kurang intensif. Dia jarang ditengok oleh perwakilan Kedutaan Besar Indonesia. Prabowo sudah mencoba menghubungi perwakilan KBRI melalui telepon, namun tak ada respons.

Dia pun berusaha maklum karena Negeri Kelantan jauh dari Kuala Lumpur, kantor KBRI. Butuh waktu satu jam dengan pesawat untuk menjangkau wilayah paling utara Malaysia itu.

Selain itu, upaya pendampingan dari pengacara juga diakui Prabowo sangat minim. Berdasarkan pengakuan Wilfrida, pengacara yang ditunjuk KBRI hanya menemui dia beberapa jam sebelum sidang.

Karena itu, mantan komandan jenderal Komando Pasukan Khusus ini menyiapkan bantuan pengacara lain. Dia mengklaim menyewa salah satu pengacara kondang Malaysia, Tan Sri Mohammad Syafei.

Dia berharap dengan bantuan pengacara andal tuntutan hukuman mati jaksa bisa diperingankan. "Tetapi kami tetap hormati hukum yang berlaku di Malaysia."

Prabowo pun mengaku sedih dengan kondisi Wilfrida. Menurut dia, Wilfrida berasal dari keluarga miskin di Atambua, Nusa Tenggara Timur. Dia berani merantau demi kehidupan yang lebih baik. Bahkan dia menyebut Wilfrida adalah korban perdagangan manusia.

"Dia ke Malaysia dengan paspor yang tanggal lahirnya dipalsukan. Pada saat kerja pun sering disiksa, dipukul majikan," kata Prabowo.

Wilfrida akan menghadapi sidang putusan sela pada 30 September mendatang. Sebelumnya, pengadilan Malaysia menuduh Wilfrida membunuh majikan perempuannya yang bernama Yeap Seok Pen pada 7 Desember 2010. Padahal Wilfrida mengaku tak berniat membunuh majikannya tersebut dan hanya berupaya membela diri dari tindak kekerasan Yeap terhadap dirinya.

Saat ini Wilfrida masih ditahan di Penjara Pengkala Chepa, Kota Baru, Negeri Kelantan, Malaysia. Proses pengadilan baru memasuki masa persidangan awal dan kemungkinan masih akan memakan waktu lama. Dukungan untuk membebaskan Wilfrida dari hukuman mati juga telah direspons lebih dari 100 ribu orang yang tersebar di 66 negara.

INDRA WIJAYA

Tak dibeli Jokowi, lukisan Pak Raden dibeli Prabowo Rp 50 juta

Reporter : Islahudin
Rabu, 2 Oktober 2013 04:55:57
Tak dibeli Jokowi, lukisan Pak Raden dibeli Prabowo Rp 50 juta
Lukisan Pak Raden dibeli Prabowo. ©2013 Merdeka.com/dwi narwoko

Untuk membantu pengobatan Drs Suryadi atau yang akrab dipanggil Pak Raden, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto membeli lukisannya seharga Rp 50 juta. Lukisan yang berjudul 'Perang Kembang' itu mulanya hanya mau dijual khusus ke Gubernur DKI Joko Widodo atau Jokowi .

Menurut Budi Purnomo Karjodihardjo, Koordinator Media Center Prabowo Subianto , pertengahan September lalu, tim Prabowo membaca pemberitaan media, Pak Raden mendatangi beberapa pejabat DKI Jakarta untuk menjual lukisannya guna keperluan berobat.

"Pertengahan September 2013, kami membaca berita, dengan alasan untuk membiayai kesehatan kakinya, pendongeng senior Drs Suyadi yang dikenal sebagai Pak Raden yang menggunakan kursi roda serta menggunakan atribut yang khas dengan beskap, kumis, dan tongkat kayu mendatangi beberapa pejabat di Jakarta, tujuannya untuk menjual lukisan berjudul 'Perang Kembang'," kata Budi Purnomo dalam siaran pers, Selasa (1/10).

Mengetahui haL itu, Prabowo Subianto tergerak untuk membantu Pak Raden. Setelah itu, Budi menerangkan, kemudian pihak Prabowo menjalin komunikasi dengan Pak Raden untuk membeli lukisan yang ditawarkan ke beberapa pejabat DKI Jakarta.

"Makanya kemudian kami menjalin komunikasi dengan pak Raden dan membeli karya lukis Pak Raden tersebut senilai Rp 50 juta," kata Budi Purnomo.

Dengan pembelian lukisan Pak Raden, menurut Budi, Prabowo berharap dana dari penjualan itu bisa digunakan dengan maksimal untuk pengobatan dan perawatan kesehatan Pak Raden. Lebih lanjut, Budi menjelaskan, Prabowo berdoa semoga kesehatan Pak Raden lekas membaik dan sembuh seperti sedia kala.

Seperti diketahui sebelumnya pada Jumat, 13 September lalu, Pak Raden datang bersama manajernya Prasodjo Chusnato datang ke Balai Kota untuk menemui Jokowi untuk menawarkan lukisan yang sama dengan harga Rp 60 juta. Saat Pak Raden datang ke Balai Kota, Jokowi sudah meninggalkan Balai Kota menghadiri sebuah acara.

Meski Jokowi tidak ada saat itu, Pak Raden diterima Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau kerap disapa Ahok di ruang kerjanya. Seusai pertemuan, Ahok mengatakan mendukung Pak Raden untuk menjual lukisannya ke Jokowi .

"Gak enaklah, Pak Raden kan mau jual lukisannya ke Pak Gubernur," kata Ahok di Balai Kota pada Jumat, 13 September lalu.

Hal yang sama juga dikemukakan Prasodjo usai pertemuan. Menurut Prasodjo, Pak Raden hanya mau menjual lukisannya ke Jokowi , meski saat itu Ahok bersedia menawarkan diri menjadi perantara untuk mencoba menawarkan lukisan itu ke Dinas Pariwisata DKI Jakarta.

"Pak Raden hanya ingin menjual lukisannya kepada Pak Jokowi , karena menurut Pak Raden, lukisan itu mewakili sosok ksatria yang ada dalam lukisan itu," ujar Prasodjo.

Lukisan kanvas yang berukuran sekitar 1 X 0,8 meter itu berjudul "Perang Kembang". Dalam penjelasan Pak Raden saat itu, lukisan ini berkisah tentang perlawanan seorang ksatria melawan raksasa.

"Judul lukisannya, 'Perang Kembang'. Arti Kembang di sini bukan berarti bunga. Itu hanya perumpamaan saja. Lukisan ini adalah kisah perlawanan ksatria melawan raksasa yang diambil dari cuplikan kisah pewayangan Surakarta," kata Pak Raden di Balai Kota pada Jumat, 13 September lalu.

Saat hal itu dikonfirmasi ke Budi Purnomo akan keinginan Pak Raden hanya akan menjual lukisannya ke Jokowi , Budi mengatakan, Pak Raden tidak keberatan saat Prabowo menawar untuk pembelian lukisan itu.

"Rasanya tidak, karena kemudian lukisan tersebut diberikan kepada Pak Prabowo Subianto ," ujar Budi Purnomo saat dihubungi melalui pesan singkat.

Tidak ada komentar: