Tampilkan postingan dengan label Pilkada Jatim. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pilkada Jatim. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 28 Oktober 2017

Gerindra, PAN, PKS, Galang Kekuatan Poros Tengah di Pilkada Jatim

Kontributor Surabaya, Achmad Faizal,Kompas.com - 27/10/2017, 14:28 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi(KOMPAS/DIDIE SW)
SURABAYA, KOMPAS.com - Tiga partai disebut mematangkan rencana menggalang kekuatan "Poros Tengah" di Pilkada Jatim 2018.
Ketiga partai tersebut adalah Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Keadilan Sejahtera ( PKS). Mereka tidak akan mengusung 2 nama cagub yang sudah muncul, yakni Saifullah Yusuf ( Gus Ipul) dan Khofifah Indar Parawansah.
Sekretaris DPD Partai Gerindra Jatim, Anwar Sadad mengatakan, ketiga partai itu sudah menggelar pertemuan dan memantapkan koalisi Kamis (26/10/2017) kemarin. "Kita lebih dari cukup untuk mengusung pasangan calon di Pilkada Jatim," ujarnya, Jumat (26/10/2017).
Di parlemen Jatim, Partai Gerindra memiliki 13 kursi, PAN 7 kursi, dan PKS memiliki 6 kursi. Sementara syarat minimal mengusung pasangan calon di Pilkada Jatim adalah 20 kursi. "Kami masih membuka diri jika masih ada partai yang bersedia bergabung," ujarnya.

Dalam pertemuan terakhir dengan PAN dan PKS, pembahasan masih seputar tabulasi nama-nama yang layak untuk diusung di Pilkada Jatim. Masing-masing partai, sambung dia, masih dalam tahap menyampaikan nama-nama yang layak untuk diusung.
Indikasi ketiga partai tersebut akan menggalang koalisi, sudah terlihat sejak akhir September lalu. PAN, Gerindra, dan PKS membuat acara nonton bareng Film Pemberontakan G30 S/PKI di Surabaya.
Hingga hari ini, 5 partai sudah menentukan dukungan politiknya di Pilkada Jatim 2018. PKB dan PDI-P mengusung pasangan Saifullah Yusuf-Abdullah Azwar Anas. Sementara Golkar, Nasdem, dan PPP memilih Khofifah Indar Parawansah sebagai gubernur Jatim pengganti Soekarwo.

Selasa, 03 Oktober 2017

Khofifah Tiba-tiba Maju Pilgub Jatim Lewat Partai Demokrat

Khofifah Tiba-tiba Maju Pilgub Jatim Lewat Partai Demokrat
Istimewa
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, saat menghadiri Haflah Akhirus Sanah yang digelar Yayasan pendidikan Ma’arif NU Hidauatus Salam, di Desa Lowayu, Kecamatan Dukun, Gresik, Kamis (6/7/2017). 
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Adeng Septi Irawan
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Pertarungan Pilgub Jatim 2018 makin menarik dan penuh kejutan setelah Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawansa maju mendaftarkan diri sebagai bakal calon gubernur (Bacagub) lewat Partai Demokrat Jatim.
Pendaftaran Khofifah dilakukan di Kantor DPD Partai Demokrat Jatim, di Jalan Kertajaya, Surabaya, Sabtu (30/9/2017) malam.
Ketua Umum PP Muslimat NU ini akhirnya secara tak terduga mendaftar lewat Demokrat, setelah partai yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini memperpanjang waktu pendaftaran.
Ketua Desk Pilkada DPD Partai Demokrat Jatim, Renville Antonio mengatakan, Khofifah melakukan pendaftaran sebagai Bacagub di hari terakhir waktu pendaftaran dibuka alias di injury time.
"Iya, Bu Khofifah mendaftar (ke Partai Demokrat) sebagai bakal calon gubernur Jatim. Tadi malam daftarnya," ungkap Renville Antonio saat dikonfirmasi Tribunjatim.com, Minggu (1/10/2017).

Menurut Renville, saat Khofifah mendaftar, dirinya sendiri yang menerima berkas pendaftarannya.
Selain itu, sejumlah pengurus lainnya juga ikut mendampingi Renville, yang juga Sekretaris DPD Partai Demokrat Jatim ini.
"Tapi yang datang, bukan Bu Khofifah sendiri. Beliau mengutus dua orang untuk mengambil formulir dan mendaftarkan Bu Khofifah sebagai calon Gubernur Jatim,” tegas Renville.

Sabtu, 22 Juli 2017

Survei Pilkada Jatim 2018 Masih Unggulkan Gus Ipul - Azwar Anas

Jumat, 21 Jul 2017 06:20 | editor : Dhimas Ginanjar
Abdullah Azwar Anas (kiri) dan Gus Ipul
Abdullah Azwar Anas (kiri) dan Gus Ipul (Istimewa)
JawaPos.com – Berbagai survei terus dilakukan untuk memetakan kekuatan calon gubernur maupun calon wakil gubernur di Pilkada Jatim 2018. Dua nama kuat masih mendominasi hasil riset. Misalnya, yang dilakukan oleh The Initiative Institute Wagub Jatim Saifullah Yusuf dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas sebagai cagub dan cawagub dengan elektabilitas tertinggi. 
Direktur The Initiative Institute Airlangga Pribadi menjelaksan, sebenarnya ada empat besar nama yang siap bertarung di Pilkada Jatim 2018. Yakni, Wagub Jatim Saifullah Yusuf, Mensos Khofifah Indar Parawansa, Walikota Surabaya Tri Rismaharini, dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Khusus untuk Abdullah Azwar Anas, dia tidak hanya cocok untuk cagub tetapi juga cawagub. Saking kuatnya diposisi itu, pertarungan siapa cagub Jatim nantinya hanya ada di seputar tiga nama. ’’Yaitu Gus Ipul, Bu Khofifah, dan Bu Risma,’’ kata Airlangga, Kamis (20/7). 
Abdullah Azwar Anas
Abdullah Azwar Anas (DOK. JAWA POS)
Hasil surveinya juga untuk mengukur popularitas empat nama itu. Hasilnya, Khofifah yang tertinggi dengan level 91,10 persen. Sedangkan Gus Ipul berada di level 88,40 persen. Untuk pemimpin di daerah yakni Risma dan Azwar Anas berada di urutan tiga dan empat.
’’Tapi itu wajar. Apalagi dua nama bisa dikatakan berada di level nasional. Sedangkan Risma dan Ana, meski kiprahnya di daerah, tapi gaungnya nasional dan dikenal sebagai kepala daerah berprestasi,” ujarnya.
Urutan itu berbeda jika sudut pandang yang dilihat adalah tingkat elektabilitas. Gus Ipul disebutnya punya tingkatan 44,6 persen, Khofifah 37,3 persen, Risma 18,1 persen, dan Anas 4,4 persen. Sedangkan elektabilitas cawagub, posisi tertinggi dipegang Anas dengan elektabilitas 34,35 persen, lalu Musyaffa Noer dan Budi Sulistyo masing-masing di kisaran 19 persen.
”Di posisi cagub, jarak antara nomor satu dan dua hanya satu digit. Sedangkan di posisi cawagub, marjinnya cukup tebal, sampai tembus dua digit. Artinya, pertarungan cagub bakal sangat ketat, dan variabel cawagub sangat berpengaruh menentukan pemenang Pilgub Jatim mendatang,” jelas Airlangga.

Survei tersebut digelar pada 15-30 Juni 2017 di 114 desa/kelurahan di 38 kabupaten/kota se-Jatim dengan jumlah responden 1140 orang. Tingkat kepercayaan survei 95 persen, dan margin of error 3,2 persen.
(dim/JPC)

Selasa, 18 Juli 2017

Suami Arumi Bachsin Disebut Bisa Jadi "Kuda Hitam" di Pilgub Jatim

Kontributor Surabaya, Achmad Faizal
Kompas.com - 19/01/2017, 13:12 WIB
Artis Arumi Bachsin mengantarkan suaminya, Emil Dardak menyerahkan LHKPN ke KPK untuk maju sebagai Calon Bupati Trenggalek, Senin (3/8/2015)(Ambaranie Nadia K.M)
SURABAYA, KOMPAS.com - Selain Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, nama Bupati Trenggalek Emil Elistyanto Dardak juga disebut berpeluang kuat maju dalam pemilihan umum gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur 2018.
Suami artis Arumi Bachsin itu disebut sebagai figur yang cocok untuk menduduki calon wakil gubernur Jawa Timur karena nama kuat calon gubernur yang beredar saat ini dianggap masih merepresentasikan kalangan Nahdatul Ulama (NU) yang masanya tersebar di kawasan Tapal Kuda dan Madura.
"Jawa Timur kan nuansanya nasionalis religius, jadi pasangan cagub dan cawagub yang ideal harus juga dari figur yang merepresentasikan kawasan Mataraman yang banyak dihuni oleh pemilih nasionalis," kata pengamat politik Universitas Airlangga (Unair), Hari Fitrianto, dalam sebuah diskusi di Surabaya, Kamis (19/1/2017).
Nama kuat cagub Jawa Timur yang juga diprediksi kuat bakal maju, menurut Hari, adalah Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, Ketua DPRD Jawa Timur Abdul Halim Iskandar, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansah, dan Anggota DPR RI dari Partai Nasdem Hasan Aminudin.
Dari parameter politik, lanjut Hari, nama Emil tidak bisa diremehkan meskipun dia belum genap dua tahun memimpin Trenggalek.
"Sebagai pendatang baru di dunia politik, dia berhasil mengalahkan lawan politiknya yang notabene politikus senior di Trenggalek," tambahnya.
Emil juga dinilai memiliki modal popularitas yang lebih dari nama calon lain. Sebagai suami seorang artis, Emil diprediksi mampu mengumpulkan suara pemilih muda jika dia digandeng oleh salah satu calon gubernur Jawa Timur dalam pilgub tahun depan.
"Bisa jadi Pak Emil akan menjadi kuda hitam dalam bursa cawagub Jatim, tinggal bagaimana tim bisa mengelola figurnya," pungkas Hari.
PenulisKontributor Surabaya, Achmad Faizal
EditorCaroline Damanik

Kamis, 06 Juli 2017

Prabowo dan Amien Rais Beri Lampu Hijau untuk La Nyalla

MEDIAHARAPAN.COM, Surabaya – La Nyalla Mahmud Matalitti menyatakan siap bertarung di Pilkada Jawa Timur 2018 mendatang. Dirinya mengaku sudah menemui sejumlah petinggi partai di Jakarta untuk menggalang dukungan. Beberapa tokoh yang sudah didatangi Ketua Umum KADIN Jatim itu antara lain Ketua Majelis Kehormatan Partai Amanat (PAN) Amien Rais dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
“Alhamdulillah kedua tokoh partai itu memberikan lampu hijau,” katanya saat menghadiri halal bi halal di kantor Gubernur Jatim.Dirinya menyebut bahwa pembangunan Jawa Timur di bawah Gubernur Soekarwo sudah cukup bagus, namun perlu ditingkatkan lagi ke depannya.
“Jawa Timur akan lebih bagus pembangunan ekonominya jika dipimpin orang yang berpengalaman dibidang ekonomi,” terang Mantan ketua umum PSSI itu.
Dia mengaku sudah menyiapkan visi untuk menjadi salah satu calon gubernur dalam meramaikan Pilkada Jatim 2018, yakni “Keadilan sosial harga mati, untuk Jawa Timur yang lebih makmur”.
Sebelumnya, Wasekjend DPP Gerindra Andre Rosiade mengatakan bahwa La Nyalla merupakan figur yang tengah dibidik oleh Gerindra.
“Beliau salah satu nama yang dibidik oleh Gerindra untuk diusung menjadi cagub atau cawagub Jawa Timur 2018 mendatang,” ujar Andre ketika dihubungi.
Dalam dunia politik, La Nyalla disebut Andre sebagai salah satu tokoh yang berjasa dalam perjuangan memenangkan Prabowo di Pilpres 2014 silam. Untuk itu, Andre merasa perlu mendukung La Nyalla secara moril.
“Beliau bukan sosok baru bagi Partai Gerindra karena sebelumnya beliau pernah berjuang dan membantu pemenangan pak Prabowo pada saat Pilpres dan juga terdaftar sebagai anggota Gerindra” simpul Andre.
Saat ini, sambung Andre, Gerindra tengah melakukan evaluasi terhadap nama- nama yang diusung sebagai kandidat. Selama proses tersebut berlangsung, Andre mengimbau kepada La Nyala untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas di kalangan masyarakat melalui beberapa langkah strategis.
“Pertama, beliau harus menjalin komunikasi secara intensif dengan masyarakat, kedua menjalin silahturahmi dengan tokoh- tokoh Jawa Timur, serta membuat kebijakan atau program kerja yang menarik sesuai dengan problematika yang terjadi di Jawa Timur,” jelasnya. (MH007)

Selasa, 20 Juni 2017

La Nyalla Minta Doa Restu Nyagub, Soekarwo: Semoga Kabul Kajatnya

Rois Jajeli - detikNews
Surabaya - Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, La Nyalla Mahmud Mattalitti meminta doa restu kepada Gubernur Jatim Soekarwo serta anak yatim, agar lancar mencalonkan diri sebagai calon gubernur Jatim di Pemilihan Gubernur Jatim 2018 mendatang. Gubernur Soekarwo pun berdoa, agar La Nyalla terkabulkan hajatnya (menjadi Gubernur Jatim).

"Perlu saya sampaikan ke pak gubernur. Dibilang tidak penting, ya tidak penting. Dibilang penting ya juga penting. Bahwa, nantinya, ada dari anggota Kadin Jawa Timur ada mencalonkan Gubernur Jawa Timur," kata La Nyalla M Mattalitti disela acara buka bersama Kadin, Muspida Jatim dan anak yatim di Graha Kadin Jatim, Jalan Bukit Darmo Raya, Surabaya, Senin (19/6/2017).

Nyalla mengatakan, dirinya didorong oleh pengurus Kadin dari kabupaten dan kota di Jatim, untuk maju sebagai calon Gubernur Jatim untuk Pilgub Jatim 2018. "Diminta maju (calon gubernur), insyaallah saya maju," tuturnya.
Ia menambahkan, dibutuhkan figur calon pemimpin Jawa Timur yang bisa membawa kemaslahatan masyarakat Jatim. "Saya minta tolong didoakan kita semua selamat dunia akhirat. Mudah-mudahan saya lancar menjadi Gubernur Jatim," harapnya.

Mantan Ketua Umum PSSI itu mengatakan, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Ketika dirinya maju menjadi gubernur, juga bisa saja terjadi.

"Saya minta didoakan jadi Gubernur Jatim, tentunya kalau Pakde Karwo (sebutan akrab Gubernur Jatim) mau. Jadi tidak ada yang tidak mungkin," tuturnya.

Ia juga berjanji akan menghapus stigme negatif yang melekat pada dirinya. "Kalau ada yang mengatakan La Nyalla preman, La Nyalla koruptor. Saya buktikan bahwa saya bukan preman, saya bukan koruptor. Saya buktikan menjadi orang baik," tandasnya.

Sementara itu, Gubernur Jatim Soekarwo pun mendoakan La Nyalla menjadi Gubernur Jatim mendatang. "Selain kita bersyukur, saya minta tepuk tangan untuk Pak Nyalla. Semoga Pak Nyalla kabul kajatnya (hajatnya)," kata Soekarwo.

Soekarwo pun bertanya ke anak yatim serta hadirin yang hadir di acara tersebut, apa harapan La Nyalla ke depan. "Tau mau apa Pak Nyalla," tanyanya. Hadirin pun menjawabnya, 'Mencalonkan Gubernur", jawab audiens.

"Sekali lagi, saya mohon doanya untuk Pak Nyalla," pungkasnya.

Acara tersebut, selain dihadiri ratusan anak yatim piatu serta pengurus Kadin Jatim dan kadin kabupaten/kota, pengurus Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jatim, juga hadir Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Ferry Juliantono.(roi/dnu)

Selasa, 13 Juni 2017

Gus Ipul Pendaftar Pertama Seleksi Cagub Jatim PDI-P

Kontributor Surabaya, Achmad Faizal,Kompas.com - 01/06/2017, 19:15 WIB
Gus Ipul didampingi pengurus PKB dan PDIP Jatim(KOMPAS.com/Achmad Faizal)
SURABAYA, KOMPAS.com - Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menjadi pendaftar pertama seleksi calon gubernur Jawa Timur dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Dia mendaftar tepat pada hari lahir Pancasila, Kamis (1/6/2017).
Gus Ipul mendaftar didampingi pengurus partai pengusung, yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Timur di kantor PDI-P Jawa Timur, Jalan Kendangsari, Surabaya.
Ketua DPD PDI-P Jawa Timur, Kusnadi, mengatakan, sesuai mekanisme di PDI-P, semua nama pendaftar akan dibahas lalu diserahkan kepada DPP PDI-P.
"Nanti DPP yang berhak menentukan siapa calon yang akan diusung," katanya.
Pendaftaran dan pengambilan formulir dibuka hingga 14 Juni mendatang. Sementara pengembalian formulir dimulai sejak 15 Juni hingga akhir Juni mendatang.
Gus Ipul mengaku memilih mendaftar tepat pada hari lahir Pancasila dengan harapan semangat gotong royong yang dibawa Pancasila tercermin dalam Pilkada Jawa Timur tahun depan.
"Saya ingin bersama PDI-P dan partai lainnya bersama-sama membangun Jawa Timur," ujar Wakil Gubernur Jawa Timur ini.
Gus Ipul sebelumnya didukung oleh PKB, partai pemenang Pemilu 2014 di Jawa Timur. PKB memiliki 20 kursi di DPRD Jawa Timur. Sementara PDI-P memiliki 19 kursi di DPRD Jawa Timur.

Wacana Calon Tunggal di Pilkada Jatim

Kontributor Surabaya, Achmad Faizal Kompas.com - 12/06/2017, 07:46 WIB
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, dan Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf.(KOMPAS.com/ACHMAD FAIZAL/KRISTIANTO PURNOMO)
SURABAYA, KOMPAS.com - Dinamika politik Jawa Timur jelang Pilkada 2018 diwarnai munculnya wacana calon tunggal. Wacana tersebut dianggap paling pas untuk karakter politik Jawa Timur yang selalu mengedepankan musyawarah mufakat dalam berdemokrasi.
Politik musyawarah mufakat itu selalu didengungkan Ketua DPD partai Demokrat, Soekarwo. Kata Gubernur Jawa Timur itu, karakter politik Jawa Timur harus beda dengan daerah lainnya. Menurut dia, jika tensi politik di daerah lain selalu naik saat suksesi kepala daerah, maka di Jawa Timur kondisi seperti itu tidak boleh terjadi.

"Karakter politik di Jatim guyub, rukun, dan santun. Karena semua kepentingan di Jatim bisa dibicarakan dengan baik-baik tanpa gontok-gontokan," kata Soekarwo belum lama ini.
Karena itu, dia berharap akan muncul pasangan calon yang didukung oleh semua partai dalam Pilkada tahun depan. "Konsep ini tidak mencederai prinsip demokrasi, karena sudah melalui mekanisme musyawarah mufakat," katanya.
Wacana tersebut didukung sejumlah partai. Partai Golkar tidak mempermasalahkan adanya calon tunggal di Pilkada Jatim, asalkan sudah menjadi kesepakatan bersama seluruh partai dan seluruh elemen masyarakat.
"Kalau semua masyarakat Jatim mendukung mengapa tidak," kata Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur, Nyono Suharli.
Pun juga partai pengusung Saifullah Yusuf ( Gus Ipul), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Bahkan partai berbasis Nahdatul Ulama (NU) itu memiliki program mendatangi satu per satu  kantor partai di Jawa Timur untuk bersilaturahim.
"Selain untuk menjalin silaturahim politik, kami juga memperkenalkan cagub yang kami usung, plus menggalang dukungan koalisi partai agar ikut bersama-sama mengusung Gus Ipul di Pilkada Jatim," kata Ketua DPW PKB Jatim, Abdul Halim Iskandar.
Hingga saat ini, sudah empat kantor partai yang sudah dikunjungi bersama Gus Ipul sejak awal Ramadhan lalu. Dari Partai Demokrat, PDIP, Golkar, dan terakhir Partai Nasdem. Di Partai Demokrat dan PDIP, Gus Ipul bahkan sudah mengisi formulir pendaftaran calon gubernur.

Tidak semua partai menyetujui wacana calon tunggal di Pilkada Jatim. Hasan Aminudin, politisi Partai Nasdem menyebut, calon tunggal mustahil terwujud di Jatim yang disebut daerah barometer politik nasional.
Apalagi kata dia, momentum politik pilkada Jatim hanya selisih setahun dengan Pilpres 2019. "Kemungkinan akan banyak kekuatan politik pusat yang akan turun di Jatim pada pilkada nanti, untuk kepentingan pilpres 2019. Jadi tidak mungkin akan ada calon tunggal," ujarnya.
Partai Gerindra bahkan mengancam tidak akan ikut koalisi pendukung Gus Ipul jika strategi yang akan diusung adalah strategi borong partai atau calon tunggal. "Gerindra tak akan ikut koalisi jika Gus Ipul mewacanakan calon tunggal, karena itu akan merusak demokrasi di Jatim," kata wakil ketua DPD Partai Gerindra Jatim, Tjutjuk Sunario.
Wacana calon tunggal di Pilkada Jatim juga diragukan Direktur Lembaga Survei Regional, Mufti Mubarok. Kata dia poros kekuatan politik di Jakarta tidak akan rela ada calon tunggal di Pilkada Jatim.
Saat ini menurut dia, ada tiga kutub besar politik yang ingin berkuasa pada Pilpres 2019 mendatang. Ketiga kutub besar itu adalah, Jokowi, Prabowo, dan SBY.
"Ketiganya pasti mempersiapkan kemenangan di pilgub Jatim untuk mendulang suara saat pilpres. Apalagi Jatim adalah lumbung suara yang sangan besar," terangnya.
Di sisi lain, kata Mufti, elektabilitas Gus Ipul selama ini juga tidak mendukung untuk menjadi calon tunggal.
Survei terakhir yang digelar pihaknya, dari tiga besar nama yang muncul sebagai calon gubernur Jatim, semuanya masih di bawah 40 persen. Gus Ipul (37 persen), Tri Rismaharini (34 persen), dan Khofifah Indar Parawansah (33 persen).

Dia menggambarkan, di Pilkada DKI, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang elektabilitasnya mencapai 70 persen, ternyata juga tidak bisa menjadi calon tunggal. "Nyatanya di putaran pertama ada tiga pasang yang bertarung, bahkan di putaran kedua Ahok kalah dengan Anis-Sandiaga," katanya.
Sementara Gus Ipul sendiri membantah tentang adanya gerakan politik calon tunggal di Pilkada Jatim. Kata wakil Soekarwo di Pemprov Jatim ini, dirinya tidak memiliki sumberdaya cukup untuk menjadi calon tunggal apalagi menjadi pemborong partai.
"Saya tidak punya kuasa untuk memborong partai, saya juga tidak pernah berfikir untuk menjadi calon tunggal," kata Gus Ipul saat dikonfirmasi.
Gus Ipul hanya merasa punya banyak teman di partai politik yang bisa diajak bersama-sama membangun Jatim. Dia hanya berkewajiban menjaga hubungan baik itu.
"Mereka tidak harus setuju, karena saya yakin di masing-masing partai ada mekanisme internal yang tidak selalu menghasilkan keputusan yang sama, yang penting jika ada kompetisi, harus secara sehat," terangnya.
Hingga hari ini, hanya Gus Ipul yang berani muncul sebagai Cagub Jatim di depan publik. Dua nama perempuan yang disebut-sebut yakni Khofifah Indar Parawansah dan Tri Rismaharini sama sekali belum pernah mendeklarasikan akan maju pilkada Jatim.
Belum lama ini bahkan Risma mengaku sudah bertemu Ketua Umum Megawati Soekarnoputri untuk membicarakan Pilkada Jatim. Dan hasilnya kata Risma, Megawati setuju jika dirinya tidak maju Pilkada Jatim. "Saya sudah ketemu Bu Mega, dan Bu Mega sudah setuju bukan aku," kata Risma.
Meski Risma menolak, DPC PDIP Surabaya tetap akan mengusulkan nama Risma, karena pengurus daerah berkewajiban mengusulkan nama figur potensial di daerahnya sebagai cagub Jatim. Di Surabaya, hanya Risma saat ini yang dianggap figur dan kader potensial.
Sementara Khofifah Indar Parawansah, di beberapa kesempatan juga tidak tegas akan kembali maju di pilkada Jatim untuk ketiga kalinya atau tidak tahun depan. "Sekarang masih cek lapangan," kata Ketua Umum Muslimat NU ini.

Gerindra Desak PDIP Usung Risma di Pilkada Jatim, Kalau Tidak...

Senin, 12 Jun 2017 02:25 | editor : Muhammad Syadri
Tri Rismaharini
Tri Rismaharini (doc Jawa Pos.com)
JawaPos.com - Sosok Saifullah Yusuf (Gus Ipul) tampaknya menjadi target para partai politik untuk diusung dalam Pilkada Jawa Timur 2011 mendatang. Salah satunya Partai Gerindra.

"Kemungkinan Partai Gerindra akan dukung Saifullah Yusuf dengan kombinasi kader internal," ujar Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ‎Ferry Juliantono ‎dalam diskusi bertajuk menakar kandidat potensial Pilkada Jawa Timur 2018 di Hotel Morrissey, Menteng, Jakarta, Minggu (11/6).

Karena sudah berniat mendukung Gus Ipul, Partai Gerindra pun meminta PDI Perjuangan lebih baik mengusung calon lain. Diketahui, PDIP memberi opsi utama dengan mengusung Gus Ipul sebagai calon gubernur dengan kadernya sebagai wakil gubernur di Pilkada Jatim 2018.

"Saya tadi bisik-bisik ke Pak Hasto (Sekjen PDIP, red) bisa PDIP dorong Bu  Risma maju. Dibanding Saifullah lawan Khofifah dengan pasangan kombinasi wakilnya masing-masing, lebih haik dibuka PDIP munculkan Bu Risma," pinta Ferry.

Jika partai yang dikomandoi Megawati Soekarnoputri itu tidak mendukung Risma, kata dia, bisa terjadi koalissi antara PDIP dengan Gerindra. Sebab artinya, hanya ada calon tunggal yakni Gus Ipul sebagai cagub Jatim.

"Kalau realitanya harus ada calon tunggal Saifullah Yusuf, ini pertama kali di Jawa ada koalisi PDIP dengan Gerindra. Makanya kesempatan tadi PDIP sekiranya kalau mau munculkan Ibu Risma untuk berhadapan dengan Saifullah Yusuf," tutur Ferry.

Kendati demikian, Partai Gerindra masih mau menjalin komunikasi dengan partai lain mengenai Pilkada Jatim. Terutama Partai Demokrat yang sebelumnya menang di wilayah itu dengan Soekarwo menjadi gubernur dua periode.

"Partai Gerindra akan memutuskan apakah akan calon tunggal apa ada calon lain, kita akan bicarakan dengan Partai Demokrat dan partai-partai lain," pungkas Ferry. (dna/JPG)

Senin, 22 Mei 2017

Muslimat NU Dukung Mensos Khofifah Maju Pilkada Jatim 2018

Dhimas Prasaja
Liputan6.com, Surabaya - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mendapat dukungan untuk kembali maju di Pilkada Jawa Timur 2018. Dukungan tersebut mencuat di acara Harlah ke-71 Muslimat Nahdlatul Ulama (Muslimat NU) di Surabaya.
"Wis, gak usah tedeng aling-aling (tidak usah ditutupi), wong sudah dekat (Pilkada Jatim). Kita harus mendoakan agar Ibu Khofifah bisa menang di Pilgub 2018," kata Ketua Pimpinan Cabang Muslimat Nahdatul Ulama Surabaya Lilik Fadhilah, di kediaman Khofifah, Kompleks Perumahan Jemursari, Surabaya, Senin 24 April 2017.

Lilik yakin, Khofifah akan maju di Pilkada Jatim dan mendulang suara maksimal.
"Targetnya bisa menang 80 persen. Mari kita doakan bisa mencapai suara 90 persen bahkan kalau bisa 99 persen," ujar Lilik.
Dia meminta kader Muslimat mendoakan agar Khofifah agar selalu diberi kesehatan.
"Tak lupa kita selalu doakan Ibu Khofifah di sela-sela kegiatan yang padat juga diberi kesehatan, agar bisa membimbing Muslimat jadi bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat," kata Lilik.
Sebelumnya, Khofifah masih malu-malu menanggapi banyaknya respons positif dari berbagai pihak yang mendorongnya maju dalam Pilgub Jawa Timur 2018.
"Cek...Cek.. Cek.. Detail... Detail.. Detail.. Yes.. Yes.. Yes... Saat ini kami masih checksound, nanti lihatlah supaya tidak grusa-grusu kita akan melakukan check, detail dan yes," ujar Khofifah usai Gebyar Prestasi Al-Quran Yayasan Taman Pendidikan dan Sosial Nahdlatul Ulama Khadijah, Sabtu, 1 April 2017.
Khofifah berterima kasih kepada partai yang sudah mempersiapkan bergabung dalam Pilkada Jatim. Dia belum bisa memberikan kepastian mengenai keikutsertaannya dalam ajang lima tahunan tersebut.

Khofifah Dapat Dukungan Pesantren untuk Maju di Pilkada Jatim

Liputan6.com, Surabaya - Khofifah Indah Parawansa mendapat dukungan untuk maju di Pilkada Jawa Timur sebagai calon gubernur. Salah satunya dukungan itu mencuat dari Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khodiri, Jember, Jawa Timur.
Pengasuh Pondok Pesantren Al Khodiri KH Ahmad Muzaki Syah mengatakan, ritme kerja Khofifah sebagai Menteri Sosial tak kenal lelah dalam mengawal bantuan sosial yang diberikan kepada masyarakat.
"Sehingga sosoknya dibutuhkan oleh warga Jatim, jadi kalau maju Pilgub Jatim, saya doakan Bu Khofifah menang karena kerjanya selalu wat...wet...wat...wet... tanpa mengenal lelah, saya akui sangat giat dan sudah terbukti," ujar Ahmad Muzaki.
Hal ini dikatakan Muzaki saat Khofifah mengunjungi Pondok Pesantren  Al Khodiri. Khofifah kemudian memberikan pesan agar menjaga kesatuan dan keutuhan NKRI.
"Alhamdulillah di tengah-tengah memanasnya Indonesia ini, masyarakat Jatim masih gemar bersalawat dalam upaya untuk mendoakan keutuhan NKRI," ujar Khofifah.
Khofifah juga mengimbau untuk mengedepankan tabayun jika menghadapi sesuatu kesulitan maupun fitnah, agar mengedepankan tabayun.
"Dari Jember ini semoga menjadi siraman keteduhan bagi Indonesia, ketika​ mulai ada letupan sepertinya ada keinginan yang sedang mengganggu kedamaian dan persaudaraan tanah air, maka saya imbau agar saling bertabayun dan selalu memperbanyak bacaan salawat," tandas Khofifah.