Sabtu, 12 November 2016

Elektabilitas Ahok Anjlok Pasca Demo 4 November

Kamis, 10 November 2016 | 15:49 WIB
Elektabilitas Ahok Anjlok Pasca Demo 4 November
Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab berada diatas mobil komando saat melakukan long march dikawasan Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, 4 November 2016. Dalam aksi yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) mereka menuntut dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Elektabilitas petahana Basuki Tjahaja Purnama semakin merosot paska demo 4 November. Lingkaran Survei Indonesia merilis temuan terbaru jajak pendapat terhadap 440 responden selama lima hari sejak 31 Oktober hingga 5 November lalu.

Elektabilitas Melorot, Ahok: LSI dari Dulu Memang Begitu

Jum'at, 11 November 2016 | 11:52 WIB
Elektabilitas Melorot, Ahok: LSI dari Dulu Memang Begitu
Ekspresi Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok usai mengelus seekor monyet Bali saat blusukan ke daerah Kebon Jahe, Petojo Utara, Jakarta Pusat, 8 November 2016. TEMPO/LARISSA
TEMPO.COJakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tak mau ambil pusing mengenai hasil survei Lingkaran Survei Indonesia yang menyebutkan elektabilitasnya kian merosot. Terakhir, Lingkaran Survei Indonesia merilis bahwa elektabilitas pasangan inkumben Ahok dan Djarot Saiful Hidayat terus menurun.

Survei yang dilakukan LSI sejak 31 Oktober hingga 5 November menunjukkan elektabilitas Ahok hanya 24,6 persen. Sedangkan pasangan lain, yakni Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni 20,9 persen serta pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Salahudin Uno 20 persen.

Menanggapi hasil survei itu, Ahok justru menyinggung pepatah Cina tentang peti mati. Artinya, lebih baik menunggu hasil akhir pilkada yang berlangsung 15 Februari 2017. Ia pun tak heran dengan hasil survei yang dirilis LSI. Hal itu juga yang pernah diutarakannya saat kalah pada pilkada Bangka Belitung.
Menurut Ahok, selama ini LSI tidak pernah memberikan hasil positif terhadap dirinya sejak ia maju dalam Pilkada Bangka Belitung 2007. Saat itu, Ahok memutuskan mundur sebagai Bupati Belitung Timur untuk ikut pilkada Babel. Ahok akhirnya kalah suara oleh Eko Maulana Ali, yang ketika itu mundur pula dari jabatannya sebagai Bupati Bangka.

"Turun di survei, ya tidak apa-apa, LSI memang sejak dari pilkada Babel membela Eko Maulana Ali. Dari dulu dia (LSI) begitu," kata Ahok di kediamannya, kompleks Pantai Mutiara, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis malam, 10 November 2016.

Ahok juga menyinggung pendiri LSI, yakni Denny Januar Ali, yang menggunakan hasil surveinya untuk memenangkan elektabilitas Eko Maulana Ali dibandingkan Ahok saat itu. Kondisi ini dinilai Ahok sama seperti sekarang, ketika LSI mengumumkan elektabilitasnya yang terus merosot.

"Waktu saya kalah, saya (sampaikan) satu kalimat begini, 'tidak usah terlalu senang sebelum ada bunyi empat paku di atas peti mati', kamu jangan mengklaim kamu hebat. Akhirnya apa? Yang dibela Denny J.A., Eko Maulana Ali itu sudah almarhum sekarang. Saya masih Gubernur DKI," ujar Ahok.

Meski begitu, Ahok mengatakan tetap akan berfokus menyelesaikan tugasnya dalam roda pemerintahan DKI Jakarta. Pasalnya, setelah pilkada nanti, ia masih terus menunaikan kewajibannya sebagai gubernur hingga Oktober 2017. LARISSA HUDA

Tidak ada komentar: