Foto: Laily Rachev/Biro Pers Setpres
Jakarta -
Hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018 disebut akan menjadi salah satu faktor bagi kubu Joko Widodo (Jokowi) maupun Prabowo Subianto untuk menentukan calon wakil presiden. Hal itu dikatakan oleh Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes. Hasil pemilihan gubernur-wakil gubernur di Jawa Barat dan Jawa Tengah, menurut Arya memperlihatkan bahwa kekuatan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di dua daerah itu mulai berkurang. Di Jawa Barat pada Pemilu 2014 lalu, PDIP menang dengan perolehan suara lebih dari 20 persen.
"Dengan berkurangnya kekuatan PDIP di Jabar dan Jateng, posisi PDIP mulai melemah di hadapan Jokowi. Bargaining Mega dengan Jokowi mulai melemah," kata Arya saat berbincang dengan detikcom, Senin (2/7/2018).
Ini berbeda dengan 2014. Saat itu posisi Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDIP sangat powerfull. Sebaliknya sekarang kekuatan Jokowi bertambah lantaran ada dukungan dari NasDem, Golkar, Hanura, PPP dan lainnya.
Jokowi disebut akan mengalami dilema. Melihat hasil Pilgub Jabar dan Jateng, Arya memprediksi Jokowi akan melakukan perubahan strategi. Sosok Cawapres seperti Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum PPP Romahurmuziy (Romi) akan serius dilirik untuk memperkuat suara di Jawa dan mengimbangi Prabowo. Strategi berikutnya, Jokowi akan memperbanyak konsolidasi di pulau Jawa. Khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Barat.
(erd/jat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar