Selasa, 25 Juli 2017

Strategi Gerindra usung dan menangkan Prabowo di Pilpres 2019

Selasa, 25 Juli 2017 08:01 Reporter : Fikri Faqih anies-sandi menang quick count pilkada dki. ©2017 Merdeka.com/Muhammad Luthfi Rahman
Merdeka.com - Partai Gerindra masih berambisi untuk menjadikan Ketua Umum Prabowo Subianto sebagai Presiden Indonesia. Beberapa langkah politisi jelang Pemilihan Presiden 2019 mulai diwacanakan. Komunikasi dengan partai politik mulai digalakan.

Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, pihaknya masih menunggu kesediaan Prabowo untuk kembali diusung pada Pilpres 2019 mendatang. Walaupun saat ini, Prabowo masih menunggu dinamika politik terkini sebelum memberikan keputusan.

"Jawabannya beliau ini yang sedang kami tunggu sampai sekarang. Belum ada jawaban beliau. Tapi insya allah beliau tetap kuat dan sehat," tegasnya di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (24/7).

Untuk memuluskan rencana menjadi Prabowo sebagai presiden, Gerindra bahkan siap merangkul PAN yang mulai ditinggalkan koalisi pro pemerintah. Dia meyakini bersama PAN, Gerindra memiliki tambahan kekuatan untuk memenangkan Pilpres 2019.

"Kami siap menerima partai manapun termasuk PAN. Itu kawan dan sahabat. Kekuatan yang bisa kita gunakan sama sama untuk memenangkan," jelasnya.

Partai Gerindra, kata Muzani terbuka untuk menjalin komunikasi dan penjajakan dengan semua partai, termasuk PAN. Soal sikap PAN dalam paripurna RUU Pemilu, dia menilai, tiap partai memiliki cara pandangnya masing-masing.

"Semua parpol kan punya cara pandang otonom. Masing masing ke depan bangsa ini kita melihat ke depan partai itu. Sehingga apapun yang menjadi keputusan PAN dari awal kami sangat menghormati dan menjunjung tinggi," ungkapnya.

Muzani menambahkan, Prabowo bahkan telah melakukan komunikasi dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Rencananya mereka berdua akan bertemu, hanya tinggal menunggu waktu yang tepat untuk membahas Pilpres 2019.

"Ya Pak Prabowo dan Pak SBY masih terus mencocokkan waktu karena Ketum memiliki agenda yang padat dan Insya Allah dalam waktu dekat beliau akan ketemu pada waktu yang cocok," katanya.

Dia menjelaskan, Demokrat kabarnya akan mengusung putra sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi calon orang nomor satu di Indonesia. Harapannya nanti Prabowo dapat berdampingan dengan AHY.

"Ada kehendak dan keinginan agar Pak Prabowo kembali diusung terutama capres 2019," terangnya.

Muzani mengklaim, 4 partai yang walkout saat pengambilan keputusan RUU Pemilu, yakni PAN, PKS, Gerindra dan Demokrat mulai membicarakan arah dukungan kepada Prabowo. Oleh karenanya, Prabowo dan SBY akan bertemu untuk melakukan penjajakan koalisi.

"Tapi paling tidak di dalam koalisi 4 partai yang kemarin sama sama kita WO dalam UU pemilu terus terang pembicaraan itu belum secara nyata mengarah seperti itu," klaimnya.

Anggota Komisi I DPR ini memprediksi peta koalisi baru akan terlihat pada akhir tahun 2017. Dengan demikian, partai-partai diharapkan memulai pembicaraan soal arah dukungan di Pilpres 2019 mendatang.

"Kalau akhir tahun ini atau awal tahun depan sudah tergambar pembicaraan-pembicaraan yang di sana sudah harus dilakukan dari sekarang. Sekalipun pembicaraan final itu belum tentu menggambarkan apa yang dibicarakan hari ini," tutupnya. [noe]

Tidak ada komentar: