PKS Ancam Keluar dari Koalisi jika Prabowo Minta-minta
Jika meminta-minta tersebut dilakukan Prabowo-Hatta, Mahfudz menegaskan, PKS jadi partai pertama yang keluar dari koalisi.
Dari awal, kenapa PKS berkoalisi dengan Prabowo-Hatta? Karena mereka itu tegas menyatakan tidak akan meminta-minta amunisi kepada rakyat yang masih banyak hidup dalam kesulitan ekonomi, kata Mahfudz, Rabu (4/6).
Jika Prabowo sampai meminta-minta kepada masyarakat seperti apa yang Jokowi lakukan, lanjutnya maka PKS akan protes dan keluar dari koalisi, karena perilaku meminta-minta yang dilakukan oleh calon pemimpin sangat tidak baik bagi pendidikan mental.
Menurut Mahfud, yang dibutuhkan Prabowo-Hatta dalam konteks pilpres adalah kepercayaannya masyarakat untuk memilihnya menjadi presiden.
Kepercayaan masyarakat itu yang lebih penting untuk memimpin bangsa ini. Prabowo tidak butuh uang dari masyarakat. Kalau kepercayaan dapat, Prabowo akan amanah dan melindungi rakyat Indonesia, ujar Wakil Sekjen PKS itu.(fas/jpnn)
Rekening Donasi Jokowi-JK Himpun Rp2,4 Miliar dalam 3 Hari
Astri Novaria - 02 Juni 2014 23:30 wib
"Saat ini sudah ada kesadaran baru dari masyarakat bahwa begitu pentingnya memilih pemimpin yang bisa membawa perubahan di negeri ini. Dari awal di publikasi soal rekening untuk donasi ini, dan baru efektif tiga hari hingga pukul 10 pagi tadi sudah terkumpul Rp2.443.244.338.605," ujar Wakil Ketua timnas pemenangan Jokowi-JK, Patrice Rio Capella di Posko JKW4P, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (2/6/2014).
Pada kesempatan tersebut, pihaknya juga menegaskan tidak ada nomor rekening lain selain tiga rekening khusus, seperti Bank BRI KC Mall Ambasador 122301000172309 An. Joko Widodo/Jusuf Kalla, Bank Mandiri KCP Jakarta Mega Kuningan 070-00-0909096-5 An. Joko Widodo/Jusuf Kalla M dan Bank BCW KCP Mega Kuningan 5015.500015 An. Joko Widodo/HM Jusuf Kalla. Ia berharap semua pihak mewaspadai jika ada yang menggunakan penggalangan donasi ini sebagai modus penipuan.
"Rekening ini akan kami pertanggungjawabkan secara hukum dan moral. Ditambah KPU tidak melarang soal upaya membuka rekening kampanye ini. Sekali lagi terimakasih dan ini akan terus berjalan sampai ditutupnya rekening ini," tandasnya.
Salah satu Tim Kuasa Hukum Jokowi-JK, Alexander Litaay menambahkan, akuntan publik juga dilibatkan dalam mengawasi donasi yang masuk untuk kampanye Pilpres Jokowi-JK tersebut. Sebelum diserahkan ke KPU, lanjut dia, akuntan publik akan mengaudit secara detail.
"Sesuai amanat UU Pilpres dan PKPU, dana yang disumbangkan akan diaudit dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Setiap hari kita lakukan itu pada jam 10 pagi lewat akun twiter Jokowi-JK soal status saldo yang masuk. Itu bentuk pertanggung jawaban kami," tandasnya.
Pihaknya juga menyayangkan jika upaya ini diganggu dengan isu gratifikasi. KPK pun, smabung dia, sudah memberikan klarifikasi bahwa pembukaan rekening bukan suatu praktek gratifikkasi.
"Karena dalam UU korupsi disebutkan hal itu tidak berlaku dalam penggalangan dana untuk kepentingan pilpres, karena dana yang dikumpulkan bukan untuk pribadi Jokowi tapi untuk membiayai kegiatan Pilpres. Dan itu ada di amanat UU Pilpres.
Ini penting bagi Jokowi-JK karena menjadi Capres dan Cawapres yang merupakan kehendak rakyat harus membuka kesempatan rakyat untuk berpartisipasi," tegasnya.
Wakil Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Krristianto menilai sebagai pemimpin yang punya komitmen dengan kata dan perbuatan harus menjunjung transparansi dana kampanye.
"Tim kampanye juga akan melakukan terobosan dengan fundrising untuk menjaga agar presiden terpilih tetap bisa berdaulat penuh untuk ambill keputusan politik tanpa terikat bantuan dari pihak tertentu atau kepentingan politik tertentu. Tentu kita tidak akan terima hal itu," pungkasnya.
(Jco)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar