Minggu, 09 Juli 2017

Pengamat: Prabowo Simbol Tepat Meredam Konflik

Githa Farahdina, Astri Novaria    •    Senin, 31 Oct 2016 17:37 WIB
Pengamat: Prabowo Simbol Tepat Meredam Konflik
Presiden Joko Widodo dan Prabowo berkuda bersama di Hambalang, Bogor. Foto: MTVN.com/Gita Farahdina.
Metrotvnews.com, Jakarta: Kedatangan Presiden Joko Widodo ke kediaman rivalnya di Pemilihan Presiden 2014, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dinilai tepat. Sosok Prabowo merupakan simbol yang tepat untuk meredam konflik.

"Pesan penting yang ingin disampaikan Jokowi adalah guna meyakinkan publik untuk tidak memperluas konflik (berbasis suku, agama, ras dan antar golonga atau SARA). Dia (Jokowi) percaya Prabowo simbol yang tepat untuk meredam itu," ujar pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada Arie Sudjito, Senin (31/10/2016).
Presiden Jokowi dan Prabowo bertemu di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, siang tadi. Keduanya berkomitmen untuk bahu membangun membangun bangsa. Rivalitas boleh terjadi, tetapi keduanya berkomitmen untuk menjaga keutuhan NKRI.

Terkait rencana unjuk rasa besar-besaran oleh ormas Islam pada 4 Nopember nanti, Jokowi dan Prabowo berkomitmen untuk menjaga suasana sejuk. "Saya ingin suasana baik, sejuk. Kita semua ingin yang baik, kondusif. Kalau ada unsur yang memecah belah bangsa, kita jaga," kata Prabowo di kediamannya di Hambalang.

Presiden Joko Widodo disambut Prabowo. Foto: MTVN.com/Gita Farahdina.
Arie mengatakan, Prabowo memiliki kemampuan menenangkan organisasi-organisasi Islam yang akan ikut dalam aksi 4 Nopember. Pasalnya, pada Pilpres 2014 Prabowo memiliki hubungan yang dekat dengan sejumlah organisasi Islam.

Adapun demo 4 November mendatang merupakan kelanjutan dari demo 12 Oktober lalu yang juga diikuti oleh ribuan massa dari berbagai ormas Islam. Unjuk rasa 4 Nopember diprediksi dihadiri lebih banyak orang ketimbang sebelumnya.

"Munculnya isu SARA ini akibat hilangnya orientasi dalam Pilkada, sehingga debat soal pelayanan publik tidak muncul dan malah tergelincir ke isu SARA. Seluruh pihak harus saling ngerem biar tidak masuk ke pusaran isu SARA," kata Arie.
(DOR)

Tidak ada komentar: