Selasa, 10 Oct 2017 12:09
| editor : Ilham Safutra
Pengamat politik Universitas Paramadina, Hedri Satrio menilai,
apabila Prabowo maju lagi dalam Pilpres 2019 nanti, diduga mantan
Pangkostrad itu akan kalah lagi melawan Jokowi.
"Sekarang tuh Prabowo Subianto lebih cocok jadi king maker, karena
kalau maju kalah terus dia," ujar Hendri Satrio kepada JawaPos.com,
Selasa (10/10).
Menurut Hendri Satrio sudah saatnya Prabowo Subianto berada di
belakang layar, dan menyerahkan ke tokoh-tokoh yang lain. Apalagi
Prabowo Subianto sudah terbukti berhasil berada di belakang layar untuk
mencetak pemimpin ibu kota.
"Tapi kalau misalkan Prabowo Subianto mengusung orang, Prabowo Subianto menang terus. Di Jakarta misalnya menang," sambung Hendri.
Di Pilpres 2019 Hendri Satrio menyarankan supaya Prabowo Subianto membuat koalisi baru dengan partai-partai lain. Koalisi itu nantinya untuk mengusung tokoh yang dianggap mumpuni untuk bersaing dengan Jokowi di 2019 nanti. "Lebih baik di Pilpres 2019 nanti Prabowo Subianto membuat poros baru," kata Hendri Satrio.
Apalagi saat ini, sambungnya, saat ini mulai bermunculan berbagai nama yang memiliki elektabilitas cukup bagus dan bisa diusung dalam Pilpres 2019. Mulai dari Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang.
(cr2/JPC)
"Tapi kalau misalkan Prabowo Subianto mengusung orang, Prabowo Subianto menang terus. Di Jakarta misalnya menang," sambung Hendri.
Di Pilpres 2019 Hendri Satrio menyarankan supaya Prabowo Subianto membuat koalisi baru dengan partai-partai lain. Koalisi itu nantinya untuk mengusung tokoh yang dianggap mumpuni untuk bersaing dengan Jokowi di 2019 nanti. "Lebih baik di Pilpres 2019 nanti Prabowo Subianto membuat poros baru," kata Hendri Satrio.
Apalagi saat ini, sambungnya, saat ini mulai bermunculan berbagai nama yang memiliki elektabilitas cukup bagus dan bisa diusung dalam Pilpres 2019. Mulai dari Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang.
(cr2/JPC)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar