Selasa, 28 Oktober 2014

sepak terjang Paspampres mengawal Jokowi

Jokowi, Komandan Paspampres, dan Sepatu Lari

Selasa, 28 Oktober 2014 | 08:49 WIB
KOMPAS.com/SABRINA ASRIL Komandan Pasukan Pengamanan Presiden Mayor Jenderal Andika Perkasa
JAKARTA, KOMPAS.com — Istana Kepresidenan menjadi tempat sakral yang menjadi simbol negara. Segala sesuatu di lingkungan Istana diatur sedemikian rupa, mulai dari kartu identitas khusus hingga cara berpakaian.

Mereka yang akan masuk ke Istana diwajibkan menggunakan pakaian formal dengan setelan celana bahan, atasan kemeja, dan sepatu pantofel. Jika ada yang berani masuk ke Istana dengan memakai pakaian berbahan jins atau kaus, siap-siap saja "disemprot" Pasukan Pengamanan Presiden.

Tetapi, ada hal yang berbeda sejak Presiden Joko Widodo menghuni Istana. Sosok Komandan Pasukan Pengamanan Presiden pilihan Jokowi, Mayor Jenderal Andika Perkasa, bergaya pakaian berbeda dari pendahulunya, Mayjen Doni Monardo. Di dalam Kompleks Istana Kepresidenan, Andika terlihat santai dengan menggunakan celana kargo panjang dan sepatu olahraga berwarna hitam.


KOMPAS.com/SABRINA ASRIL Komandan Pasukan Pengamanan Presiden Mayor Jenderal Andika Perkasa bergaya pakaian berbeda dari pendahulunya, Mayjen Doni Monardo. Di dalam Kompleks Istana Kepresidenan, Andika terlihat santai dengan menggunakan celana cargo panjang dan sepatu olahraga berwarna hitam.
Meski demikian, Andika tetap mengenakan kemeja batik. Rupanya, gaya Andika ini menyesuaikan gaya Presiden Jokowi yang spontan dan tak henti-hentinya berkegiatan.

"Kalau pakai pantofel gimana mau larinya, kan susah," kata Andika saat berbincang dengan wartawan.

Andika mengaku belajar dari peristiwa Paspampres yang harus berjalan kaki mulai dari Semanggi hingga Bundaran Hotel Indonesia menembus kerumunan massa saat mengawal Jokowi pasca-pelantikan pada 20 Oktober lalu.

"Jangan-jangan, Paspampres waktu itu lecet tuh kakinya. Ha-ha-ha. Saya waktu itu memang belum in charge, baru melihat-lihat," ujar mantan Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat itu.

Ke depannya, Andika mempertimbangkan agar personel Paspampres bisa menggunakan sepatu sport seperti yang digunakannya saat ini. Menurut Andika, sepatu model ini lebih nyaman untuk berkegiatan mendampingi Presiden Jokowi. Akan tetapi, lanjut dia, rencana ini akan diwujudkan dengan mempertimbangkan anggaran untuk satuan Paspampres.

"Apalagi saya latar belakangnya satuan penanggulangan teror. Jadi saya merasa lebih cepat responsnya kalau pakai ini," kata menantu mantan Kepala Badan Intelijen Negara AM Hendropriyono itu.

Untuk gaya pengamanan terhadap Jokowi, Andika mengaku masih menerapkan gaya pengamanan presiden sebelumnya. Hanya saja, Paspampres harus siap siaga jika Jokowi tiba-tiba saja melakukan blusukan seperti yang selama ini sering dilakukannya.

"Permintaan beliau (Presiden Jokowi) hanya satu, yaitu jangan jauhkan saya dengan rakyat. Sejauh ini kan Pak Jokowi masih berkegiatan di sini (Istana), belum ke mana-mana, jadi masih bisa diatasi," ujar Andika.

Merokok di Lingkungan Istana, Menteri Kena Tegur Paspampres

Senin, 27 Oktober 2014 | 15:49 WIB
TRIBUN NEWS / DANY PERMANA Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, diperkenalkan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (26/10/2014). TRIBUN NEWS / DANY PERMANA
JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri ditegur Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) lantaran tepergok merokok di Kompleks Istana Negara seusai sesi foto kabinet, Senin (27/10/2014) siang.
Momen itu terjadi setelah para menteri mengikuti sesi foto kabinet di tangga Istana Merdeka dan menunggu dilangsungkannya sidang kabinet pertama di Kantor Kepresidenan. Sejumlah menteri, yakni Hanif, serta Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar, dan Menteri Perindustrian Saleh Husin berbincang dengan wartawan di depan Masjid Istana. Marwan dan Hanif tampak merokok seraya melayani wawancara dengan jurnalis.
Tidak berapa lama, Marwan pergi bersama sang istri dan anak sehingga hanya tersisa Hanif dan wartawan. Di sela-sela berbincang santai sambil duduk di tepi rumput, seorang anggota Paspampres berseragam TNI mendatangi Hanif. Dengan tegas, dia meminta Hanif untuk mematikan rokoknya.
"Pak, tolong jangan merokok di sini ya," ujar Paspampres dengan nada tegas. "Oh, siap salah, Pak," jawab Hanif sembari mematikan bara rokoknya ke aspal.
Wartawan yang semula berbincang dengannya pun tertawa geli melihat kejadian itu. Wartawan kemudian memberi tahu kepada Paspampres bahwa orang yang baru saja ditegur itu adalah menteri baru.
"Oh, maaf, ya maklum, saya masih belum kenal," ujar Paspampres sembari senyum-senyum dan membungkukkan badannya ke arah Hanif. "Enggak apa-apa, Pak," ujar Hanif seraya tertawa.

Tidak ada komentar: