Rabu, 24 Juni 2015

Reshuffle Kabinet Jokowi-JK 2015

Jokowi: Jangan Ganggu Menteri yang Baru Bekerja!

Selasa, 23 Juni 2015 | 20:17 WIB
KOMPAS/KRIS MADA Presiden Joko Widodo bertemu dengan pekerja galangan kapal PT Anggrek Hitam Ship Building and Ship Repair, Minggu (21/6), di Batam, Kepulauan Riau. Galangan itu tengah menggarap dua tanker Pertamina yang berbobot masing-masing 17.000 ton. Presiden mendorong kebutuhan kapal dalam negeri dipenuhi galangan-galangan kapal di dalam negeri.
JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjukkan ketidaknyamanannya dengan wacana perombakan kabinet (reshuffle). Dia meminta agar para menteri tidak diganggu dalam bekerja.

"Jangan ganggu menteri yang baru bekerja! Jangan buat gaduh!" kata Jokowi seusai acara buka puasa bersama di kediaman Ketua DPR Setya Novanto di Jalan Widya Chandra, Selasa (23/6/2015).

Ia juga berharap agar media massa tidak membuat gaduh dengan pemberitaan soal reshuffle kabinet. Menurut Jokowi, rapor kinerja menteri yang dimintanya beberapa minggu lalu tak akan dibuka ke publik.

"Rapor menteri hanya Presiden yang tahu," kata dia.

Wacana perombakan kabinet muncul setelah Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan akan ada perubahan susunan kabinet sehabis hari raya Idul Fitri.

Saat ditanya soal kemungkinan perubahan kabinet pasca Lebaran, Jokowi hanya menjawab santai, "Habis Lebaran kita maaf-maafan," ujarnya.

Presiden telah meminta para menteri memberikan laporan kinerja selama enam bulan terakhir. Presiden juga meminta rencana kerja menteri enam bulan mendatang. Namun, Presiden Jokowi tak menjelaskan secara lugas soal kemungkinan reshuffle. Dia selalu mengatakan bahwa evaluasi menteri dilakukan rutin setiap minggu dan setiap bulan.

Penulis: Sabrina Asril
Editor : Inggried Dwi Wedhaswary

Reshuffle Kabinet Jokowi-JK, Ini 4 Menteri yang Terancam  

Selasa, 23 Juni 2015 | 12:00 WIBReshuffle Kabinet Jokowi-JK, Ini 4 Menteri yang Terancam  

Presiden Joko Widodo (tengah) memimpin jalannya Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, 19 Mei 2015. Rapat tersebut membahas persiapan menjelang bulan Ramadhan dan perkembangan ekonomi terkini. ANTARA/Setpres-Editiawarman
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengaku sudah mengantongi nama-nama menteri yang kinerjanya dianggap buruk. Nama sejumlah menteri yang memiliki rapor merah ini disebut-sebut masuk bursa reshuffle. Ada yang kabarnya dicoret dari kabinet dan ada menteri yang hanya bertukar posisi.

Berikut ini sebagian menteri yang berpeluang dicopot atau dirotasi:

1.    Tedjo Edhy Purdijatno, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan
Tedjo pernah ditegur Jokowi lantaran mengeluarkan pernyataan Komisi Pemberantasan Korupsi kekanak-kanakan. Ia juga menuding massa yang mendukung KPK merupakan rakyat tidak jelas. Pernyataan Tedjo ini menuai kritik dari masyarakat, terutama para netizen. Partai oposisi mendesak agar Jokowi mencoret Tedjo.

“Saya sudah melaporkan semua evaluasi dan rapor menteri terkait. Selebihnya ya terserah Presiden saja,” kata Tedjo, 20 Juni 2015 lalu.

2.    Bambang Brodjonegoro, Menteri Keuangan
Mantan Wakil Menteri Keuangan ini disorot, terutama oleh partai pendukung pemerintah, lantaran meloloskan tambahan uang muka pembelian kendaraan dinas untuk pejabat negara dari Rp 116 juta menjadi Rp 210 juta. Setelah mendapat kritik, Jokowi akhirnya mencabut perpres tambahan uang muka itu. Serapan anggaran Kementerian yang minim juga disebut-sebut sebagai sumber kekecewaan Jokowi.

“Terserah,” kata Bambang ketika ditanya ihwal posisinya yang terancam di-reshuffle, 6 Mei 2015 lalu.

Tidak ada komentar: