Ahok Menyatakan Siap Dipenjara, Ini Komentar Buni Yani
Bintang.com, Jakarta Ahok
mengatakan dirinya siap dipenjara dan siap menjalani proses hukum jika
dianggap melecehkan agama dan membuat kacau negeri ini. Namun pernyataan
lanjutan dari pria bernama lengkap Basuki Basuki Tjahaja Purnama itu, Buni Yani juga harus bertanggungjawab. Apa komentar Buni Yani soal pernyataan calon Gubernur DKI Jakarta non aktif ini?
Aldwin melanjutnya, sesungguhnya apa yang dilakukan Buni Yani adalah
upaya mengkritisi seorang pemimpin. "Yang dilakukan Pak Buni adalah
mengkritisi pernyataan seorang pemimpin, dalam hal ini adalah Gubernur
DKI Jakarta, Pak Ahok. Dia dalam sebuah temu wicara di Kepulauan Seribu
mengatakan hal yang sensitif. Semustinya hal seperti itu tidak ia
kemukakan di depan publik," katanya.
Soal mengapa Buni Yani kemudian mengunggah rekaman itu di media sosial lewat akun pribadinya dan menjadi viral, Aldwin punya jawaban sendiri. "Buni mengunggah itu di laman media sosial karena ingin mengetahui apa reaksi dari publik atas pernyataan pemimpin yang seperti itu. Yang perlu saya jelaskan juga bahwa Pak Buni itu bukan orang pertama yang mengunggah rekaman video itu. Yang lebih dulu mengunggah adalah akun media NKRI dan pihak pemda sendiri. Lalu mengapa Pak Buni yang dikejar. Dia seolah-olah menjadi sasaran dan menjadi pemicu yang yang terjadi kemarin, demo besar pada 4 November 2016," ujarnya.
Sementara itu soal kemungkinan Buni Yani menjadi orang yang dianggap bertanggungjawab atas terjadinya demo 4 November 2016, dan berpotensi menjadi tersangka Aldwin akan melakukan perlawanan. "Kita akan lawan tindakan ini. Belum apa-apa Pak Buni sudah dikatakan akan menjadi tersangka. Ini apa-apaan, berani tidak pihak kepolisan mengatakan hal yang sama untuk Pak Ahok. Makanya kami akan menuntut keadilan," tandas Aldwin.
Sampai berita ini diturunkan Buni Yani masih diungsikan di sebuah tempat yang aman. Soalnya banyak teror dan ancaman yang diterimanya setelah mengunggah video temu wicara Ahok dengan masyarakat Kepulauan Seribu beberapa waktu yang lalu. Dalam salah satu pernyataannya Ahok dianggap melecehkan agama Islam dengan menyitir surat Al Malidah ayat 51. Persoalan kemudian membesar setelah rekaman itu diunggah di media sosial dan menjadi viral.
Buni Yani melalui kuasa hukumnya Aldwin Rahadian M, SH., M.AP mengatakan apa yang dikemukakan Ahok adalah pernyataan jantan. "Bagus kalau dia mengatakan seperti itu. Tetapi soal Pak Buni yang diminta bertanggungjawab, apa yang harus dia pertanggungjawabkan? " katanya retoris kepada Bintang.com yang menghubunginya pada Minggu (6/11/2016
Soal mengapa Buni Yani kemudian mengunggah rekaman itu di media sosial lewat akun pribadinya dan menjadi viral, Aldwin punya jawaban sendiri. "Buni mengunggah itu di laman media sosial karena ingin mengetahui apa reaksi dari publik atas pernyataan pemimpin yang seperti itu. Yang perlu saya jelaskan juga bahwa Pak Buni itu bukan orang pertama yang mengunggah rekaman video itu. Yang lebih dulu mengunggah adalah akun media NKRI dan pihak pemda sendiri. Lalu mengapa Pak Buni yang dikejar. Dia seolah-olah menjadi sasaran dan menjadi pemicu yang yang terjadi kemarin, demo besar pada 4 November 2016," ujarnya.
Sementara itu soal kemungkinan Buni Yani menjadi orang yang dianggap bertanggungjawab atas terjadinya demo 4 November 2016, dan berpotensi menjadi tersangka Aldwin akan melakukan perlawanan. "Kita akan lawan tindakan ini. Belum apa-apa Pak Buni sudah dikatakan akan menjadi tersangka. Ini apa-apaan, berani tidak pihak kepolisan mengatakan hal yang sama untuk Pak Ahok. Makanya kami akan menuntut keadilan," tandas Aldwin.
Sampai berita ini diturunkan Buni Yani masih diungsikan di sebuah tempat yang aman. Soalnya banyak teror dan ancaman yang diterimanya setelah mengunggah video temu wicara Ahok dengan masyarakat Kepulauan Seribu beberapa waktu yang lalu. Dalam salah satu pernyataannya Ahok dianggap melecehkan agama Islam dengan menyitir surat Al Malidah ayat 51. Persoalan kemudian membesar setelah rekaman itu diunggah di media sosial dan menjadi viral.
Siapa Buni Yani?
Bintang.com, Jakarta Buni Yani,
namanya dikenal publik sejak video dugaan penistaan agama yang
dialamatkan pada Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama
atau Ahok tersebar di dunia maya. Tindakan Buni mengunggah video
kontroversial tersebut kian menimbulkan gejolak pro kontra khalayak. Di
antara banyak terpaan kabar, baik negatif maupun tidak, sebenarnya siapa
sosok Buni Yani?
Jika melihat laman Facebook pribadinya, tak banyak yang bisa diketahui, selain ia tinggal di Depok dan mengajar sebagai dosen di London School. Terkait informasi tersebut, dalam sebuah wawancara dengan Antara, Buni memang mengaku sebagai pemegang KTP Depok dan bekerja sebagai dosen di salah satu kampus London School di Jakarta tersebut.
Dalam kesempatan yang sama, Buni Yani juga mengatakan kalau ia adalah
lelaki kelahiran Lombok, 16 Mei 1969 yang lulus S1 dari Fakultas Sastra
Inggris Universitas Udayana, Bali. "Lalu mendapat beasiswa S2 di
Ohio University dan lulus tahun 2002," sambungnya sebagaimana dimuat Antara.
Melengkapi informasi tersebut ketika dihubungi Bintang.com, Minggu (6/11/2016), ia mengatakan pernah berkarier sebagai jurnalis di beberapa media, termasuk VOA Washington, Tempo dan Indonesia Time. Ketika ditanya mengapa berpaling dari dunia jurnalis, Buni mengaku sebenarnya kedua profesi itu tak jauh berbeda.
"Kalau jadi wartawan kan cari berita. Niatnya memang mau mengadvokasi masyarakat yang perlu dibela. Dosen juga begitu. Ada aspek advokasi. Saya mengutarakan apa yang harus diutarakan. Apa yang penting diketahui publik," ucap Buni lewat sambungan telepon dengan Bintang.com, Minggu (6/11). Hingga kini, menurut kutipan wawancara dengan Antara, Buni Yani tengah membuat desertasi S3 di Leiden University, Belanda, sejak 2010 dan belum selesai.
Jika melihat laman Facebook pribadinya, tak banyak yang bisa diketahui, selain ia tinggal di Depok dan mengajar sebagai dosen di London School. Terkait informasi tersebut, dalam sebuah wawancara dengan Antara, Buni memang mengaku sebagai pemegang KTP Depok dan bekerja sebagai dosen di salah satu kampus London School di Jakarta tersebut.
Baca Juga
Melengkapi informasi tersebut ketika dihubungi Bintang.com, Minggu (6/11/2016), ia mengatakan pernah berkarier sebagai jurnalis di beberapa media, termasuk VOA Washington, Tempo dan Indonesia Time. Ketika ditanya mengapa berpaling dari dunia jurnalis, Buni mengaku sebenarnya kedua profesi itu tak jauh berbeda.
"Kalau jadi wartawan kan cari berita. Niatnya memang mau mengadvokasi masyarakat yang perlu dibela. Dosen juga begitu. Ada aspek advokasi. Saya mengutarakan apa yang harus diutarakan. Apa yang penting diketahui publik," ucap Buni lewat sambungan telepon dengan Bintang.com, Minggu (6/11). Hingga kini, menurut kutipan wawancara dengan Antara, Buni Yani tengah membuat desertasi S3 di Leiden University, Belanda, sejak 2010 dan belum selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar