Minggu, 09 Juli 2017

Punya Tiga Kakak Kandung Muslim, Ini Inspirasi dari Shandy Aulia

Punya Tiga Kakak Kandung Muslim, Ini Inspirasi dari Shandy Aulia
Instagram
Shandy Aulia bersama tiga kakaknya. 
TRIBUN-MEDAN.com-Perbedaan itu indah. Itulah hal yang ingin diungkapkan oleh artis cantik, Shandy Aulia (30).
Lahir di tengah-tengah keluarga yang memeluk keyakinan berbeda, membuat Shandy Aulia menjadi pribadi yang memiliki rasa toleransi yang sangat tinggi.
Baru-baru ini melalui Instagram ia mengungkapkan perasaannya menjadi satu-satunya penganut agama Kristen di antara kakak-kakak perempuannya yang menganut agama Islam.
"Setiap kami memang banyak perbedaan, berbeda karakter, berbeda pemikiran, berbeda pandangan, berbeda talenta, berbeda Iman, berbeda penampilan, berbeda berkat, berbeda proses jalan kehidupan.
Sedarahpun begitu banyak perbedaan tidak mungkin bisa sama. Itulah kebesaran Tuhan dapat membuat begitu banyak perbedaan hingga kita setiap pribadi menjadi unik dan berharga di hadapan Tuhan.
Perbedaan dihadirkan bukan untuk di perdebatkan hingga saling menjauhkan bahkan saling Menekan satu sama lain,
Tetapi untuk mengingatkan bahwa luar biasa Tuhan kita dapat mengadakan semuanya ini. Tetapi lebih dari semua perbedaan,ada kelebihan dan keindahan dari setiap perbedaan kami.
Masing masing kita memiliki Anugrah yang akan saling mengisi satu sama lain di dalam setiap kelemahan kami.
Sister is probably the most competitive relationship within the family, but once the sisters are grown, it becomes the strongest relationship.
I love you Ka Dian, Ka vivi, Ka Putri no metter how annoying sometime you are. which I do too probably," tulis Shandy Aulia sembari mengunggah fotonya bersama para sang kakak (8/7/2017).
Netizen pun salut dengan rasa toleransi yang diajarkan oleh Shandy Aulia.
"Luar biasa.. Inspiratif sekali.. God Bless your family,"
"Mereka yang bukan saudara kandungmu adalah saudara dalam keimanan dan kemanusiaan, serta mereka yang bukan saudara dalam keimananmu adalah saudara dalam kemanusiaan. Jadi intinya, kita semua bersaudara.,"
"Pada mirip kok,"
"Kaguuum sama klrga ini biar pun berbeda keyakian tpi ttp saling menyangi satu sma lain ttp kompak yà,"
"arna perbedaan itu sebenarnya bukan masalah jika di tanggapi dengan positif akan menjadi indah dan saling menghormati. tanyalah pada hati nurani dan berfikir sejenak... lebih baik bersatu menjadi kuat atau mau tercerai-berai?! #proudofu #shandyaulia,"
Shandy juga mengisahkan ia dan ketiga kakaknya pernah dihadapkan pilihan untuk menentukan agama yang mereka yakini.
"Ketika kami masih kecil... Kami sudah di hadapkan dengan begitu banyak pilihan hidup. Dibesarkan dengan orangtua yang sudah berpisah sejak kami kecil dengan perbedaan iman kedua orangtua, memberikan saya dan ketiga kakak saya sangat berwarna dalam menyikapi hidup dan perbedaan.
Ya... perbedaan...
Sedari kecil saya memilih beriman kepada Tuhan Yesus kristus sebagai Tuhan dan juruselamat saya hingga saat ini. Sedangkan ketiga kakak saya seorang muslim.
Kehidupan kami sungguh berwarna...
Berwarna dengan saling menghargai, saling mengisi, saling berbagi, saling memahami, saling mengasihi di dalam perbedaan hingga saat ini. bagi saya mengasihi sesama kita manusia yang searah pandangan dengan kita adalah hal yang biasa dan lebih mudah. Tetapi bagaimana bila kita tetap mengasihi tanpa syarat didalam pandangan yang berbeda? Bagi saya itu sesuatu anugrah yang Tuhan berikan.Mengasihi di tengah perbedaan adalah sebuah keputusan. Tidak perlu menunggu segalanya sejalan untuk dapat saling mengasihi.
Setiap kita yang mengaku beriman kepada Tuhan bukan dilihat dan di ukur dari seberapa sering kita berdoa dan beribadah, seberapa baiknya penampilan luar kita atau bahkan seberapa sering kita berbicara dan menyebut nama Tuhan. Karena bila diukur dengan dengan cara cara tersebut hanya kulit luarlah yang tampak indah tapi bagaimana dengan dalamnya?
Saya percaya Tuhan yang menciptakan langit dan bumi serta segala isinya adalah Tuhan yang melihat hati dan perbuatan nyata kita terhadap sesama manusia. Karena Tuhan adalah kasih. Tuhan tidak melihat kulit luar kita karena kulit luar adalah semu dan penuh dengan kemunafikkan. tetapi Tuhan melihat perbuatan dan tindakan kita didalam hidup.
Saat perbedaan itu ada bagaimana sikap kita? Bagaimana ucapan kita? Masih bisakah kita tetap saling mengasihi? Masih bisakah kita tetap saling mengisi? Bila karena kesamaan kita baru dapat saling mengasihi, lalu mengapa Tuhan ijinkan perbedaan itu ada? Karena Tuhan ingin kasihlah yang dapat memampukan kita untuk tetap dapat saling mengasihi. Saya terlalu percaya kasih yang datangnya dari Tuhan dapat mengalahkan segala segala sesuatu yang jahat.

Tidak ada komentar: