Sabtu, 22 Maret 2014

Giliran Guruh “Menghantam” Jokowi

13830078692041983507
Setelah Amin Rais, Ruhut Sitompul, kini Guru Sukarno Putra menghantam Jokowi, Jokowi belum pantas atau belum layak menjadi Presiden, masih banyak PR di DKI Jakarta, begitu katanya. Ilustrasi: kapanlagi.com
Nah loh… Jokowi ternyata hanya menang lewat survey, jadi Jokowi sementara menjadi capres di “Republik Mimpi!”  Dan itu menjadi sesuatu yang bisa saja “menyesakkan” bagi para pendukungnya, mengapa Jokowi belum juga dicapreskan oleh PDIP, alasanya yang digunakan adalah menunggu Pileg 2014. Jika dalam Pileg 2014 PDIP lolos atau lebih dari 20 % yang di saratkan, maka kemungkinan Jokowi tak dimajukan, yang maju menjadi capres justru Megawati! Rupanya Megawati masih penasaran ingin menjadi Presiden hasil Pemilu, karena yang lalu jadi Presiden hanya karena Gus Dur “dilengserkan”, kalau tidak, Megawati tak pernah menjadi Presiden.
Megawati kelihtan nafsu sekali ingin menjadi orang nomor satu di Indonesia, bahkan telah membantah tentang “politik dinasti”, yang Megawati bilang:” jangan berpikir negatif terhadap  politik dinasti, yang penting kualitasnya” Ada benarnya juga, dengan demikian Megawati akan maju mencapreskan dirinya, kalau tidak anaknya, Puan Maharani, yang dicapreskan, bukan Jokowi yang selama ini sudah digadang-gadang untuk dicapreskan! Politik dinasti, rupanya menurut Megawati tak salah, jadi dengan demikian, apa salahnya kalau dirinya sendiri maju lagi untuk mencapreskan diri!
Padahal almarhum suaminya Megawati, Taufik Kiemas, telah menyarankan untuk: “tidak lagi mencalonkan diri menjadi Presiden, berikan yang muda-muda untuk maju” Dan Baru-baru ini adiknya Megawati, Guruh Sukarno Putra, telah “mempalugodamkan” Megawati, agar tak maju mencalonkan diri menjadi Presiden, “sudah lewat masanya” kata Guruh. Dan yang menarik Jokowipun kena hantam” palugodamnya” Guruh, Jokowi masih belum layak menjadi Presiden, karena masih banyak PR di DKI Jakarta.
Jadi dengan demikian Jokowi sudah dianggap tak layak menjadi capres 2014 oleh tiga orang Tokoh Nasional, Amien Rias, Ruhut dan sekarang, Guruh Sukarno! Mungkin kalau Amin Rais yang bicara, disebut dengki, karena dari PAN, partai yang juga akan mengusung capresnya. Kalau Ruhut yang bicara, ini juga bisa disebut iri, karena dari partai yang juga akan mengusung capres sendiri dengan mengadakan konvensi, nah kalau Guruh yang sama partainya dengan Jokowi, terasa lebih obyektif, karena tak punya kepetingan, kakaknya sendiripun,  kena kritikan pedas!
Amin Rais, Ruhut Sitompul dan Guruh Sukarno, ketiganya punya penilaian yang sama, sama-sama mengatakan bahwa Jokowi tak layak menjadi Capres 2014, alasannya antara lain karena belum berpengalaman, masih banyak PR di DKI Jakarta, Jokowi hanya menang di Survey-Survey dan lain sebagainya, dan riilnya Jokowi sampai saat ini memang tidak dicapreskan oleh PDIP, bahkan ada survey yang sudah “tak memasukkan” nama Jokowi dalam surveynya, dengan alasan Jokowi sampai saat ini tidak dicapreskan oleh PDIP.
Dengan demikian pendukung Jokowi siap-siap untuk kecewa, kalau benar-benara PDIP tak kemcapreskan Jokowi, tapi justru Megawati yang dicapreskan! Mengapa Megawati tetap “ngotot”, karena lawannya bukan SBY! Melawan SBY saja sudah kalah pada Pemilu 2004, tapi tetap “ngotot” maju ke Pemilu 2009 lawanya SBY lagi, eh kalah lagi, KO lagi, 2X KO. Tapi tetap ngotot maju lagi, mungkin mottonya Megawati, “maju tak gentar” Dan sekarang Megawati adalah salah satu dari tokoh paling senior, dan lawannya ARB yang punya “borok” Lapindo! Dan Prabowo yang punya “borok” pada masa Orba, jadi Megawati yakin menang, karena SBY tak boleh lagi mencapreskan diri!
Lalu bagaimana dengan Jokowi, untuk sementara ngurus DKI dulu, dan itu berkali-kali dinyatakan oleh Jokowi sendiri” ga mikir tentang capres”, walau menurut Effendi Gazali, “Jokowi punya keinginan menjadi capres”. Mana ada sih orang yang ikut suatu partai tidak menginginkan kekuasaan? rasanya omong kosong, betapapun kecilnya kekuasaan itu,  tetap fokus utama tujuan orang berpartai, termasuk Jokowi. Diakui atau tidak, hanya cara menyampaikannya, ada yang kasar, tembak langsung, ada yang halus bahkan tersembunyi.
Jadi akankah Jokowi dicapreskan oleh PDIP? Akankah Megawati tetap maju mencapreskan dirinya? Akankah Megawati memilih Jokowi atau Puan untuk dicapreskan, kalau Megawati tidak mencapreskan diri, karena saat ini Megawati menjadi titik sentral,  di partai yang katanya modern, anggota PDIP menyerahkan”bulat-bulat” siapa yang mau dicapreskan Megawati, anggota partai PDIP akan nurut, kecuali mungkin adiknya sendiri yang menolak, yaitu Guruh Sukarno Putra. “Si bontot” dari keluarga Megawati hasil perkawinan Sukarno dengan Fatmawati, rupanya menjadi “batu sandungan” tersendiri bagi Megawati.
Karena Guruh dengan tegas mengatakan” Masanya Megawati sudah lewat” Namun yang repot Guruh pun mengatakan, lihat kompas com, Jum’t 25 Oktober 2013 yang lalu : ” tak ada tokoh yang layak untuk menjadi capres sekarang ini” lalu siapa? Benarkan Indonesia krisis kemimpinan? Benarkah di Indonesia tak ada satupun tokoh yang layak menjadi Presiden RI nanti? Waduh… bahaya kalau begini. Jadi SBY selama dua priode memimpin negeri ini tak mampu melahirkan kader pemimpin bangsa? Atau memang tak cukup mengkader pemimpin bangsa dalam waktu 10 tahun? Banyak pertanyaan yang butuh jawaban.

Tidak ada komentar: