Senin, 07 Juli 2014

Pesan untuk Prabowo, dari Habibie, SBY

Ini Pesan Habibie ke Prabowo

Minggu, 6 Juli 2014 21:02 WIB
Ini Pesan Habibie ke Prabowo
kompas.com/Ihsanuddin
Calon presiden Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie beserta rombongan saat berbuka puasa beberapa waktu lalu.
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Golongan Karya Aburizal Bakrie mengungkap pesan yang disampaikan mantan Presiden BJ Habibie untuk Calon Presiden Prabowo Subianto. Pesan itu disampaikan Habibie pada saat buka puasa bersama di Hotel Four Season Jakarta Selatan, Minggu (6/7/2014).
"Saya kira tadi Pak Habibie katakan, baik-baik ya wo. Gitu aja," ujar Ical usai acara puka puasa bersama tersebut. Ical menampik bahwa kedua tokoh itu membahas persoalan politik.
Calon Wakil Presiden Hatta Rajasa dan sejumlah tokoh politik lainnya hadir pula dalam acara tersebut. Ical mengaku, pertemuan itu untuk nostalgia saja. "Saya mengumpulkan saudara, teman SMA, lalu teman politik, termasuk Pak Habibie yang bagaikan kakak bagi saya, juga teman pribadi Pak Prabowo dan Pak Hatta. Semua kumpul," ujar Ical.
"Bicarakan masa lalu, rumah Pak Habibie di Hamburg, ya nostalgia," lanjut dia.
Acara buka puasa bersama tersebut digelar secara tertutup. Wartawan hanya boleh melakukan wawancara di luar lokasi acara.

Sabtu, 05 Juli 2014 , 00:59:00

BOGOR -- Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono memberikan lima pesan pada pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa saat pertemuan dan silahturahmi dengan pasangan itu.
Pesan itu tentu saja berlaku jika pasangan nomor urut satu tersebut dapat memenangkan Pilpres mendatang.
"Saya ingin sampaikan pesan, ada 5 hal. Saya minta maaf karena ini betul-betul berangkat dari yang saya rasakan," ujar Presiden dalam jumpa pers di kediamannya, Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Jumat (4/7) malam.
Pesan pertama, jika memimpin negeri ini Prabowo-Hatta diminta harus sangat sabar, tegar, dan kuat. Menurut Presiden, Indonesia sekarang ini adalah negara dengan era kebebasan dan demokrasi yang disertai masyarakat yang kritis.
Karena kata dia, masyarakat Indonesia sekarang memiliki harapan yang tinggi terhadap pemerintahan. Sering kali ketika masyarakat kecewa terhadap pemerintahan, maka sasaran kesalahan dialamatkan kepada presiden, wakil presiden, menteri, gubernur, dan seterusnya.
"Karena itu bapak-bapak mesti sabar. Saya yakin bisa sabar dan kuat menghadapi kritik. Kalau pemimpin tidak kuat kasihan rakyatnya. Pemimpin tidak perlu reaktif, kalau kita reaktif politik jadi panas terus, politik panas pemerintah tidak bisa bekerja," ujar Ketua Umum Partai Demokrat tersebut.
Kedua adalah pemerintah dan pemimpin harus terus bekerja dan berikhtiar menghadapi persoalan yang seperti tidak ada habisnya. Meski presiden dan wakil presiden kerap disalahkan, tetapi SBY meminta Prabowo-Hatta kelak tidak akan menyerah.
"Kalau terus bekerja, meski kadang masyarakat kita kritis bahkan bisa juga dihujat dan disalahkan, teruslah bekerja dan berikhtiar," sambungnya.
Pesan ketiga, SBY mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki banyak sekali kepentingan yang kerap sekali berbenturan satu sama lainnya. Tentu ketika Prabowo-Hatta memimpin diharapkan dapat mengutamakan kepentingan rakyat.
"Tentu harus meletakan kepentingan partai setelah kepentingan rakyat. Itu penting. Banyak godaan untuk mengimingi kepentingan yang lain, tapi bapak harus kokoh dan tidak tergoda untuk mengutamakan kepentingan yang bukan kepentingan rakyat," ujarnya.
Keempat, tambah SBY, rakyat berharap jika Prabowo-Hatta terpilih untuk memimpin maka harus bisa menyayangi semua rakyat dengan adil. Termasuk kepada mereka yang tidak memilih Prabowo-Hatta dalam Pilpres nanti.
"Pemimpin tidak boleh dendam karena tidak dipilih. Rakyat tidak suka itu, begitu mendapat mandat kita harus memimpin rakyat dengan adil," lanjutnya.
Kelima, kata SBY, Indonesia saat ini sudah menjadi negara yang demokrasi. Tetapi masih dalam tahap konsolidasi pematangan. Namun demikian demokrasi dan kebebasan itu harus tetap dihormati. Ia menekankan bahwa situasi politik harus stabil agar ekonomi bisa tumbuh.
"Hanya itu Pak Prabowo, Pak Hatta, tidak ada yang luar biasa. Saya punya kewajiban moral untuk mengingatkan kembali, harus sangat sabar, terus bekerja, mengutamakan kepentingan rakyat diatas kepentingan partai, sayangi semua dengan adil, jangan punya amarah, apalagi dendam. Demokrasi adalah pilihan kita, masih belum sempurna, masih proses pematangan, tetapi harus kita hormati," tandas Presiden. (flo/jpnn)

Tidak ada komentar: