Sabtu, 16 Desember 2017

Kocak! Anies Baswedan Kaget Lihat Kali di Jatipadang Lenyap, Lalu Buru-buru Usir Warga

Kocak! Anies Baswedan Kaget Lihat Kali di Jatipadang Lenyap, Lalu Buru-buru Usir Warga
Kompas.com
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau tanggul Jatipadang yang jebol, Selasa (13/12/2017). (KOMPAS.com/JESSI CARINA)
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Theo Yonathan Simon Laturiuw
WARTA KOTA, GAMBIR - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan kaget melihat saluran air dan kali di kawasan Jatipadang yang mendadak lenyap saat dirinya memantau kesana, Rabu (13/12/2017).
Anies memilih memantau kawasan Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan lantaran salah satu lokasi banjit terparah pada Senin (11/12/2017).
Tanggul kali di kawasan itu sempat jebol sehingga membuat sejumlah warga mengungsi.
Tapi Anies terkejut sendiri saat mengunjungi kawasan itu, berjalan dari satu gang ke gang lain..
Dia menemukan bangunan yang mempersempit saluran, bahkan dia melihat kali yang ia ikuti mendadak hilang tertutup bangunan.
"Masalah besarnya adalah penyempitan sungai. Kita lihat betapa sungainya makin kecil dan sempit dan jejak kalinya hilang. Jadi kita jalan tau tau udah nggak ada kalinya, karena ditutup oleh jalan. Rumah rumah nempel semua. Ini hulu masalahnya," kata Anies usai mengunjungi lokasi banjir di Jatipadang, Rabu (13/12/2017).
Lantaran kaget, Anies lalu mengunjungi salah satu pemilik rumah yang bangunannya menutupi kali.
Anies lalu meminta pemilik rumah agar bersedia pindah lantaran menyengsarakan orang lain. Intinya Anies mau menggusurnya.
Bahkan Anies mempribahasakan jadilah orang yang bermanfaat ketimbang menjadi masalah bagi orang lain.
Anies juga berjanji pemerintah pasti akan menunaikan kewajiban keuangan sesuai dengan ketentuan yang ada
"Ibu pemilik rumah yang menutup aliran kali itu langsung mau. Kami akan terapkan pendekatan yang sama kepada rumah di bantaran kali. Kita dudukan bahwa rumah rumah ini bukan sekedar bertentangan dengan aturan. jadi bukan sekedar aturan ya. tetangganya sendiri sengasara. mau diteruskan? tega? jangan lah," kata Anies.
Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta, Teguh Hendrawan menyalahkan berbagai pihak terkait banjir yang terjadi beberapa hari belakangan ini.
Dia menyalahkan mulai dari pemilik bangunan di bantaran kali yang sulit dibebaskan, pemerintah pusat yang kerap meminta anggaran dari DKI, hingga proyek pembangunan yang membuat aliran air tersumbat oleh materialnya.
Misalnya saja terkait bangunan di bantaran kali, Teguh menyatakan kerap terkendala bangunan ketika ingin megeruk sungai dan memperbaiki tanggul.
Dirinya kerap kehabisan waktu, pikiran dan tenaga saat ingin membebaskan lahan.
"Tinggal gimana Gubernur pendekatan dengan masyarakat. kapanpun kebutuhan masyarakat kita semua punya. tinggal gimana warganya. Nggak perlu nunggu anggaran disetujui dan lain-lain. kita jalan terus," ucap Teguh.
Terkait penanganan banjir yang akan dilakukan di jatipadang, lanjut Teguh,akan dikerjakan sesuai arahan Gubernur Anies.
Dimana penanganan dari hulunya yakni waduk setu babakan harus sebanyak-banyaknya mengurangi debit air yang mengalir ke kali penghubung di Jatipadang.
Sebenarnya, kata Teguh, banjir di Jatipadang tak ubahnya sama terjadi di kali krukut di Kemang.
Hanya saja penanganan di kemang lebih cepat karena aksesnya mudah.
Sementara di kali pulo jatipadang aksesnya sempit karena bangunan warga.
"Jadi kalau hitung hilir, dari babakan sampai ke mampang, ini hilirnya sampai mampang nih. itu kali mampang, yang alat berat dan pak Gub ninjau, itu di hilirnya. Itu sedang kita kerjakan. Jadi paling tidak progres airnya kalo diliat dari jalan air udah bagus," kata Teguh.
Sementara itu, Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Bestari Barus meminta Dinas SDA jangan terburu-buru menyalahkan pihak lain sebagai penyebab banjir.
Sebab, DPRD sudah menyetujui besaran anggaran yang mencapai ratusan miliar rupiah.
Pada 2018 untuk petugas pasukan biru saja, kata Bestari senilai Rp 600 Miliar, sebelumnya Rp 500 Miliar lebih.
Seharusnya, kata Bestari, hal itu bisa diefektifkan penugasanya. Sehingga, meskipun disebabkan oleh apapun, saluran air tidak akan tersumbat.
"Dinas SDA harus menyatu didalam program penanganan banjir. Baik dengan dinas Bina Marga, Taman dan sebagainya. Jangan sendiri-sendiri. Gubernur Anies harus segera lakukan percepatan. Kan banyak tuh tim gubernur yang dananya dari angaran rakyat," ucap Bestari.

Tidak ada komentar: