Sabtu, 18 April 2015

PSSI seperti Udang ....dibekukan, bisakah anak FIFA bertahan hidup?

La Nyalla: Yang Bisa Bekukan PSSI Itu FIFA

La Nyalla: Yang Bisa Bekukan PSSI Itu FIFA Menurut La Nyalla Matalliti yang bisa membekukan PSSI hanya FIFA. (REUTERS/Arnd Wiegmann)
Surabaya, CNN Indonesia -- La Nyalla Mahmud Mattalitti yang baru saja terpilih sebagai ketua umum PSSI pada Kongres Luar Biasa PSSI 2015 mengatakan bahwa ia tak menggubris surat pembekuan yang dilayangkan Kemenpora.

"Jalan terus, karena PSSI punya badan hukum sendiri. Jalani tugas dulu, nanti lihat ke depan," kata La Nyalla kepada para awak media usai pemungutan suara, Sabtu siang (18/4) sembari menambahkan bahwa yang berhak membekukan PSSI adalah FIFA.

Sebelumnya Kemenpora mengirimkan surat sanksi administratif kepada PSSI. Surat bernomor 0137 tahun 2015 tersebut ditandatangani oleh Imam pada tanggal 17 April 2015 dan menyatakan bahwa Kemenpora tidak mengakui seluruh kegiatan PSSI. (Baca Juga: Menpora Resmi Bekukan PSSI)

Sementara itu, seluruh kegiatan tim nasional dan kompetisi akan diserahkan kepada KONI dan KOI (Baca: Di Sini)

Selain itu, Kemenpora juga menyatakan bahwa keputusan yang dihasilkan dari Kongres Luar Biasa tidak memiliki kekuatan hukum mengikat, termasuk di antaranya La Nyalla yang terpilih sebagai ketua umum.

La Nyalla mendapatkan suara terbanyak, yaitu 92 suara dari total 106, pada pemilihan Ketua Umum PSSI pada Kongres Luar Biasa yang terselenggara Sabtu (18/4) di Hotel JW Marriott Surabaya. (Baca Juga: PSSI Dibekukan, La Nyalla Terpilih Sebagai Ketua)

Berada di bawah La Nyalla, Syarif Bastaman, hanya memperoleh 14 suara. Sementara Muhammad Zein, Subardi, dan Benhard Limbong tidak mendapatkan suara sama sekali.

Sebelumnya Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin, Sekertaris Jenderal PSSI, Joko Driyono, Achsanul Qosasi, dan Sarman resmi mengundurkan diri bursa pemilihan ketua umum otoritas sepak bola Indonesia tersebut. Pengunduran ketiganya dibacakan Ketua Komisi Pemilihan, Dhiman Abror.

Senada dengan La Nyalla, CEO Persebaya I Gede Widiade pun memilih agar hal tersebut disikapi melalui jalur hukum.

Sementara manajer Persib, Umuh Muchtar, mengharapkan adanya komunikasi antara Kemenpora dan PSSI yang lebih baik. "Semua harus ada kesinambungan, singkirkan dulu ego masing-masing. Kasihan para pemain," katanya.

Umuh enggan berkomentar banyak soal pembekuan PSSI. Ia pun tidak bisa menilai apakah pembekuan tersebut adalah tepat adanya.

"Lagi tidak enak situasinya untuk membahas itu," ucap Umuh kepada CNN Indonesia. (vws)

Pemerintah Bekukan PSSI!

Sabtu, 18 April 2015 | 12:47 WIB
Tjahjo Sasongko/Kompas.com Menpora Imam Nahrawi.
JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi akhirnya mengambil langkah tegas terhadap PSSI. Lantaran mengabaikan tiga surat teguran tertulis, PSSI pun dibekukan oleh Menpora.

Sebagai informasi, Menpora telah melayangkan tiga surat peringatan dalam satu pekan terakhir. PSSI diminta untuk memerintahkan Arema Cronus dan Persebaya Surabaya untuk memenuhi permintaan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI).

Akan tetapi, PSSI tak kunjung memenuhi peringatan Menpora hingga tenggat waktu yang ditetapkan pada Jumat (17/4/2015) sore. Pada hari yang sama, Menpora pun menjatuhkan sanksi kepada PSSI.

"Keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga tentang pengenaan sanksi administratif berupa kegiatan keolahragaan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia tidak diakui," demikian bunyi surat yang menyertakan tanda tangan Imam Nahrawi.

Dalam surat tersebut, Menpora juga menegaskan tak akan mengakui Kongres Luar Biasa (KLB) atau Kongres Biasa yang digelar PSSI. Padahal, KLB sedang digelar pada Sabtu (18/4/2015) ini di Surabaya guna memilih ketua umum, wakil ketua umum, dan komite eksekutif untuk periode 2015-2019.

Seiring pembekuan ini, PSSI bakal diambil alih oleh Tim Transisi. Tim ini juga bakal bertanggung jawab untuk persiapan Timnas Indonesia jelang SEA Games 2015 di Singapura.

Kendati demikian, KLB PSSI tetap berjalan. La Nyalla Mahmud Mattalitti terpilih sebagai ketua umum yang baru.

Penulis: Anju Christian
Editor : Jalu Wisnu Wirajati

Tidak ada komentar: