Ciri Ciri Wanita Hamil diluar Kandungan
DokterSehat.Com – Kehamilan yang normal
adalah pertemuan antara sel telur dan sperma yang terjadi di saluan
telur yang setelah pembuahan terjadi seharusnya berjalan menuju rongga
rahim, tapi pada kasus hamil di luar kandungan, hasil pembuahan ini
tidak bisa mencapai rahim atau macet dan menetap di saluran telur.
Diawal-awal kehamilan tidak ada tanda khusus seorang perempuan hami diluar kandungan dengan perempuan yang hamil normal, tanda-tandanya tetap
sama seperti terlambat menstruasi, mual, morning sickness dan pada tes kehamilan juga menunjukan tanda positif.
Ciri-ciri hamil di luar kandungan :
Ketika jaringan dari embrio yang masuk ke dalam saluran telur makin berkembang akan membuat saluran telur membesar, kondisi ini akan menyebabkan dinding dari saluran telur tersebut melemah dan bisa menyebabkan pecahnya saluran telur yang ditandai dengan perdarahan.
Biasanya pasien akan datang dengan keluhan rasa nyeri yang hebat dan perdarahan dari vagina atau ada bercak-bercak perdarahan, kondisi ini biasanya terjadi saat usia kehamilan trimester pertama atau masih hamil muda.
Penyebab hamil di luar kandungan adalah :
Pengobatan yang diberikan untuk pasien dengan kasus kehamilan di luar kandungan biasanya melalui operasi untuk mengangkat sebagian atau keseluruhan saluran telur yang pecah tersebut dan dibersihkan hingga tak ada jaringan yang tertinggal.
Jika hanya salah satu saluran telur yang diangkat, maka perempuan tersebut masih memiliki kemungkinan untuk hamil kembali dan melahirkan normal. Tapi jika kondisi ini telah membuat kedua saluran telur diangkat, maka perempuan tersebut sudah tidak bisa hamil kembali atau menjadi infertil.
Diawal-awal kehamilan tidak ada tanda khusus seorang perempuan hami diluar kandungan dengan perempuan yang hamil normal, tanda-tandanya tetap
sama seperti terlambat menstruasi, mual, morning sickness dan pada tes kehamilan juga menunjukan tanda positif.
Ciri-ciri hamil di luar kandungan :
- Keluhan rasa nyeri yang hebat di perut bawah
- Terjadi perdarahan dari vagina atau ada bercak-bercak perdarahan, sementara pada ibu hamil normal perdarahan yang terjadi hanya flek-flek sedikit
- Gejala tersebut terasa karena dinding disaluran telur pecah, tapi jika belum pecah satu-satunya cara untuk memastikan hamil diluar kandungan adalah pemeriksaan USG.
Ketika jaringan dari embrio yang masuk ke dalam saluran telur makin berkembang akan membuat saluran telur membesar, kondisi ini akan menyebabkan dinding dari saluran telur tersebut melemah dan bisa menyebabkan pecahnya saluran telur yang ditandai dengan perdarahan.
Biasanya pasien akan datang dengan keluhan rasa nyeri yang hebat dan perdarahan dari vagina atau ada bercak-bercak perdarahan, kondisi ini biasanya terjadi saat usia kehamilan trimester pertama atau masih hamil muda.
Penyebab hamil di luar kandungan adalah :
- Adanya infeksi di daerah sekitar panggul
- Adanya kerusakan di saluran telur yang membuat embrio tidak bisa menuju ke rahim
- Pada beberapa kasus kemungkinan disebabkan adanya kesalahan salah satu jenis hormon pengaturan yang berperan dalam hal ini sehingga membuat perjalanan hasil pembuahan menjadi tidak lancer
Pengobatan yang diberikan untuk pasien dengan kasus kehamilan di luar kandungan biasanya melalui operasi untuk mengangkat sebagian atau keseluruhan saluran telur yang pecah tersebut dan dibersihkan hingga tak ada jaringan yang tertinggal.
Jika hanya salah satu saluran telur yang diangkat, maka perempuan tersebut masih memiliki kemungkinan untuk hamil kembali dan melahirkan normal. Tapi jika kondisi ini telah membuat kedua saluran telur diangkat, maka perempuan tersebut sudah tidak bisa hamil kembali atau menjadi infertil.
Read more: http://doktersehat.com/ciri-ciri-wanita-hamil-diluar-kandungan/#ixzz3I4MijCdZ
Kehamilan Ektopik (Kehamilan Di luar Rahim)
kehamilan dimana sel telur yang sudah dibuahi melekat di tuba falopi , leher rahim, dalam rongga perut atau indung telur
Kehamilan
ektopik atau juga dikenal sebagai kehamilan di luar kandungan merupakan
suatu kondisi kehamilan dimana sel telur yang sudah dibuahi tidak mampu
menempel atau melekat pada rahim ibu, namun melekat pada tempat yang
berbeda yaitu di tuba falopi atau saluran telur (kehamilan di luar
kandungan yang sering terjadi), leher rahim, dalam rongga perut atau
indung telur.
Atau dengan kata lain, kehamilan ektopik
merupakan suatu kondisi dimana sel telur yang telah dibuahi mengalami
implantasi pada tempat selain tempat seharunya, yaitu uterus. Jika sel
telur yang telah dibuahi menempel pada saluran telur, hal ini akan
menyebabkan bengkaknya atau pecahnya sel telur akibat pertumbuhan
embrio.
Kehamilan ektopik menimpa sekitar 1%
dari seluruh kehamilan dan hal ini merupakan suatu kondisi darurat
dimana dibutuhkan pertolongan secepatnya. Karena jika dibiarkan kondisi
ini sangat berbahaya dan mampu mengancam nyawa ibu, hal ini disebabkan
oleh perdarahan dalam rongga abdomen, dan bukan terjadinya perdarahan
keluar.
Dalam kasus kehamilan ektopik, janin
memiliki kemungkinan yang sangat kecil untuk dapat bertahan hidup. Namun
di sejumlah kondisi kecil, contoh pada kehamilan abdominal, kehamilan
dan janin bisa bertahan hingga masa persalinan dan jika persalinan
dilakukan dengan cara caesar, maka ada harapan serta kemungkinan bayi
untuk dapat bertahan hidup.
Peluang kehamilan ektopik lebih tinggi
jika saluran telur rusak karena radang perut (misalnya usus buntu atau
infeksi klamidia) atau karena operasi rongga perut. IUD (spiral) juga
meningkatkan risiko kehamilan ektopik.
Gejala
Jika Anda mengalami kehamilan ektopik,
gejala biasanya akan terasa pada sekitar 6 – 10 minggu usia kehamilan.
Jika Anda mendapatkan gejala berikut, Anda harus segera berkonsultasi
dengan dokter Anda:
- Sakit di salah satu sisi panggul
- Perdarahan vagina di luar menstruasi
- Nyeri di perut bagian bawah
- Pingsan
- Mual
Pada tahap lanjut, kehamilan ektopik
dapat menimbulkan gejala : Nyeri perut yang intens, Hipotensi, Denyut
nadi cepat, dan kulit pucat
Penyebab Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik biasanya disebabkan
oleh berbagai hal, dan yang paling sering adalah disebabkan adanya
infeksi pada saluran falopi (tuba falopi). Kehamilan ektopik besar
kemungkinan terjadi pada kondisi:
• Ibu pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya (terdapat riwayat kehamilan ektopik)
• Ibu pernah mengalami operasi pembedahan pada daerah sekitar tuba falopi
• Ibu pernah mengalami Diethylstiboestrol (DES) selama masa kehamilan
• Kondisi tuba fallopi yang mengalami kelainan kongenital
• Memiliki riwayat Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti gonorrhea, klamidia dan PID (pelvic inflamamtory disease)
Diagnosis
Karena beberapa gejala di atas juga
dapat terjadi pada kehamilan normal, dokter bisa sulit untuk
mendiagnosis. Oleh karena itu, ada sejumlah tes yang dapat dilakukan
jika dicurigai ada kehamilan ektopik.
Menggunakan ultrasound, dokter mungkin
dapat melihat kehamilan ektopik, karena adanya darah di tuba falopi yang
rusak atau ada embrio di luar uterus.
Laparoskopi melalui sayatan kecil di perut dapat dengan mudah melihat bila ada embrio di luar rahim.
Mengukur kadar hormon kehamilan hCG
(human chorionic gonadotopin) adalah cara lain untuk mendeteksi
kehamilan ektopik. Dalam kehamilan normal, kadar hCG berlipat kira-kira
setiap dua hari hingga minggu ke-12. Jika hCG diperkirakan tidak
meningkat, mungkin ada sesuatu yang salah dalam kehamilan.
Dokter akan selalu mencoba mendiagnosis
kehamilan ektopik sedini mungkin. Dengan demikian, kerusakan biasanya
masih terbatas dan risiko perdarahan internal dan komplikasi terkait
masih rendah.
Pengobatan
Kehamilan ektopik harus selalu
dibatalkan dan dokter akan mencoba untuk menahan laju pertumbuhan embrio
dengan obat-obatan. Lebih cepat kehamilan ektopik terdeteksi, semakin
besar kemungkinan kehamilan dapat dibatalkan tanpa menimbulkan efek
jangka panjang.
Bila kehamilan ektopik terdeteksi di
tahap awal, seringkali embrio dapat ditangani dengan obat suntik dan
diserap oleh tubuh Anda. Dalam terapi ini tuba falopi biasanya masih
utuh. Dalam situasi yang lebih serius, misalnya ketika tuba falopi sudah
mengembang, maka diperlukan operasi.
Prognosis
Wanita yang pernah mengalami kehamilan
ektopik, ada kemungkinan sekitar 12% akan terkena lagi di masa
mendatang. Karena itu, bila Anda pernah mengalaminya Anda harus
memberitahu dokter atau bidan Anda.
Sekitar 60% wanita menjadi subur kembali
setelah kehamilan ektopik, 30% tidak ingin hamil karena pengalaman itu
dan 10% menjadi infertil (tidak subur).
Dukungan positif suami, saudara, atau
teman terdekat akan sangat diperlukan bagi wanita yang mengalami
kehamilan ektopik. Hal ini diharapkan dapat mengurangi pengalaman
traumatic dari kehamilan ektopik, sehingga recovery dan keinginan untuk
hamil kembali bisa secapatnya pulih (tentunya melihat kondisi setelah
mengalami kehamilan ektopik).
Konsultasikan kondisi anda kepada dokter
atau bidan jika anda ingin hamil kembali setelah mengalami kehamilan
ektopik. Hal ini sangatlah penting untuk dilakukan, agar dokter atau
bidan dapat memberikan langkah-langkah yang harus di tempuh untuk
menghindari kembali terjadinya kehamilan ektopik.
Dan jika, memutuskan untuk hamil
kembali, maka pengawasan ketat terhadap kehamilan berikutnya sangat
diperlukan, guna menjaga agar kehamilan tetap berlangsung dengan baik
sampai masa persalinan nanti.
Dari beberapa sumber
http://img.medscape.com/fullsize/migrated/568/726/whe568726.fig1.gif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar