Kamis, 05 Juni 2014

STOP KAMPANYE HITAM ATAU NEGATIF, jangan bawa sara, jangan menuding

Jokowi Tertawakan Prabowo Tak Punya Istri
Headline
Calon Presiden (Capres) Joko Widodo - (Foto: inilahcom)
Oleh: Ajat M Fajar
INILAHCOM, Jakarta - Calon Presiden (Capres) Joko Widodo dan pendukungnya menyindir Prabowo Subianto soal kehidupan pribadinya. Bahkan Jokowi dan pendukungnya menertawakan Prabowo yang tidak punya istri.

Peristiwa itu terjadi saat Jokowi berpidato di acara deklarasi tim pemenangan Jokowi-JK di lapangan Renon, Denpasar, Bali pada Kamis (29/5/2014) malam. Sindiran tersebut sempat terekam oleh stasiun televisi Beritasatu yang kebetulan sedang meliput.

Dalam rekaman itu Jokowi sempat memberikan pidato soal persaingan kandidat Capres-Cawapres yang bertarung saat ini khususnya soal kelebihan-kelebihan kandidat.

Jokowi saat itu mengimbau kepada seluruh pendukungnya untuk menyebarkan kelebihannya dengan Capres lainnya. "Jokowi begini, kelebihannya ini, yang satunya...," kata Jokowi.

Namun disela-sela penjelasannya itu ada seorang pendukung yang berteriak menyindir Prabowo. "Yang satu ora duwe bojo (yang satu tidak punya istri)," kata salah seorang pendukung Jokowi.

Mendengat itu Jokowi langsung merespon dan menunjuk dengan maksud membenarkan perkataan pendukungnya tersebut sambil tersenyum lebar. Melihat sikap ini sontak membuat para pendukung lain yang hadir tertawa bersama Jokowi.

Nurul: Soal Babinsa, Jangan Arahkan Telunjuk ke Prabowo-Hatta

Kamis, 5 Juni 2014 | 21:28 WIB
KOMPAS.com/ICHSAN SUHENDRA Nurul Arifin
JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Tim Pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Nurul Arifin, mengatakan, pihaknya tidak pernah menginstruksikan Bintara Pembina Desa (babinsa) untuk mengarahkan pilihan warga. Ia mengaku, Tim Prabowo-Hatta saat ini tersudut karena terus disalahkan atas masalah ini.

"Jangan lagi kami itu dipersalahkan. Jangan telunjuknya diarahkan kepada Pak Prabowo dan Pak Hatta. Jangan sampai bukan tim kami yang menyuruh dan kami jadi korban," kata Nurul, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (5/6/2014) siang.

Nurul mengatakan, meski Prabowo berlatar belakang militer, namun di dalam timnya saat ini tidak ada satu pun anggota TNI yang masih aktif. Oleh karena itu, tidak mungkin timnya bisa mengarahkan Babinsa untuk meminta warga memilih Prabowo-Hatta.

"Kita tahu mereka (bintara) tugasnya apa. Mungkin ini inisiatif pribadi mereka kan kita tidak tahu." ujarnya.

Seperti diberitakan, menjelang pemilu presiden, warga di kawasan Jakarta Pusat diresahkan oleh pendataan siapa calon presiden dan calon wakil presiden yang akan dipilih. Pendataan itu dilakukan oleh orang yang mengaku Babinsa.

Dalam pendataan itu, warga diarahkan untuk memilih pasangan yang diusung Partai Gerindra, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Soal Kampanye Hitam, Ahok: Jangan Bawa-bawa Agama

Kamis, 05 Juni 2014 | 09:54 WIB
Soal Kampanye Hitam, Ahok: Jangan Bawa-bawa Agama
Prabowo bersama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. facebook.com
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota tim penasihat pemenangan pasangan calon presiden dan calon  wakil presiden dari poros Gerindra Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, menyentil ihwal kampanye hitam yang dilakukan kubu Prabowo terhadap calon presiden yang diusung poros PDI perjuangan Joko Widodo.

Ahok menyarankan agar tim tak menggunakan kampanye hitam dalam melaksanakan strateginya. Apalagi, kata Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta ini, kampanye hitam itu mengarah ke isu SARA yang berbau agama.

Jangan juga, kata Ahok, menggunakan isu-isu SARA lain, seperti Jokowi yang keturunan Cina. "Jangan kampanye soal Jokowi keturunan Cina Kristen, karena keluarga Prabowo juga kan Kristen," kata dia. Menurut dia, lebih baik kampanye dilakukan melalui debat publik. Dari debat publik tersebut, pasangan calon bisa diadu melalui programnya. "Jadi harus pikirkan cara kampanye yang baik. Apalagi ini kan Jakarta," kata Ahok di Balai Kota, Rabu, 4 Juni 2014.

Ahok juga meminta tim pemenangan Prabowo-Hatta tidak menggunakan kampanye negatif. Ahok mencontohkan agar model kampanye dengan isu 'kalau Jokowi jadi presiden, berarti Ahok jadi gubernur, maka lebih baik pilih Prabowo saja', dihindari. Menurut dia, kampanye cara tersebut bisa membuat orang-orang yang tak menyukai isu SARA akan menjauh.

Kamis, 5 Juni 2014, Ahok kedatangan sejumlah anggota tim pemenangan Prabowo-Hatta di Jakarta. Mereka adalah Lulung Lunggana (PPP), Triwisaksana (PKS), dan Muhammad Taufik (Gerindra). Mereka bertemu di ruangan Ahok selama kurang-lebih satu jam.

Tidak ada komentar: