Ini Pesan Habibie ke Prabowo
Minggu, 6 Juli 2014 21:02 WIB
kompas.com/Ihsanuddin
Calon
presiden Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie
beserta rombongan saat berbuka puasa beberapa waktu lalu.
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Golongan Karya
Aburizal Bakrie mengungkap pesan yang disampaikan mantan Presiden BJ
Habibie untuk Calon Presiden Prabowo Subianto. Pesan itu disampaikan
Habibie pada saat buka puasa bersama di Hotel Four Season Jakarta
Selatan, Minggu (6/7/2014).
"Saya kira tadi Pak Habibie katakan, baik-baik ya wo. Gitu aja," ujar Ical usai acara puka puasa bersama tersebut. Ical menampik bahwa kedua tokoh itu membahas persoalan politik.
Calon Wakil Presiden Hatta Rajasa dan sejumlah tokoh politik lainnya hadir pula dalam acara tersebut. Ical mengaku, pertemuan itu untuk nostalgia saja. "Saya mengumpulkan saudara, teman SMA, lalu teman politik, termasuk Pak Habibie yang bagaikan kakak bagi saya, juga teman pribadi Pak Prabowo dan Pak Hatta. Semua kumpul," ujar Ical.
"Bicarakan masa lalu, rumah Pak Habibie di Hamburg, ya nostalgia," lanjut dia.
Acara buka puasa bersama tersebut digelar secara tertutup. Wartawan hanya boleh melakukan wawancara di luar lokasi acara.
"Saya kira tadi Pak Habibie katakan, baik-baik ya wo. Gitu aja," ujar Ical usai acara puka puasa bersama tersebut. Ical menampik bahwa kedua tokoh itu membahas persoalan politik.
Calon Wakil Presiden Hatta Rajasa dan sejumlah tokoh politik lainnya hadir pula dalam acara tersebut. Ical mengaku, pertemuan itu untuk nostalgia saja. "Saya mengumpulkan saudara, teman SMA, lalu teman politik, termasuk Pak Habibie yang bagaikan kakak bagi saya, juga teman pribadi Pak Prabowo dan Pak Hatta. Semua kumpul," ujar Ical.
"Bicarakan masa lalu, rumah Pak Habibie di Hamburg, ya nostalgia," lanjut dia.
Acara buka puasa bersama tersebut digelar secara tertutup. Wartawan hanya boleh melakukan wawancara di luar lokasi acara.
Sabtu, 05 Juli 2014 , 00:59:00
BOGOR -- Presiden
RI Susilo Bambang Yudhoyono memberikan lima pesan pada pasangan Prabowo
Subianto dan Hatta Rajasa saat pertemuan dan silahturahmi dengan
pasangan itu.
Pesan itu tentu saja berlaku jika pasangan nomor urut satu tersebut dapat memenangkan Pilpres mendatang.
"Saya ingin sampaikan pesan, ada 5 hal.
Saya minta maaf karena ini betul-betul berangkat dari yang saya
rasakan," ujar Presiden dalam jumpa pers di kediamannya, Puri Cikeas,
Bogor, Jawa Barat, Jumat (4/7) malam.
Pesan pertama, jika memimpin negeri ini
Prabowo-Hatta diminta harus sangat sabar, tegar, dan kuat. Menurut
Presiden, Indonesia sekarang ini adalah negara dengan era kebebasan dan
demokrasi yang disertai masyarakat yang kritis.
Karena kata dia, masyarakat Indonesia
sekarang memiliki harapan yang tinggi terhadap pemerintahan. Sering kali
ketika masyarakat kecewa terhadap pemerintahan, maka sasaran kesalahan
dialamatkan kepada presiden, wakil presiden, menteri, gubernur, dan
seterusnya.
"Karena itu bapak-bapak mesti sabar.
Saya yakin bisa sabar dan kuat menghadapi kritik. Kalau pemimpin tidak
kuat kasihan rakyatnya. Pemimpin tidak perlu reaktif, kalau kita reaktif
politik jadi panas terus, politik panas pemerintah tidak bisa bekerja,"
ujar Ketua Umum Partai Demokrat tersebut.
Kedua adalah pemerintah dan pemimpin
harus terus bekerja dan berikhtiar menghadapi persoalan yang seperti
tidak ada habisnya. Meski presiden dan wakil presiden kerap disalahkan,
tetapi SBY meminta Prabowo-Hatta kelak tidak akan menyerah.
"Kalau terus bekerja, meski kadang
masyarakat kita kritis bahkan bisa juga dihujat dan disalahkan, teruslah
bekerja dan berikhtiar," sambungnya.
Pesan ketiga, SBY mengingatkan bahwa
Indonesia adalah negara yang memiliki banyak sekali kepentingan yang
kerap sekali berbenturan satu sama lainnya. Tentu ketika Prabowo-Hatta
memimpin diharapkan dapat mengutamakan kepentingan rakyat.
"Tentu harus meletakan kepentingan
partai setelah kepentingan rakyat. Itu penting. Banyak godaan untuk
mengimingi kepentingan yang lain, tapi bapak harus kokoh dan tidak
tergoda untuk mengutamakan kepentingan yang bukan kepentingan rakyat,"
ujarnya.
Keempat, tambah SBY, rakyat berharap
jika Prabowo-Hatta terpilih untuk memimpin maka harus bisa menyayangi
semua rakyat dengan adil. Termasuk kepada mereka yang tidak memilih
Prabowo-Hatta dalam Pilpres nanti.
"Pemimpin tidak boleh dendam karena
tidak dipilih. Rakyat tidak suka itu, begitu mendapat mandat kita harus
memimpin rakyat dengan adil," lanjutnya.
Kelima, kata SBY, Indonesia saat ini
sudah menjadi negara yang demokrasi. Tetapi masih dalam tahap
konsolidasi pematangan. Namun demikian demokrasi dan kebebasan itu harus
tetap dihormati. Ia menekankan bahwa situasi politik harus stabil agar
ekonomi bisa tumbuh.
"Hanya itu Pak Prabowo, Pak Hatta, tidak
ada yang luar biasa. Saya punya kewajiban moral untuk mengingatkan
kembali, harus sangat sabar, terus bekerja, mengutamakan kepentingan
rakyat diatas kepentingan partai, sayangi semua dengan adil, jangan
punya amarah, apalagi dendam. Demokrasi adalah pilihan kita, masih belum
sempurna, masih proses pematangan, tetapi harus kita hormati," tandas
Presiden. (flo/jpnn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar