Minggu, 28 Desember 2014

Yang Update dari Jokowi intuk Papua, Kebijakan Baru



Kamis, 01/01/2015 10:51 WIB

Melihat Kebijakan Baru Presiden Jokowi untuk Tanah Papua

Mega Putra Ratya - detikNews
Halaman 1 dari 2
Jakarta - Sabtu 27 Desember 2014, Presiden Jokowi merayakan Natal di Jayapura, Papua. Kehadiran Jokowi di Tanah Papua telah memberikan makna yang berarti dalam hati rakyat Papua.

‎"Presiden Jokowi merayakan Natal Nasional bersama dengan rakyat Papua seperti mengulangi apa yang telah dilakukan oleh Presiden sebelumnya, baik Presiden Abdurrahman Wahid, Presiden Megawati Soekarnoputri dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang pernah merayakan Natal dan Akhir Tahun di Tanah Papua," ungkap Perencana BAPPENAS Velix Wanggai, dalam keterangan tertulisnya kepada detikcom, Kamis (1/1/2015).

Selama kunjungan ke Jayapura, Wamena, Sorong, dan Biak Numfor, Velix Wanggai menyimpulkan Presiden Jokowi langsung melihat, mendengar dan menyapa tokoh-tokoh Papua, kelompok-kelompok strategis Papua dan pejabat pemerintahan daerah, guna penyiapan kebijakan dasar baru untuk Papua. Sejauh ini ada beberapa inisiatif baru yang mulai terlihat dari kebijakan Presiden Joko Widodo.

"Pertama, Presiden Joko Widodo memilih pendekatan dialog guna mengurai persoalan dan merumuskan solusi alternatif, serta membangun rasa kepercayaan. Presiden menyatakan bahwa rakyat Papua butuh didengar dan diajak bicara perihal apa yang diinginkan. Kepercayaan menjadi fondasi penting. Langkah yang perlu disamakan antara Jakarta dan Papua adalah persepsi atas format dialog, agenda, peserta, proses tahapan dialog dan target akhir dialog. Dengan demikian, ditemui pemahaman yang sama perihal gagasan Dialog Jakarta-Papua ini," tutur mantan staf khusus presiden bidang pembangunan dan otonomi daerah era Presiden SBY ini.

Kedua, Presiden Joko Widodo tetap menjalankan kebijakan yang pernah diletakkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mengedepankan pendekatan kesejahteraan ketimbang pendekatan keamanan di dalam mengelola Papua. Integrasi nasional dan keutuhan NKRI adalah harga mati, namun dibangun diatas fondasi kesejahteraan, keadilan dan tatatan hukum yang menghargai konteks sosial budaya.

"Ketiga, perbatasan antara Indonesia dengan negara-negara sahabat menjadi perhatian penting dari Presiden Joko Widodo. Presiden ingin menjadikan perbatasan menjadi beranda depan Indonesia di hadapan negara-negara di kawasan Pasifik. Sementara yang Keempat, Presiden Joko Widodo menginginkan kekayaan sumberdaya alam di Tanah Papua dinikmati oleh rakyat secara adil dan proporsional. Hal ini sejalan usulan Gubernur Papua yang mengharapkan adanya renegosiasi kontrak karya yang tidak adil dan pentingnya keikutsertaan Pemda dan rakyat Papua di dalam pengelolaan sumber daya alam," jelasnya.

Lebih lanjut Velix Wanggai mengurai kebijakan yang kelima adalah memecahkan persoalan kemahalan harga dengan kebijakan Tol Laut dengan menetapkan sejumlah titik pelabuhan sebagai simpul distribusi logistik di Tanah Papua. Keeenam, untuk menggerakan ekonomi kawasan Timur Indonesia, Presiden Joko Widodo melakukan terobosan pembangunan infrastruktur strategis seperti re-aktivasi Bandara Frans Kaisepo sebagai jalur penerbangan internasional, kebijakan trans-kereta api Papua, pembangunan jembatan Holtekamp Jayapura sebagai landmark Indonesia di kawasan Pasifik maupun percepatan infrastruktur dasar di kawasan terisolir.Next

Jokowi Ajak Berdialog Warga Papua yang Ada di Gunung dan Hutan

Sabtu, 27 Desember 2014 | 22:15 WIB
Liliek Setyowibowo/Sonora Presiden Joko
JAYAPURA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan ingin berdialog dengan masyarakat Papua dan membangun provinsi ini. Keinginan itu disampaikan secara terbuka di hadapan masyarakat Papua pada perayaan Natal Bersama Nasional 2014 di Stadion Mandala Jaya, Jayapura, Papua, Sabtu (27/12/14) malam.

Jokowi mengaku ingin mendengar suara masyarakat Papua secara langsung sehingga ia mengetahui persoalan yang sebenarnya dan akan mencarikan solusinya. "Yang masih di dalam hutan, yang masih di atas gunung-gunung, marilah kita bersama membangun Papua sebagai tanah yang damai. Marilah kita pelihara rasa saling percaya di antara kita, sehingga kita bisa berbicara dalam suasaana yang damai dan sejuk," ajak Jokowi. Jokowi menambahkan, "Kita ingin semuanya akhiri konflik yang ada, jangan ada lagi kekerasan."

Jokowi mengaku ingin mempergunakan waktu sebanyak-banyaknya untuk mendengarkan suara rakyat Papua. Sebab, semangat ini dapat dijadikan pondasi untuk menatap masa depan tanah Papua yang lebih baik.

Jokowi menambahkan, masyarakat Papua tidak hanya butuh pendidikan yang lebih baik, tetapi juga butuh didengar dan diajak bicara.

"Itulah sikap dasar saya dalam membicarakan setiap persoalan di Papua," tegas Jokowi.

Laporan wartawan Radio Sonora, Lilik Setyowibowo


Editor : Farid Assifa

Tidak ada komentar: