Selasa, 18 April 2017

Ibu Kota Pindah ke Palangkaraya, Bappenas: Kajian Selesai Tahun Ini

Selasa, 11 April 2017 | 10:36 WIB
Ibu Kota Pindah ke Palangkaraya, Bappenas: Kajian Selesai Tahun Ini
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kiri) dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro (kanan) menyimak arahan Presiden Joko Widodo saat sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, 15 Maret 2017. ANTARA/Puspa Perwitasari
TEMPO.CO, Badung - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro, menargetkan kajian pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke wilayah baru di luar Pulau Jawa selesai tahun ini.

Kepada Antara di Badung, Bali, Bambang mengatakan ada beberapa kota kandidat yang berpotensi menjadi ibu kota baru. Dia mengakui salah satu kandidat ibu kota baru adalah Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

"Pokoknya harus di luar Jawa (untuk kandidat lain). Sudah, nanti malah munculin spekulasi lagi," ucapnya setelah menghadiri Regional Workshop on Country Safeguard System bersama Asian Development Bank (ADB) di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Senin, 10 April 2017.

Baca: Wacana Ibu Kota Pindah ke Palangkaraya, Bappenas Siapkan Tim Kaji


"Tahun ini jelas," ujarnya ketika disinggung target waktu penyelesaian kajian pemindahan ibu kota.
Bambang menuturkan tim dari Bappenas sedang menganalisis kriteria wilayah, kemudian kesiapan dan ketersediaan lahan serta sumber pendanaan untuk pembangunan ibu kota baru tersebut.

"Kita berikan update (perkembangan) kepada Presiden Joko Widodo secara teratur," ucapnya.

Terkait dengan munculnya nama Palangkaraya sebagai kandidat ibu kota baru, kata Bambang, itu juga pernah digagas Presiden Indonesia pertama Sukarno.

"Ya, itu memang salah satu kandidat karena pernah diucapkan Presiden Sukarno," ujar mantan Menteri Keuangan tersebut.

Bung Karno, menurut beberapa literatur, pernah mewacanakan agar ibu kota berpindah ke Palangkaraya, tepatnya pada dekade 1950-an. Proklamator kemerdekaan tersebut bahkan pernah mengunjungi kota yang terletak di tengah Indonesia itu untuk meninjau perkembangannya.

Dalam kesempatan sebelumnya, Bambang menuturkan rencana pemindahan ibu kota muncul kembali karena adanya kebutuhan pembentukan pusat ekonomi baru.

Menurut dia, Pulau Jawa terlalu mendominasi kegiatan perekonomian Indonesia. Itu pun aktivitas perekonomiannya lebih banyak terkonsentrasi di Jabodetabek. ANTARA

Tidak ada komentar: