Senin, 09 Januari 2012

Pesawat Jabiru J430 RAKITAN SMKN 29 JAKARTA & SMKN 12 BANDUNG

Swayasa (Jabiru J430): Pesawat Terbang Rakitan SMKN 29 Jakarta
Pesawat Buatan SMKN 12 Bandung Habiskan Dana Rp1 M
Iman Herdiana - Okezone
Selasa, 10 Januari 2012 22:28 wib membuat produk kimia rumah tangga
BANDUNG - Pesawat terbang yang dirakit pelajar SMKN 12 Bandung, Jabiru (J)-430, sanggup terbang selama empat jam tanpa henti. Misinya bisa sebagai pesawat latih, untuk praktik perawatan bagi siswa, hingga menyiram lahan pertanian.

Tedi Rosadi, guru SMKN 12 Bandung yang juga koordinator perakitan pesawat terbang, menyebutkan pesawat mulai dirakit sejak Februari 2011 dan selesai Juni 2011.Pesawat terdiri dari instrumen mesin Jabiru 3.300 cc. Bahan bakar pesawat memakai oktan 95, avtur atau pertamax plus dengan kapasitas 35 liter.

“Jabiru 430 diperkirakan bisa terbang selama empat jam tanpa henti dengan janggkauan 400 hingga 500 kilometer,” sebut Tedi Rosadi kepada okezone di SMKN 12 Bandung, Selasa (10/1/2012).Pesawat berkapasitas empat penumpang itu dibuat untuk memenuhi fungsi utama yakni pendidikan. Di antaranya, untuk latihan terbang, perawatan mesin, serta mengenal struktur dan mesin pesawat.“Fungsi utamanya memang pendidikan, tetapi fungsi tambahannya bisa juga dipakai menyiram lahan pertanian,” katanya.

Jabiru-430 dibuat melibatkan 33 siswa dari kelas 11 dan kelas 12 berbagai jurusan di SMKN 12 Bandung, di antaranya siswa jurusan kontsruksi badan pesawat, konstruksi rangka pesawat, elektronik, pesawat udara, dan kelistrikan. Dalam merakit, para siswa dibantu lima guru pembimbing.Sebelum melakukan perancangan pesawat, mereka mendapat bimbingan dari para pakar pesawat dari PT Dirgantara Indonesia. Selanjutnya pengerjaan dibagi dalam tiga gelombang.

Masing-masing gelombang mengerjakan bagian-bagian pesawat, misalnya bagian konstruksi rangka dan bodi serta mesin. Selanjutnya, mereka bekerja secara pararel hingga terbentuklah bentuk pesawat J-430 seperti yang ada sekarang ini.Kata Tedi, setelah proses akhir seperti pengecatan, J-430 diuji coba engine run up alias pemanasan. Sambil pemanasan itulah diteliti kecepatan baling-baling pesawat, operasi mesin, dan komponen lainnya.

“Setelah engine run up, kita lihat indikasinya normal atau ada kendala. Untuk J-430 ternyata normal. Semua indikasi pesawat menunjukkan bahwa pesawat bisa terbang. Saya optimistis ini dapat terbang,” ungkapnya.Tedi menyebutkan, pemerintah sangat membantu dalam proses perakitan, mulai dari persiapan komponen hingga penyusunan. Biaya pembuatan pesawat sendiri bersumber dari pemerintah lewat program Direktorat Pembinaan Sekolah Mengenah Kejuruan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Biaya untuk membuat satu pesawat tersebut menelan sekira Rp1 miliar. Jika J-430 dibuat banyak, biayanya akan lebih murah lagi.Sayangnya, meski pesawat sudah jadi dan siap terbang, pihak SMKN 12 belum bisa melakukan uji coba terbang karena masih terkendala perizinan. “Pemerintah tinggal bantu kami mengurus perizinan,” ujarnya.

Untuk bisa uji coba terbang, J-430 harus mengantongi sertifikat dan registrasi penerbangan dari Menteri Pehubungan. Namun karena SMKN 12 lembaga pendidikan, maka tidak bisa langsung mengajukan izin. Izin bisa dilakukan jika diajukan lembaga penerbangan bukan lembaga pendidikan.Untuk menyiasati perizinan, jelas Tedi, SMKN 12 bekerja sama dengan Federasi Aeromodeling Seluruh Indonesia (FASI). Dengan masuk FASI, pesawat J-430 bisa mengantongi izin.“FASI juga telah menyanggupi mengurus izin. Rencana Desember 2011 kemarin izin sudah keluar, tapi belum ada kabar lebih lanjut lagi,” ujarnya.

BANDUNG - Di tengah maraknya pembuatan mobil Esemka buatan pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), ternyata siswa SMK di Jawa Barat juga memiliki potensi khusus. Para pelajar SMK 12 Bandung ini bisa merakit pesawat terbang sendiri.
Pesawat rakitan sekolah yang dulu bernama STM Penerbangan Bandung itu diberi nama Jabiru atau J-430. “Kami punya pesawat Jabiru buatan SMK 12 yang sudah jadi dan sudah dipamerkan,” kata Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Wahyudin Zarkashy, di Bandung, Senin (9/1/2012).

Hanya saja, hingga saat ini Jabiru belum mendapat izin terbang. “Sama dengan Esemka yang menunggu izin jalan, Jabiru juga tinggal menunggu izin penerbangan saja,” katanya menambahkan.Jenis pesawat yang dikembangkan pelajar SMK 12 adalah pesawat terbang kecil berkapasitas empat sampai enam orang penumpang. Pesawat ini berfungsi untuk kegiatan pertanian, yakni penyiraman tanaman, penyemprotan pupuk, dan pengusiran hama.“Sasaran pesawat Jabiru adalah daerah-daerah terpencil di Indonesia. Jadi konsep pesawat yang dikembangkan sesuai dengan kepulauan,” kata Wahyudin.Saat ini, SMK 12 Bandung baru bisa merakit satu pesawat. Namun, rencananya pesawat tersebut akan diperbanyak alias diproduksi massal. Terlebih karena petani masa depan membutuhkan tenaga pesawat terbang untuk meningkatkan kualitas pertanian.

dari:Pesawat rakitan SMK Jakarta diujicoba
Senin, 9 Januari 2012, 09:57 WIB
by Desy Afrianti, Dwifantya Aquina
VIVAnews - Tak ingin kalah dengan kehebatan para siswa SMK Negeri 2 Solo yang berhasil merakit mobil "Kiat Esemka", kini giliran para siswa SMK Negeri 29 Jakarta unjuk gigi.Berbeda dengan para siswa SMK di Solo, para siswa SMK di Jakarta ini menorehkan prestasi dengan merakit pesawat yang diberinama "Jabiru J430" jenis perintis.Rencananya uji coba terbang akan dilakukan di lapangan terbang Pondok Cabe, Tangerang pada akhir Januari 2012.

"Saat ini sudah 95 persen pengerjaannya. Tinggal proses finishing, seperti pemasangan sayap, tangki bensin, pengecatan dan lain-lain. Perkiraan akhir bulan ini sudah selesai," kata Kepala Program Keahlian Airframe dan Powerplant SMK N 29 Jakarta, Ahmad Budiman di Jakarta, Senin, 9 Januari 2012.
Budiman mengatakan pesawat akan diterbangkan pertama di sekitar sekolahan yang berlokasi di Jalan Prof Sutono, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Setelah itu, kata dia, baru akan ujicoba terbang di Pondok Cabe.

Pesawat Jabiru J430 merupakan karya kedua SMKN 29, setelah sebelumnya pada 2009 berhasil merakit pesawat Jabiru J200. Bedanya, pesawat yang pertama hanya berkapasitas dua kursi. Pesawat tersebut juga pernah dijajal terbang sampai Malaysia.Budiman menjelaskan, pesawat Jabiru J430 ini dirancang untuk empat kursi yaitu pilot, co-pilot, dan dua penumpang. Ukuran pesawat yaitu panjang sayap 9,5 meter, panjang badan 6,5 meter, dan tinggi 2,4 meter. Bobot pesawat seberat 200 kilogram.

Kemudian, pesawat dipasang mesin dengan kekuatan 3300 cc berbahan bakar pertamax. Pesawat bisa digeber sampai ketinggian maksimal 14 ribu kaki dengan kecepatan 130 knot. "Tapi kalau untuk terbang lebih nyaman cukup di bawah 10 ribu kaki," ujarnya.
Untuk bahan yang digunakan, kata Budiman, memang masih mengandalkan bahan-bahan impor karena hampir 95 persen berbahan komposit kimia."Untuk komposisi bahan 10 persen lokal, dan sisanya sementara ini impor dari Australia. Tapi, untuk bahan-bahan pendukung lain semuanya lokal," terangnya.

Perakitan sudah dilakukan sejak tiga bulan lalu oleh siswa kelas dua dan kelas tiga dari jurusan Air Frame dan Power Plant. Selama perakitan, para siswa didampingi para instruktur maskapai penerbangan Garuda Indonesia Airways, Lion Air, TNI Angkatan Udara (AU), dan Federasi Aerosport Indonesia.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto mengatakan, biaya perakitan ini seluruhnya dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Pembinaan SMK.“Kami juga pernah mengajukan bantuan untuk perakitan mobil, tapi belum disetujui. Y`ng disetujui malah perakitan pesawat,” tuturnya.

Selain pesawat, kata Taufik, para siswa SMK Jakarta juga sudah ada yang merakit laptop, televisi, dan sepeda motor. “Kami malah (SMK Jakarta) pertama yang merakit motor di Indonesia,” ungkapnya.Menurut Taufik, kebijakan untuk produksi massal itu tergantung dari komitmen pemerintah pusat dan Pemprov DKI Jakarta. (sj)
• VIVAnews

Tidak ada komentar: