Sudrajat - detikNews
Tuan
Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi bicara blak-blakan soal hubungannya
dengan Prabowo dan Jokowi. (Foto: Muhammad Ridho/detikcom)
Jakarta -
Dari
tlatah Nusa Tenggara Barat, nama TGH Muhammad
Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB) kini naik ke kancah nasional.
Namanya disebut layak menjadi calon wakil presiden untuk mendampingi
Joko Widodo (Jokowi) ataupun Prabowo Subianto.
Siapa nyana, dia
punya kisah menarik soal hubungannya dengan Jokowi dan Prabowo. Pada
2014, TGB menjadi anggota tim pemenangan untuk pasangan calon presiden
dan wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Pada akhirnya
Prabowo-Hatta kalah. Jokowi, yang berpasangan dengan Jusuf Kalla,
menjadi Presiden dan Wakil Presiden 2014-2019. Tuan Guru Bajang kembali
melakukan tugasnya sebagai Gubernur NTB.
Pada
saat Jokowi melakukan kunjungan kerja pertama ke NTB, Tuan Guru Bajang
melapor bahwa 2014 pernah menjadi anggota tim pemenangan Prabowo-Hatta.
Hal itu dikatakan TGB saat blak-blakan dengan
detikcom, yang ditayangkan pada Senin, 26 Maret 2018.
"Saya dulu ketua tim pemenangan Prabowo di NTB 2014. Ketika Pak Jokowi
datang pertama kali kunker, itu yang pertama kali saya sampaikan kepada
Presiden. Bahwa saya adalah ketua tim pemenangan Prabowo di daerah ini
saat pemilu. Dia (Jokowi) ketawa
aja, gitu selesai," kata TGB.
Kini
nama TGB, yang pernah menjadi anggota tim pemenangan Prabowo-Hatta,
diunggulkan untuk menjadi calon wakil presiden. Dia bersyukur namanya
digadang-gadang maju Pilpres 2019. Meski belum cukup tinggi,
elektabilitas TGB sudah mulai terlihat di survei-survei Pilpres 2019.
TGB
mengaku juga tak melakukan 'kampanye' terkait pencapaian elektabilitas
sebagai cawapres tersebut. Dia hanya sering melakukan safari dakwah ke
beberapa daerah. Sayang, dia tak menyebut lokasi safari dakwahnya
tersebut.
"Saya
tidak mungkin kan bilang, nanti dibilang pencitraan. Tapi ya sudahlah
apa pun persepsinya. Saya pikir yang penting kita berkontribusi dan yang
paling esensial adalah keliling saya itu selalu mengingatkan bagaimana
kita menjaga antara keislaman dan kebangsaan. Itu dua hal baik yang
tidak boleh kita pertentangkan di republik ini," papar TGB.
(erd/erd)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar