Kurnia Meiga saat memperkuat Timnas Indonesia. Foto: dok.JPNN.com
jpnn.com, MALANG
- Arema FC baru menjalani 13 laga dari total 34 pertandingan di ajang
Liga 1 2018. Masih ada kesempatan untuk mengerek posisi. Saat ini, tim
berjuluk singo edan tersebut berada peringkat 15 klasemen sementara
dengan 15 poin.
Arema FC sebenarnya
mengawali liga 1 2018 dengan penuh kegairahan. Ekspektasinya adalah
memperbaiki prestasi dibanding musim lalu yang hanya finis di peringkat
sembilan. Alih-alih membaik, tim ini justru babak belur di awal
kompetisi.
Tim ini mengawali laga
pembuka dengan mengecewakan, yakni bermain imbang 2-2 melawan Mitra
Kukar di Stadion Kanjuruhan. Start yang buruk kemudian berimbas pada
laga-laga Arema berikutnya. Tak heran, Arema banyak kehilangan poin di
kandang sendiri.
Dari total 6 laga
kandang yang dilakoni, Arema gagal meraih tiga kali kemenangan dan hanya
meraih hasil imbang, yakni ketika melawan Mitra Kukar (2-2), Persib
Bandung (2-2), dan PSM Makassar (1-1).
Berdasarkan
evaluasi dari manajemen, ada banyak penyebab kenapa Arema FC terbenam
di awal kompetisi. Salah satunya adalah faktor dari pelatih
kepala.”Memang pelatih di samping skill, memang harus bisa handling
tim,” ucap General Manager Arema FC Ruddy Widodo, awal pekan lalu.
Ia
menjelaskan, bahwa pelatih Arema sebelumnya yakni Joko ’Gethuk’ Susilo
masih dirasa kurang dan belum memiliki kemampuan seperti ini.”Mungkin
bukan karena tidak punya, mungkin belum punya saja,” imbuhnya.
Sebenarnya,
kekhawatiran pihak manajemen itu muncul setelah melakon dua laga pra
musim. Ketika itu, performa Arema FC belum menunjukkan permainan yang
bagus.
”Sebenarnya setelah Piala
Presiden dan Piala Gubernur Kaltim tersebut kita sudah ada sedikit
kekhawatiran,” kata pria berlatarbelakang pengusaha ini.
”Seharusnya ketika tim asing tidak
bermain, suatu tim itu performanya turun atau kalah. Tapi kasus di Arema
justru berbeda,” terangnya. Oleh karena itu, ia mencoba mencari
beberapa pemain asing pengganti.
Tak hanya itu, ia juga ingin meminjamkan beberapa pemain dengan jam terbang minim agar bisa memperoleh pengalaman.
Selain
hal itu, ia juga menjelaskan bahwa banyaknya pemain yang absen lantaran
cedera atau dipanggil tim nasional membuat dia pusing.
“Kami
ada Bagas (Adi Nugroho) dan Hanif (Sjahbandi) yang dipanggil timnas,
ketika kami bermain saya tidak memiliki banyak pemain,” ujarnya. Ia
beranggapan bahwa di Eropa, ia menyebutkan kompetisi akan diberhentikan
ketika ada agenda tim nasional yang bertandinga, sehingga klub tidak
dirugikan.
Meski begitu, ia merasa
bahwa hal itu merupakan pelajaran bagi dirinya.”Tapi itu tidak masalah.
Dengan begini saya juga sedikit demi sedikit memahami regulasi yang
terdapat di Indonesia,” beber pelatih berlisensi kepelatihan UEFA Pro
tersebut. (gg/riq)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar