Selasa, 31 Juli 2018

Inikah Penyebab Arema FC Terpuruk di Liga 1 2018?

Inikah Penyebab Arema FC Terpuruk di Liga 1 2018? - JPNN.COM Kurnia Meiga saat memperkuat Timnas Indonesia. Foto: dok.JPNN.com
jpnn.com, MALANG - Arema FC baru menjalani 13 laga dari total 34 pertandingan di ajang Liga 1 2018. Masih ada kesempatan untuk mengerek posisi. Saat ini, tim berjuluk singo edan tersebut berada peringkat 15 klasemen sementara dengan 15 poin.
Arema FC sebenarnya mengawali liga 1 2018 dengan penuh kegairahan. Ekspektasinya adalah memperbaiki prestasi dibanding musim lalu yang hanya finis di peringkat sembilan. Alih-alih membaik, tim ini justru babak belur di awal kompetisi.
Tim ini mengawali laga pembuka dengan mengecewakan, yakni bermain imbang 2-2 melawan Mitra Kukar di Stadion Kanjuruhan. Start yang buruk kemudian berimbas pada laga-laga Arema berikutnya. Tak heran, Arema banyak kehilangan poin di kandang sendiri.
Dari total 6 laga kandang yang dilakoni, Arema gagal meraih tiga kali kemenangan dan hanya meraih hasil imbang, yakni ketika melawan Mitra Kukar (2-2), Persib Bandung (2-2), dan PSM Makassar (1-1).
Berdasarkan evaluasi dari manajemen, ada banyak penyebab kenapa Arema FC terbenam di awal kompetisi. Salah satunya adalah faktor dari pelatih kepala.”Memang pelatih di samping skill, memang harus bisa handling tim,” ucap General Manager Arema FC Ruddy Widodo, awal pekan lalu.
Ia menjelaskan, bahwa pelatih Arema sebelumnya yakni Joko ’Gethuk’ Susilo masih dirasa kurang dan belum memiliki kemampuan seperti ini.”Mungkin bukan karena tidak punya, mungkin belum punya saja,” imbuhnya.
Sebenarnya, kekhawatiran pihak manajemen itu muncul setelah melakon dua laga pra musim. Ketika itu, performa Arema FC belum menunjukkan permainan yang bagus.
”Sebenarnya setelah Piala Presiden dan Piala Gubernur Kaltim tersebut kita sudah ada sedikit kekhawatiran,” kata pria berlatarbelakang pengusaha ini.
”Seharusnya ketika tim asing tidak bermain, suatu tim itu performanya turun atau kalah. Tapi kasus di Arema justru berbeda,” terangnya. Oleh karena itu, ia mencoba mencari beberapa pemain asing pengganti.
Tak hanya itu, ia juga ingin meminjamkan beberapa pemain dengan jam terbang minim agar bisa memperoleh pengalaman.
Selain hal itu, ia juga menjelaskan bahwa banyaknya pemain yang absen lantaran cedera atau dipanggil tim nasional membuat dia pusing.
“Kami ada Bagas (Adi Nugroho) dan Hanif (Sjahbandi) yang dipanggil timnas, ketika kami bermain saya tidak memiliki banyak pemain,” ujarnya. Ia beranggapan bahwa di Eropa, ia menyebutkan kompetisi akan diberhentikan ketika ada agenda tim nasional yang bertandinga, sehingga klub tidak dirugikan.
Meski begitu, ia merasa bahwa hal itu merupakan pelajaran bagi dirinya.”Tapi itu tidak masalah. Dengan begini saya juga sedikit demi sedikit memahami regulasi yang terdapat di Indonesia,” beber pelatih berlisensi kepelatihan UEFA Pro tersebut. (gg/riq)

Tidak ada komentar: