Rabu, 09 November 2016

Sandiwara Maha Guru Dimas Kanjeng: Kuli, Komat-kamit dan Imbalan Rp 20 Juta

Hestiana Dharmastuti - detikNews
Sandiwara Maha Guru Dimas Kanjeng: Kuli, Komat-kamit dan Imbalan Rp 20 Juta Foto: Maha guru padepokan Dimas Kanjeng/ Jajeli Rois detikcom
Jakarta - Tujuh pria sepuh dan berjenggot ini mengenakan jubah dan sorban. Tangan mereka memegang tasbih dengan mulut terus komat-kamit. Mereka memainkan peran pesanan 'sutradara' Dimas Kanjeng Taat Abadi.

Ketujuh orang yang disebut sebagai Abah-abah atau guru besar itu yakni Ratim alias Abah Abdul Rohman, Abdul Karim alias Abah Sulaiman Agung, Murjang alias Abah Nogosoro, Marno Sumarno alias Abah Holil, Atjep alias Abah Kalijogo, Sadeli alias Entong, Biwa Sutarno alias Abah Sukarno.

Mereka sebenarnya bukan orang yang 'ahli' dalam ilmu agama. Mereka hanya 'boneka' rekayasa dari tersangka kasus penipuan Dimas Kanjeng, Vijay dan Karnawi. Rata-rata mereka pengangguran, kuli bangunan, tukang bangunan, mekanik mobil sampai penjual warung kopi di Jakarta.

Guru besar inilah yang mendampingi setiap kegiatan yang diselenggarakan Dimas Kanjeng. Setiap kali tampil, selalu duduk di panggung dan dilarang berbicara dengan orang lain. Mereka juga mengenakan jubah sambil membawa tasbih dan mulutnya komat-kamit seperti orang yang sedang berdoa.

Atas sandiwara yang disuguhkan itu, mereka mengantongi imbalan bervariasi mulai dari Rp 2,5 juta sekali tampil hingga totalnya mencapai Rp 20 juta.
 Halaman 2 dari 6
Sandiwara Maha Guru Dimas Kanjeng: Kuli, Komat-kamit dan Imbalan Rp 20 Juta Foto: Maha guru padepokan Dimas Kanjeng/ Jajeli Rois detikcom
Ada 10 orang yang direkrut dan dijadikan sebagai guru besar alias Abah. Mereka bukan orang yang 'ahli' dalam ilmu agama. Rata-rata orang yang direkayasa menjadi Abah adalah pengangguran, kuli bangunan, tukang bangunan, mekanik mobil sampai penjual warung kopi di Jakarta.

"Hampir semuanya warga Jakarta. Yang dicari dan dijadikan Abah yang sudah sepuh (tua) dan memiliki jenggot," kata Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Raden prabowo Argo Yuwono di gedung Ditreskrimum Polda Jatim, Jalan A Yani, Surabaya, Senin (7/11/2016).

"Dari 10 abah, yang kita periksa ke Polda Jatim sebagai saksi ada 7 orang. 2 orang sakit parah dan 1 abah sudah meninggal dunia," terangnya.

10 orang yang dijadikan sebagai Abah yakni, Ratim alias Abah Abdul Rohman. Abdul Karim alias Sulaiman Agung. Murjang alias Abah Nogosoro. Marno Sumarno alias Abah Holil. Atjep alias Abah Kalijogo. Sadeli alias Entong (belum diberi gelar Abah, karena masih baru direkrut). Biwa Sutarno alias Abah Sukarno. Sedangkan dua abah ini mengalami sakit keras yakni Matsani alias Abah Abdul Rohim dan Suganda alias Abah Balkan. Marno, salah satu Guru Besar Dimas Kanjeng menceritakan yang sehari-hari bekerja sebagai mekanik mobil ini mengatakan, setiap ada kegiatan mereka diminta mengenakan jubah dan sorban sudah disiapkan oleh Vijay di hotel.

"Bajunya diberi koordinator (Karnawi)," terangnya.

Abah-abah yang sudah terpilih ini, setiap kali ada kegiatan, selalu duduk di panggung dan disebutkan oleh MC tentang panggilan Abah-nya.

"Abah-abah ini tidak boleh bicara dengan orang lain. Namanya disebutkan MC ketika ada acara bersama Dimas Kanjeng," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono.Abah-abah ini setiap kali tampil tidak diperkenankan berbicara di depan umum. Mereka hanya menuruti permintaan dari 'sutradara' untuk mengenakan jubah sambil membawa tasbih dan mulutnya komat-kamit seperti orang yang sedang berdoa.

"Abah ini manut semua. Di suruh ini, mau, dijadikan ini mau. Macam-macam perannya. Jadi tergantung permintaan dari tersangka Taat Pribadi untuk dijadikan perannya sebagai apa," kata Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono kepada wartawan di area gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum), Jalan A Yani, Surabaya, Senin (7/11/2016).

Dimas Kanjeng Taat Pribadi meminta tersangka Vijay untuk mencari orang-orang yang sudah tua dan memiliki jenggot dan dijadikan Abah, untuk 'mendampingi' setiap kegiatan yang diselenggarakan Dimas Kanjeng.

Vijay menyuruh koordintaor Karnawi untuk mencari orang-orang yang dijadikan sebagai Abah. Setelah mendapatkan 'Abah', Vijay dan Karnawi menyortir siapa saja yang 'layak' dijadikan Abah. "Ada sistem seleksi. Nanti yang terlama menjadi yang tertua," tuturnya.Halaman 5 dari 6
Sandiwara Maha Guru Dimas Kanjeng: Kuli, Komat-kamit dan Imbalan Rp 20 Juta Foto: Istimewa
10 orang yang direkayasa menjadi Abah atau maha guru mendapatkan imbalan antara Rp 1,5 - 2,5 juta sekali tampil dihadapan pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Mereka berpura-pura seolah menjadi orang 'sakti' dalam padepokan.

"Abah-abah ini mendapatkan imbalan bervariasi. Kalau sudah lama menjadi Abah, nilai imbalannya lebih besar dari yang baru menjadi abah," kata Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono kepada wartawan di area gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum), Jalan A Yani, Surabaya, Senin (7/11/2016).

Argo mengatakan Dimas Kanjeng memberikan uang ke tersangka Vijay, kadang Rp 100 juta, kadang Rp 75 juta untuk Abah. Oleh Vijay, sebagian uang tersebut dibagikan ke Abah. Setiap Abah ada yang mendapatkan Rp 1,5-2,5 juta per kegiatan. "Kalau sudah lama ikut, nilainya lebih besar daripada yang baru menjadi Abah," jelasnya.

Bahkan, ada seorang Abah yang sudah mendapatkan total sekitar antara 4 juta sampai Rp 20 juta. Berikut ini nama-nama Abah (hampir semuanya warga Jakarta) yang dibentuk karena rekayasa bersama tersangka Vijay dan tersangka Karnawi:

-Ratim alias Abah Abdul Rohman. Dia pernah diajak ke Sunan Ampel, Bangkalan, Demak, Sunan Kalijaga, Padepokan dan Makassar. Total uang yang sudah diterima sekitar Rp 20 juta. Dia juga pernah diberangkatkan umroh oleh Dimas Kanjeng.

-Abdul Karim alias Abah Sulaiman Agung, pernah mengikuti kegiatan Makassar, Probolinggo, Jakarta. Total uang sudah diterima karena menjadi Abah sebesar Rp 20 juta.

-Murjang alias Abah Nogosoro, pernah mengikuti kegiatan di Padepokan Dimas Kanjeng di Probolinggo, di Tuban, Jakarta. Total menerima uang sekitar Rp 8,7 juta.

-Marno Sumarno alias Abah Holil, pernah diajak ke Bangkalan, Tuban, Sunan Kalijogo, Jakarta dan Probolinggo. Uang yang sudah diterimanya mencapai Rp 11 juta.

-Atjep alias Abah Kalijogo, pernah mengikuti kegiatan di Demak Jawa Tengah dan Probolinggo. Uang yang diterima karena disuruh menyaru sebagai Abah sebesar Rp 5 juta.

-Sadeli alias Entong, pernah diajak ke Probolinggo dan menerima total Rp 4 juta. Sadeli ini belum mendapatkan julukan Abah, karena masih baru.

-Biwa Sutarno alias Abah Sukarno. Pernah ke Probolinggo, Jakarta, Makassar, Bangkalan, serta diberangkatkan umroh. Uang yang diterimanya total sebanyak Rp 9,5 juta.

Matsani alias Abah Abdul Rohim. Suganda alias Abah Balkan. Keduanya mengalami sakit keras dan belum bisa dimintai keterangan.

Tidak ada komentar: