Tampilkan postingan dengan label AS-Rusia di Suriah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label AS-Rusia di Suriah. Tampilkan semua postingan

Minggu, 15 April 2018

Pemberontak Suriah Tembak Jatuh Jet Sukhoi 25 Rusia Pakai MANPAD

Reporter:Yon Yoseph
Editor:Budi Riza
Pesawat Sukhoi 25 milik militer Rusia ditembak jatuh di Provinsi Idblib oleh pemberontak Suriah menggunakan rudal antipesawat terbang portabel MANPAD -- Reuters.
TEMPO.CO, Jakarta - Pemberontak Suriah menembak jatuh sebuah pesawat tempur Rusia Sukhoi 25 di Provinsi Idlib Barat. Kementerian Pertahanan Rusia mengkonfirmasi penembakan yang terjadi pada Sabtu, 3 Februari 2018.
Kementerian menyatakan pilot pesawat Sukhoi 25 atau SU 25 dilaporkan menggunakan kursi lompat untuk menyelamatkan diri setelah pesawatnya dihantam rudal pertahanan udara portabel MANPAD, yang dibawa pasukan pemberontak.
 
Namun, pilot terbunuh dalam adu tembak saat mencoba melawan para pemberontak Suriah, yang berusaha menangkapnya.
"Pilot itu berhasil selamat setelah ditembak jatuh di daerah yang dikuasai oleh milisi Jabhat al-Nusra, namun kemudian dia meninggal dalam pertempuran dengan para teroris," demikian pernyataan dari kementerian Pertahanan Rusia seperti dilansir Al Jazeera pada 4 Februari 2018. Berita ini juga dilansir Reuters dan TASS.
 
Penembakan pesawat ini diklaim oleh milisi Hay'et Tahrir al-Sham, yang biasa dikenal dengan nama Tahrir al-Sham. Kelompok ini dipelopori oleh bekas anggota Front al-Nusra, yang dulunya merupakan cabang al-Qaeda di Suriah.
Pemerintah Amerika Serikat membantah telah menyuplai kelompok pemberontak dengan rudal antipesawat terbang MANPAD, yang canggih itu. "Kami sangat prihatin atas kejadian ini," kata Heather Nauert, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS.
Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan jenazah yang diduga merupakan pilot pesawat tempur Rusia itu.
Tak lama berselang, militer Rusia mengerahkan pesawat tempur untuk melakukan lebih banyak serangan udara di wilayah di mana pesawat itu ditembak jatuh.
Menurut kementerian Pertahanan, setidaknya 30 orang tewas dalam pemboman balasan itu.
Pesawat Rusia ditembak jatuh di atas Provinsi Idlib, yang merupakan salah satu zona de-eskalasi. Zona ini dibentuk di Suriah pada September lalu untuk mengurangi konflik itu.
Namun, pemboman dari pasukan pemerintah Suriah dan sekutu Rusia terus berlanjut.
Rumah sakit, pasar dan toko roti di seluruh Provinsi Idlib, yang diyakini merupakan daerah pemberontak terbesar yang tersisa di Suriah, menjadi target serangan udara pasukan pemerintah Suriah.
Puluhan ribu warga sipil Suriah meninggalkan daerah itu, yang merupakan rumah bagi lebih dari dua juta orang, yang kebanyakan merupakan mengungsi. Pasukan Rusia dan Suriah kerap menggelar operasi militer di wilayah ini.

Serangan udara Suriah di wilayah pemberontak dilaporkan gunakan 'klorin'

6 Februari 2018
Hasil gambar untuk serangan rusia pemberontak suriah
Berbagai laporan dari Suriah utara menyebutkan setidaknya 20 orang meninggal dunia dalam serangan di wilayah yang dikuasai pemberontak di Provinsi Idlib.
Beberapa sumber mengatakan gas beracun kemungkinan digunakan dalam serangan.
Di antara sumber itu terdapat seorang dokter yang berhubungan langsung dengan para petugas medis dalam menangani para pasien korban serangan di Saraqeb, Idlib.
"Helikopter menjatuhkan bom yang mengandung klorin di Saraqeb dan 15 warga sipil terkena racun. Kami mendapat foto-foto ini dari rumah sejumlah rumah sakit yang ada di sekitarnya dan dari Helm Putih," kata dr Jad (bukan nama sebenarnya).Helm Putih adalah kelompok relawan Pertahanan Sipil Suriah.

Pemerintah bantah

Ditambahkannya tiga anggota Helm Putih juga terpapar racun dan mengalami gangguan pernafasan, sama dengan penduduk sipil yang dibawa ke rumah sakit.
"Badan mereka berbau klorin dan mereka menunjukkan gejala-gejala seperti gatal pada mata dan agitasi," jelasnya.
Sejumlah warga setempat menuturkan bahwa bom yang dijatuhkan dari helikopter mengeluarkan bau yang menyengat.
Pemerintah Suriah membantah tudingan bahwa pasukannya menggunakan senjata kimia dalam serangan ini.
Dalam tempo satu malam (04/02), pasukan pemerintah melancarkan puluhan serangan udara di Idlib.
Sebuah rumah sakit di Kafranbel dilaporkan digempur beberapa kali. Serangan kali ini dilancarkan sehari setelah pemberontak menembak jatuh pesawat tempur Rusia, Su-25, dan menyebabkan pilotnya meninggal dunia.
Pemerintah Suriah berusaha merebut kebali wilayah Provinsi Idlib, salah satu wilayah utama yang masih dikendalikan oleh kubu pemberontak.

Serangan Udara Suriah dan Rusia terhadap Pemberontak Tewaskan 24 Orang

Serangan udara menghantam daerah kantong pemberontak Suriah, Ghouta timur, Sabtu (24/2), menewaskan sedikitnya 24 orang dan meningkatkan jumlah korban sipil dalam satu pekan ini menjadi lebih 500 orang. (Syrian Civil Defense White Helmets via AP).
Satu lagi gelombang serangan udara menghantam daerah kantong pemberontak Suriah, Ghouta timur, Sabtu (24/2), menewaskan sedikitnya 24 orang dan meningkatkan jumlah korban sipil dalam satu pekan ini menjadi lebih 500 orang, termasuk lebih dari 120 anak-anak, kata kelompok pemantau yang berbasis di Inggris.
Pemantau Hak Azasi Suriahdan para saksi, Sabtu (2/2) mengatakan serangan pemboman selama sepekan oleh pemerintah Suriah dan Rusia itu tidak henti-hentinya sehingga petugas pertolongan pertama belum mendapat peluang untuk menghitung mayat.
“Korban mungkin lebih banyak lagi,” kata Siraj Mahmoud, juru bicara pertahanan sipil. “Kami tidak dapat menghitung korban jiwa kemarin atau sehari sebelumnya karena pesawat-pesawat tempur terus lalu-lalang di angkasa.”
Dalam salah satu serangan udara yang paling banyak menjatuhkan korban jiwa dalam perang tujuh tahun itu, kelompok pemantau tadi mengatakan serangan hari Sabtu (24/2) menyasar Douma, Hammouriyeh dan beberapa kota lain.

Warga yang bersembunyi di sarana medis organisasi amal dan lantai bawah tanah mengutuk serangan terhadap 12 rumah sakit di daerah Ghouta, satu-satunya basis besar pemberontak yang tersisa dekat ibukota Damaskus.
Belum ada tanggapan dari pemerintah Suriah. Tetapi pemerintah Suriah dan Rusia sebelumnya telah mengatakan mereka hanya mengejar militan dalam usaha menghentikan serangan mortar mereka terhadap Damaskus. [gp]

Serangan Senjata Kimia di Douma, Trump Beri Peringatan Tegas

Serangan Senjata Kimia di Douma, Trump Beri Peringatan Tegas
Tribunnews.com
Serangan Senjata Kimia di Douma 
SERAMBINEWS.COM, WAHSHINGTON - Terkait serangan senjata kimia pasukan pemerintah Suriah pada Sabtu lalu, Amerika Serikat (AS) menyatakan akan segera melakukan intervensi militer.
Menurut berita yang dilansir dari Tribunnews.com yang dikutib dari New York Times, Selasa (10/4/2018), Presiden AS Donald Trump menyatakan akan memutuskan tindakan militer di Suriah.
Dalam pertemuannya bersama pejabat militer dan pejabat keamanan nasional pada Senin malam, Trump mengatakan akan mencari tahu siapa pelaku serangan di Douma.

"Jika Rusia, jika Suriah, jika Iran, jika semuanya bersama, kita akan mencari tahu dan kita akan segera tahu jawabannya," kata Trump dikutip The New York Times.
Trump juga tidak menafikkan kalau, Presiden Rusia Vladimir Putin ada dibalik serangan itu. Trump juga berjanji akan membuat semua orang yang terlibat akan menerima akibatnya.
"Dia (Putin) bisa saja, dan jika dia melakukannya, itu akan sangat sulit, sangat sulit. Semua orang akan menerima akibatnya. Dia, dan semua orang (yang terlibat) akan menerima akibatnya," tegas Trump. (*)


Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Serangan Senjata Kimia di Douma, Trump Beri Peringatan Tegas, http://aceh.tribunnews.com/2018/04/10/serangan-senjata-kimia-di-douma-trump-beri-peringatan-tegas.

Editor: Amirullah

Suriah Makin Tegang, Amerika Serikat Ancam Serangan Militer, Rusia Siapkan Pertahanan "Cincin Baja"


Suriah Makin Tegang, Amerika Serikat Ancam Serangan Militer, Rusia Siapkan Pertahanan
Sistem pertahanan S-400 buatan Rusia.(AFP/NATALIA KOLESNIKOVA) 
SERAMBINEWS.COM, DAMASKUS - Situasi di Suriah semakin tegang terkait pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengancam akan melakukan serangan militer ke negeri itu.
Menghadapi ancaman tersebut, sebagai sekutu terdekat Suriah, pemerintah Rusia menyediakan sistem perlindungan "cincin baja" di sekitar ibu kota Suriah.
Perlindungan ini berupa sistem pertahana udara canggih S-400 yang disiapkan Kremlin untuk melindungan Bashar al-Assad.
Sistem pertahanan udara ini dirancang mampu untuk menghancurkan pesawat tempur, rudal penjelajah dan balistik, termasuk rudal jarak menengah, serta bisa digunakan untuk menghantam sasaran di darat.

Sistem pertahanan udara S-400 pertama kali dikirim ke Suriah pada 2015.
Dan, dengan kemampuan daya tembak hingga 400 kilometer maka sistem pertahanan ini mampu menciptakan "payung" pelindung di hampir seluruh wilayah Suriah.
Sistem persenjataan ini juga disebut mampu menembak jatuh 80 sasaran secara simultan dan peluru yang ditembakkan memiliki kecepatan lebih dari 16.000 kilometer per jam.

Rusia yang berniat bisa menjual sistem pertahanan ini ke Turki dan Iran berharap kemampuan S-400 menangkal persenjataan Amerika Serikat menjadi promosi terbaik.
Setiap unit sistem pertahanan S-400 itu dijual dengan harga 400 juta dolar AS atau sekitar Rp 5,5 triliun.
Rusia sebelumnya sudah mengerahkan sejumlah S-400 ke pangkalan militernya di Suriah untuk menangkal serangan Turki.
Hal itu dilakukan saat Rusia dan Turki berada di ambang konflik setelah sebuah jet tempur AU Turki menembak jatuh pesawat pengebom Rusia di perbatasan Suriah pada Nobvember 2015.

Sementara itu, untuk rencana serangan militer ke Suriah, Amerika Serikat sudah menyiapkan gugus tugas yang dipimpin kapal induk USS Harry S Truman.
Gugus tugas ini diperkuat delapan kapal perang, 90 pesawat tempur, serta persenjataan canggih lainnya.
Sementara itu, Inggris menyiapka 8 jet tempur tornado, dua pesawat pengintai Sentinel, tiga pesawat angkut, serta sejumlah kapal selam.

Rusia yang berniat bisa menjual sistem pertahanan ini ke Turki dan Iran berharap kemampuan S-400 menangkal persenjataan Amerika Serikat menjadi promosi terbaik.
Setiap unit sistem pertahanan S-400 itu dijual dengan harga 400 juta dolar AS atau sekitar Rp 5,5 triliun.
Rusia sebelumnya sudah mengerahkan sejumlah S-400 ke pangkalan militernya di Suriah untuk menangkal serangan Turki.
Hal itu dilakukan saat Rusia dan Turki berada di ambang konflik setelah sebuah jet tempur AU Turki menembak jatuh pesawat pengebom Rusia di perbatasan Suriah pada Nobvember 2015.

Sementara itu, untuk rencana serangan militer ke Suriah, Amerika Serikat sudah menyiapkan gugus tugas yang dipimpin kapal induk USS Harry S Truman.
Gugus tugas ini diperkuat delapan kapal perang, 90 pesawat tempur, serta persenjataan canggih lainnya.
Sementara itu, Inggris menyiapka 8 jet tempur tornado, dua pesawat pengintai Sentinel, tiga pesawat angkut, serta sejumlah kapal selam.

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Suriah Makin Tegang, Amerika Serikat Ancam Serangan Militer, Rusia Siapkan Pertahanan "Cincin Baja", http://aceh.tribunnews.com/2018/04/12/suriah-makin-tegang-amerika-serikat-ancam-serangan-militer-rusia-siapkan-pertahanan-cincin-baja?page=2.

Editor: faisal

Presiden Suriah Akhirnya Buka Suara soal Serangan AS-Sekutunya

Sabtu 14 April 2018, 19:23 WIB
Novi Christiastuti - detikNews
Presiden Suriah Akhirnya Buka Suara soal Serangan AS-Sekutunya Presiden Suriah Bashar al-Assad (Dok. Reuters)
FOKUS BERITA: 
Damaskus - Presiden Suriah, Bashar al-Assad, memberikan komentar pertamanya usai wilayahnya diserang oleh Amerika Serikat (AS) bersama Inggris dan Prancis. Apa komentar Assad?

"Agresi ini hanya akan membuat Suriah dan rakyatnya lebih bertekad untuk tetap berjuang dan menghancurkan terorisme di setiap sudut negara ini," tegas Assad dalam pernyataan yang dirilis kantor Kepresidenan Suriah yang disampaikan televisi nasional Suriah dan dilansir AFP, Sabtu (14/4/2018).

Pernyataan itu disampaikan Assad kepada Presiden Iran, Hassan Rouhani, yang meneleponnya untuk menyatakan dukungan pada Suriah. Dalam percakapan telepon itu, Rouhani 'menyampaikan keyakinannya bahwa agresi ini tidak akan memperlemah tekad rakyat Suriah dalam memerangi terorisme'.

Iran yang merupakan sekutu rezim Assad, telah menyatakan kecaman keras bagi serangan AS dan sekutunya itu. Kementerian Luar Negeri Iran dalam pernyataannya telah memperingatkan AS dan sekutunya bahwa mereka akan menghadapi konsekuensi besar atas aksinya ini. Serangan rudal oleh AS, Inggris dan Prancis itu disebut oleh Iran, telah 'melanggar aturan dan hukum internasional'.

"Tidak diragukan, Amerika Serikat dan sekutunya, yang mengambil aksi militer terhadap Suriah meski tidak ada bukti ... akan menanggung tanggung jawab untuk konsekuensi kawasan dan lintas kawasan dari adventurisme ini," sebut Kementerian Luar Negeri Iran dalam pernyataannya.

Serangan udara AS, Inggris dan Prancis pada Sabtu (14/4) dini hari, menargetkan sejumlah fasilitas senjata kimia milik Suriah. Serangan itu bertujuan menghukum rezim Assad yang diyakini mendalangi serangan kimia di Douma, pekan lalu. Rezim Assad telah membantah tudingan itu.

Militer AS disebut mengerahkan kapal perang dan pesawat pengebom dalam serangan itu. Sedangkan Inggris mengerahkan empat jet tempur Tornado yang menembakkan sejumlah rudal Storm Shadow ke target-target di Suriah. Militer Prancis mengerahkan kapal perang jenis frigate dan jet tempur Rafale yang mampu menembakkan rudal jelajah ke target, tanpa memasuki wilayah Suriah.

Dalam pernyataan terpisah, otoritas Suriah mengakui serangan rudal itu mengenai sebuah depot militer di Homs dan pusat penelitian di Damaskus. Namun Suriah, bersama sekutunya, Rusia, juga menyebut sekitar 71 rudal dari 110 rudal yang ditembakkan AS dan sekutunya, berhasil ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Suriah. Disebutkan juga bahwa tiga warga sipil di Homs terluka akibat serpihan rudal yang ditembak jatuh itu.
(nvc/nkn)

Asap dan Puing yang Tersisa dari Serangan AS ke Suriah

Minggu 15 April 2018, 05:45 WIB
Elza Astari Retaduari - detikNews
Asap dan Puing yang Tersisa dari Serangan AS ke Suriah Foto: Pusat penelitian Suriah di Barzah yang dirudal AS Cs. (LOUAI BESHARA/AFP).
Damaskus - Serangan Amerika Serikat beserta sekutunya, Inggris dan Prancis, masih menyisakan asap di Distrik Barzah, Damaskus, Suriah. Serangan itu menyisakan puing-puing bangunan yang luluh lantak akibat rudal.

Dilansir Reuters, kondisi di sisa-sisa kompleks penelitian Suriah di Distrik Barzah masih menyisakan bau dan asap 10 jam setelah serangan, Sabtu (14/4/2018). Fasilitas penelitian ini merupakan program rahasia senjata kimia pemerintah Suriah.

Serangan AS Cs salah satunya menyasar Pusat Penelitian ilmiah Suriah ini. Kompleks penelitian tersebut terletak di atas perbukitan yang curam dan kering. Lokasinya berada di timur laut pusat kota Damaskus.

AS Cs menyerang sejumlah lokasi di Suriah karena tudingan atas serangan kimia beracun oleh rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad ke wilayah Ghouta, daerah yang merupakan benteng terbesar pemberontak melawan Assad. Dipercayai, rezim Assad yang didukung oleh Rusia melepas senjata kimia sehingga membuat sejumlah nyawa warga Ghouta melayang beberapa waktu lalu. Inilah yang memicu AS bersama Inggris dan Prancis melakukan serangan.

Pusat penelitian Ilmiah di Barzah tak jauh dari Ghouta Timur, tempat terjadinya serangan kimia. Pihak pemerintah Suriah mengajak sejumlah media melihat sisa-sisa fasilitas penelitian ilmiah yang sudah diserang itu.

Kepala Departemen Polimer Pusat Suriah, Saeid Saeid mengatakan gedung-gedung itu sebelumnya digunakan untuk meneliti dan membuat komponen obat yang tidak dapat diimpor. Dia mengklaim, salah satu yang tengah diteliti dalam program rahasia Rusia itu adalah obat untuk kanker dan anti-racun.

Amerika Serikat sendiri menuding pusat penelitian ilmiah di Barzah tengah melakukan pengembangan, produksi dan pengujian senjata kimia serta bilogi. AS mengatakan, 76 dari 115 total rudal telah ditembakkan ke lokasi ini.

"Berhasil menghancurkan tiga gedung Damaskus, salah satu wilayah kedirgantaraan yang paling dijaga di dunia," sebut Direktur Staf Gabungan AS, Letjen Kenneth McKenzie.

Setelah 10 jam pasca penyerangan, bau mesiu dan asap masih mengotori sisa-sia lima bangunan di Barzah yang hancur. Tampak hanya satu bangunan dan gerbang kompleks yang masih selamat, meski rusak berat.

Sebagian besar bangunan telah hancur menjadi puing-puing. Beberapa masih dengan sudut yang tegak. Kemudian ada juga lempengan beton yang dulunya atap atau lantai, tergantung pada sudut yang aneh.

Asap dan Puing yang Tersisa dari Serangan AS ke SuriahFoto: Bus tersisa kerangkanya saja setelah kena ledakan. (LOUAI BESHARA/AFP).

Terlihat sebuah bus yang diparkir di dekat bangunan hanya tinggal kerangka. Jendela-jendelanya pecah. Pohon-pohon palem tampak compang camping, seolah telah kehilangan banyak daunnya.

Di tengah-tengah puing di tepi kompleks itu terlihat buku-buku hangus, masker dan sarung tangan laboratorium, arsip, meja, paket kardus yang ditandai dengan nama obat-obatan, kursi-kursi, dan lembaran kertas yang ditiup angin.

Ada pula potongan-potongan jas lab hijau dan putih tergantung di dahan-dahan pohon. Jas-jas tersebut terhempas oleh ledakan dan kemudian terbawa angin.
(elz/elz)

Perang Suriah: Dilaksanakan sempurna, kata Presiden Trump

Krisis Suriah Kian Pelik, Beginilah Head to Head Adu Kekuatan Militer Amerika Serikat vs RusiaPresiden Amerika Serikat, Donald Trump, memuji serangan udara atas Suriah sebagai 'dilaksanakan sempurna' dengan menambahkan 'misi tercapai'.
Dalam pesan Twitter Sabtu (14/04) pagi waktu Washington, dia juga mengucapkan terimakasih kepada Inggris dan Prancis karena 'kearifan mereka dan kekuatan militer yang baik'.
Serangan udara Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis disebutkan sebagai tanggapan atas serangan senjata kimia oleh pemerintah Suriah terhadap warga sipil di Douma, pekan lalu.

Trump, lewat cuitan bangun tidurnya, juga menambahkan rasa bangga atas kekuatan militer Amerika Serikat, yang menurutnya, "akan menjadi, setelah anggaran miliaran dolar yang sudah disetujui, terbaik yang pernah dimiliki Negara."
Sebelumnya, Departemen Pertahanan Amerikat Serikat menyebut ada tiga sasaran dari serangan udara Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis.
  • Sarana pusat penelidian di Damaskus, yang diduga berkaitan dengan produksi senjata kimia dan biologi.
  • Gedung penyimpanan senjata kimia di sebelah barat Homs
  • Gedung penyimpanan peralatan senjata kimia dan pos komando yang penting, juga dekat Homs
Di Suriah, Presiden Bashar al-Assad, mengatakan bahwa serangan rudal atas negaranya oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis membuat dia semakin lebih bertekad untuk memerangi terorisme.
Assad juga menuduh Barat kehilangan kredibilitas.
Sebuah operasi gabungan bersama angkatan bersenjata Prancis dan Inggris sedang berlangsung sekarang - Presiden Trump
Sementara itu Iran -sekutu utama Presiden Assad- mengutuk serangan dengan pemimpin agung Ayatulah Ali Khamenei menyebut para pemimpin Barat sebagai 'penjahat'.
Dan Dewan Keamanan PBB langsung menggelar sidang darurat di New York, (Sabtu 14/04), atas permintaan Rusia. Saat membuka sidang, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, meminta semua anggota Dewan Keamanan PBB agar mengendalikan diri dan menghindari eskalasi di Suriah.

Rusia tuding serangan sebagai 'agresi'

Rusia -yang juga merupakan pendukung utama Suriah lainnya- lebih dulu mengecam serangan rudal tiga negara barat terhadap Suriah, dan memperingatkan bahwa "tindakan semacam itu tak akan dibiarkan begitu saja."
Presiden Rusia Vladimir Putin mengutuk "sekeras-kerasnya" serangan itu dan meminta sidang darurat Dewan Keamanan PBB.
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di TV Rusia, Putin mengatakan, menyerang Suriah adalah 'tindakan agresi.'
Dia mengatakan tuduhan serangan senjata kimia yang diduga di kota Douma pekan lalu dibuat-buat dan digunakan sebagai dalih untuk serangan itu.
Sebelum Presiden Rusia melontarkan kecaman melalui twitter kedutaan mereka di AS. Duta Besar Rusia di Amerika, Anatoly Antonov, dalam cuitannya menyatakan "Lagi: kami diancam. Kami peringatkan bahwa tindakan semacam itu tidak akan dibiarkan begitu saja tanpa konsekuensi," katanya.
"Seluruh tanggung jawab akan dipikul oleh Washington, London dan Paris," tegasnya.
"Penghinaan terhadap Presiden Rusia tak dapat dibenarkan dan tak dapat diterima. Amerika Serikat, pemilik persenjataan kimia terbesar di dunia, tak punya landasan moral untuk menuding negara lain," tambah Antonov dalam cuitan itu.
Israel telah pula mengeluarkan pernyataan tentang serangan udara di Suriah:
"Tahun lalu, Presiden Trump menekankan bahwa penggunaan senjata kimia merupakan hal yang melintasi garis merah. Malam ini, di bawah kepemimpinan Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris menegaskan garis itu."
"Suriah terus melakukan dan membiarkan terjadinya tindakan pembunuhan, antara lain oleh Iran, yang membuat wilayah, pasukan dan kepemimpinan negara itu jadi rentan terhadap risiko," kata Israel pula.

Televisi Pemerintah Suriah menyatakan, sistem pertahanan rudal Suriah menembak jatuh sejumlah rudal AS. Sementara Menteri Pertahanan AS, James Matis mengatakan kepada wartawan bahwa sejauh ini tak ada laporan tentang kerugian di pihak AS.
Ia mengatakan, sejauh ini serangan mereka dilancarkan sebagai serangan 'sekali itu saja,' namun akan melihat perkembangannya.

Sasaran persenjataan kimia

Donald Trump mengatakan serangan itu dilancarkan terhadap lokasi-lokasi senjata kimia Suriah, bersama dengan Inggris dan Prancis sebagai balasan terhadap serangan kimia di Douma pekan lalu, yang menurutnya dilakukan pemerintah Suriah.
Berbagai ledakan dilaporkan terjadi dekat ibukota Suriah, Damaskus.
Perdana Menteri Inggris Theresa May mengukuhkan keterlibatan Inggris. Dikatakannya "tidak ada alternatif praktis selain penggunaan kekuatan (militer)".
Namun dia juga mengatakan serangan itu dilancarkan bukan dengan maksud melakukan "perubahan rezim".
Presiden Trump mengatakan serangan itu diarahkan "pada sasaran-sasaran yang terkait dengan kemampuan senjata kimia pemerintah Suriah."
Presiden AS menambahkan tujuan serangan adalah "untuk membangun pencegahan yang kuat terhadap produksi, penyebaran dan penggunaan senjata kimia" pemerintah Suriah.
Dugaan serangan kimia di Douma -yang menurutnya dilancarkan pasukan Presiden Bashar al-Assad- dia menyebut sebagai " bukan tindakan yang dilakukan seorang lelaki, melainkan kejahatan yang dilakukan oleh monster," katanya.
Suriah membantah tuduhan melakukan serangan kimia. Dan sekutu mereka, Rusia, memperingatkan bahwa serangan militer Barat akan berisiko meletuskan perang.
Seorang pejabat AS mengatakan kepada kantor berita Reuters, bahwa rudal-rudal jelajah Tomahawk digunakan dalam serangan itu.
Reuters juga mengutip seorang saksi mata di Damaskus yang mengatakan bahwa, "setidaknya terdengar enam ledakan keras" di ibukota Suriah itu.

Syrian Observatory for Human Rights, sebuah lembaga pemantau HAM Suriah yang bermarkas di Inggris mengatakan, serangan-serangan menghantam Fasilitas Riset Ilmiah Suriah dan sejumlah fasiitas lain di Damaskus.
Trump juga secara khusus menunjuk Rusia dan Iran, dua negara sekutu Suriah.
"Rusia harus memutuskan sendiri apakah akan terus menempuh jalan gelap itu atau bergabung dengan negaraa-negara yang beradab sebagai kekuatan untuk stabilitas dan perdamaian. Semoga suatu waktu kita akan berjalan seiring bersama Rusia, dan bahkan mungkin Iran, tetapi mungkin tidak." Kata Donald Trump.
"Negara macam apa yang ingin dikaitkan dengan pembunuhan masal terhadap orang-orang -lelaki, perempuan, anak-anak, taka bersalah?"
"Negara-negara di dunia bisa dinilai dari sahabat yang mereka pilih. Tak ada negara yang bisa berhasil dalam jangka panjang, dengan mempromosikan negara yang jahat, tiran yang brutal, dan diktator pembunuh," kata Trump.
Ia menyatakan serangan-serangan rudal ini akan terus berlangsung sepanjang Suriah masih memiiki kemampuan serangan kimia.
"Kami siap untuk melanjutkan (serangan) ini sampai rezim Suriah berhenti menggunakan zat-zat kimia terlarang," kata Trump.

Rusia: Tak Ada Rudal AS Cs Tembus Zona Suriah yang Dilindungi S-400

Rusia: Tak Ada Rudal AS Cs Tembus Zona Suriah yang Dilindungi S-400 Sistem rudal pertahanan udara S-400 Rusia. Foto/Sputnik/Alexey Malgavko
OSKOW - Tak satu pun dari rudal yang diluncurkan oleh Amerika Serikat (AS), Inggris dan Prancis menembus zona pertahanan udara Rusia di Suriah yang dilindungi sistem anti-rudal S-400. Demikian disampaikan Kementerian Pertahanan Rusia, Sabtu (14/4/2018).

Zona di Suriah yang dilindungi sistem anti-rudal S-400 adalah pangkalan militer Khmeimim dan Tartus.

Menurut kementerian terseubut, pesawat tempur dan kapal Angkatan Udara AS bersama sekutunya meluncurkan serangan rudal terhadap fasilitas sipil dan militer Suriah.

Namuhn, tak satu pun dari rudal jelajah yang diluncurkan oleh AS dan sekutunya mencapai zona pertahanan udara Rusia di Tartus dan Khemimim.

Serangan gabungan AS, Prancis, dan Inggris hari ini berdalih sebagai respons atas serangan senjata kimia di Douma, Ghouta timur pada 7 April 2018 yang dilaporkan menewaskan puluhan orang. Pejabat pertahanan AS yang berbicara dalam kondisi anonim mengatakan, sekitar 100 rudal jelajah Tomahawk ditembakkan kapal-kapal perang AS dan sekutunya.

Serangan berlangsung bertepatan dengan pengumuman Presiden Donald Trump yang memerintahkan serangan operasi militer terhadap rezim Presiden Bashar al-Assad. Serangan terjadi sebelum tim inspektur Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) bekerja di Douma untuk melakukan penyelidikan.

Tindakan Washingtond dan sekutunya ini menggagalkan upaya penyelidikan independen OPCW untuk memastikan benar tidaknya serangan kimia di Douma yang dituduhkan terhadap rezim Asssad.

Moskow mengecam keras serbuan AS dan sekutunya hari ini."Sebuah serangan dilakukan di ibu kota negara yang berdaulat, yang selama bertahun-tahun telah berusaha bertahan hidup di bawah ancaman teror," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, seperti dikutip Russia Today.

Duta Besar Rusia untuk AS, Anatoly Antonov, memperingatkan konsekuensi yang akan diterima ketiga negara penyerang Suriah hari ini."Semua tanggung jawab untuk itu ada di Washington, London dan Paris," kata diplomat Moskow tersebut.
(mas)

Krisis Suriah Kian Pelik, Beginilah Head to Head Adu Kekuatan Militer Amerika Serikat vs Rusia

Krisis Suriah Kian Pelik, Beginilah Head to Head Adu Kekuatan Militer Amerika Serikat vs Rusia
montase berbagai sumber
Ilustrasi. 
TRIBUNNEWS.COM - Serangan udara militer Amerika Serikat ke langit Suriah, Jumat (13/4/2018) malam waktu setempat, membuat krisis Suriah makin pelik.
Serangan ini ditengarai akan menjadi awal terbuka perang antara dua negara raksasa dunia, Amerika Serikat dan Rusia.
Amerika menyerang karena menuding Suriah menggunakan senjata kimia untuk membunuh rakyat sendiri.
Sementara Rusia melindungi Suriah, menganggap tuduhan Amerika Serikat tak berdasar alias hanya cari alasan untuk menintervensi kedaulatan Suriah.
Nah, bila benar Amerika dan Rusia berperang, bagaimana sebenarnya perbandingan kekuatan militer kedua negara?
Dikutip dari situs Nation Master, berikut daftar kekuatan antara dua kubu, yakni Amerika yang bersekutu dengan Inggris dan Perancis, serta Rusia :
- Budget
Rusia 93,76 Miliar Dolar AS
Amerika 682 Miliar Dolar AS
 - Pesawat Militer 
Rusia : 1900
Amerika  : 3318
- Heli Tempur
Rusia : 1655
Amerika : 6417
- Jet Tempur
Rusia 1264
Amerika 3043F22 Raptor milik AS, jet tercanggih, termahal, dan paling mematikan yang ada di bumi saat ini.
- Tank
Rusia : 22710
Amerika : 8725
- Kapal Selam Nuklir
Rusia 33
Amerika 71
Kapal Selam Kazan, milik Rusia. Diklaim sebagai kapal selam nuklir paling berbahaya saat ini.
Kapal Selam Kazan, milik Rusia. Diklaim sebagai kapal selam nuklir paling berbahaya saat ini. (Newsweek.)
- Kapal Selam
Rusia 17
Amerika 2
- Kapal Induk
Rusia 1
Amerika 10
- Kapal Perang CorvetteRusia 70
Amerika 2
Kapal Perang Corvette Steregushchiy milik Rusia
Kapal Perang Corvette Steregushchiy milik Rusia (Wikipedia)
- Kapal Perang Cruiser
Rusia 5
Amerika 22
- Kapal Perang Frigates
Rusia 5
Amerika 26
Kapal Perang Frigates AS, USS Marvin Shields.
Kapal Perang Frigates AS, USS Marvin Shields. (Pinterest)
- Kapal Perang Destroyer
Rusia 14
Amerika 62
- Kapal Perang Amfibi
Rusia 15
Amerika 30
- Senjata Nuklir
Rusia 8500
Amerika 7700
- Tentara
Rusia 1,48 juta
Amerika 1,54 juta
- Pasukan Khusus
Rusia : Spetnaz
Amerika : Green Beret, Navy SEAL
- Pasukan Paramiliter
Rusia 449. 000
Amerika 11. 035
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Krisis Suriah Kian Pelik, Beginilah Head to Head Adu Kekuatan Militer Amerika Serikat vs Rusia, http://www.tribunnews.com/internasional/2018/04/14/krisis-suriah-kian-pelik-beginilah-head-to-head-adu-kekuatan-militer-amerika-serikat-vs-rusia.
Penulis: Aji Bramastra